10|Sebuah Harapan

135 28 7
                                    

Playlist|Rindu Sendiri <iqbaal Ramadhan>

Bagaimana aku jatuh hati padamu?dan kenapa harus kamu?

***

Kakinya terus berlari seolah ada seseorang yang mengejarnya, sepulang sekolah Airell langsung berlari menuju tempat yang telah di tunjukan oleh Kenan tadi, ia tak mau pertemuannya kali ini di rusak oleh Ressy dan Karin, bisa bisa gagal lagi.

Dari arah yang sudah dekat Airell bisa melihat seseorang dengan tampilan rapih nya sedang berdiri di dekat sepeda motor berwarna hitam, tanpa ragu ia mendekati seseorang tadi dengan senyum sumringah nya.

"Kak?" Panggil Airell.

Kenan dengan cepat menoleh ke belakang, orang yang ditunggu nya sedari tadi akhirnya datang.

"Udah pulang?" tanya Kenan sekedar basa basi.

"Udah, kakak bener-bener manggil aku kan?" tanya Airell hanya ingin memastikan.

Kenan tersenyum kecil, "iyalah masa orang lain, yang gue kenal di kelas lo ya cuman lo doang."

Airell tersenyum kikuk, mengapa ketika di dekat Kenan otaknya sangat lambat untuk merespon.

"Kenapa harus manggil aku?" tanyanya kembali, Airell bingung pasalnya mengapa bubuk rengginang sepertinya bisa dilirik serpihan berlian seperti Kenan?

"Kan kemarin gue janji hari ini bakal ngajak lo jalan," jawabnya santai membuat Airell panas dingin.

"Oh, yaudah ayo!" mimpi apa Airell semalam sampai diajak jalan cogan? apakah ini balasan atas kesabarannya menghadapi Alden dan budak-budak nya selama ini?

Kenan menaiki motor sport nya lalu memberikan helm untuk Airell, dengan senang hati Airell menerimanya, bahkan helm nya pun harum semerbak. Tak ingin lama-lama, Airell pun langsung menaiki motor itu.

"Udah?"

"Udah kak."

Motor pun berjalan membelah jalanan kota Jakarta yang padat oleh kendaraan, Airell bingung harus berpegangan pada apa, masalahnya motor milik Kenan model sport, kalian tau lah bagaimana posisi duduk Airell saat ini. Ia melihat tangannya, dengan ragu akhirnya dia hanya bisa memegang tas Kenan, tak apa lah dibonceng saja sudah cukup bagi Airell.

"Kak kita mau kemana?" tanya Airell setengah berteriak agar terdengar oleh Kenan.

Kenan melirik pada kaca spion yang menampilkan wajah Airell,"nanti juga tau."

Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara keduanya, Kenan yang fokus dengan jalanan dan Airell yang masih bingung akan diajak kemana oleh Kenan.

Tak lama motor pun akhirnya menepi, Airell turun saat Kenan menyuruhnya. Ia melepas helmnya lalu memberikannya kembali pada Kenan.

Airell melihat ke sekitarnya, disana nampak begitu asri dengan pohon-pohon rindang disepanjang jalan, disebelah kanannya Airell melihat dua bangunan yang tidak terlalu besar, yang satu sepertinya toko buku dan yang satunya lagi warung kopi kecil namun terlihat nyaman.

Sumpah, seumur-umur Airell tak pernah menginjakan kaki di toko buku, bahkan perpustakaanpun tak pernah. Novel yang sering ia baca hanya lah pinjaman dari Karin.

"Ayo!" ajak Kenan karena Airell sedari tadi hanya diam.

"Hah? kemana?" bingungnya.

"Ke toko buku, gue lagi butuh buku buat nanti ulangan," Airell mengangguk mengerti, Kenan berjalan duluan didepannya. Airell melihat kedua tangannya yang tak pernah tersentuh oleh siapapun, sungguh miris.

ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang