7|Hukuman

196 33 4
                                    

Suatu saat nanti pertengkaran kecil seperti ini yang akan kamu rindukan

***

"RELLL!!!" Teriak Ressy sangat heboh membuat beberapa pasang mata menatap mereka aneh.

"Apaan? Bisa gak kecilin dikit aja suara lo, udah kaya kaleng rombeng tau gak" Airell benar benar pusing hari ini, baru saja ia terlepas dari kelakuan jahanam Alden.

Ressy benar benar tak mengerti perasaanya buktinya sekarang dia malah jingkrak jingkrak seperti orang gila.

"Ci diem dulu plis, gue lagi pusing!" Ucap Airell pasrah lalu menenggelamkan kepalanya dengan kedua tangan.

"Ga bisa, kita butuh penjelasan!" Keukeuh Ressy dibalas seruan tak kalah heboh dari Karin.

Airell mendongkak dengan wajah lelah "penjelasan apa? Kita gak ada hubungan lebih ci, inget gue masih normal, kalo mau nganu nganu sama Karin aja,"

Karin melotot tak Terima, dengan tidak langsung Airell menyebutnya wanita tak normal.

"Dih jijik, gue juga masih normal!"

Jari telunjuk Ressy tiba tiba terangkat memberi isyarat agar mereka berdua diam, matanya menatap Airell horor, Airell menjauhkan kepalanya dari Ressy tapi Ressy malah semakin mendekat hingga deru nafasnya bisa Airell rasakan.

"Lo pake pelet apa? " Airell kaget, jari telunjuknya terangkat untuk menjauhkan wajah Ressy.

"Pelet apaan maksud lo?" Bingung Airell, dari mana Ressy mendapat fikiran suudzon seperti itu.

"Jangan bohong Rell, gue gak akan marah kok, malah kalo lo ngasih tau gue juga mau pake," Bukan Airell saja yang dibuat bingung tapi juga Karin.

"Pelet apaan? Ngaco lo!" Kini Airell berdiri sambil menenteng tasnya hendak pergi.

"Rell plis jawab jujur!" Tangan Ressy menangkup wajah Airell, matanya mencari letak kebohongan Airell.

Karin menoel punggung Ressy sambil menyodorkan kotak kecil berisi benda benda bulat berwarna warni.

"Ci makan dulu, otak lo mulai geser," Karin menyodorkan kotak itu pada Ressy yang dibalas gelengan olehnya.

"Ga usah, Gue baru makan tadi," Ressy kembali menatap Airell berharap kini Airell menjawab pertanyaannya dengan jujur.

"bener lo gak pake pelet?" Tanyanya yang kesekian kali, Airell benar benar heran pada Ressy, ada angin apa hingga Ressy berfikir ia memakai pelet?

"Engga ci, dah ah gue pulang duluan, ngeri lama lama deket lo," Lagi lagi kakinya yang hendak pergi ditahan oleh Ressy.

"Gue masih butuh penjelasan dari lo, gimana kalo kita nginep aja dirumah lo mumpung besok libur," Karin mengangguk semangat lain hal nya dengan Airell, ia nampak berfikir sejenak, apakah kehadiran Ressy dan Karin akan mengubah kamarnya yang sangat rapi?

"Ayo berangkat, jangan kebanyakan mikir!" Airell belum menjawab namun Ressy sudah mendorongnya pergi dari kelas, hari ini ia sangat sial, Ressy benar benar teman laknat baru saja ia membayangkan betapa nikmatnya tidur malam ini dengan ketenangan, tapi apa boleh buat.

***

Matahari kian tenggelam berganti gelapnya malam, kini mereka bertiga sudah siap dengan piama masing masing, Ressy dan Karin benar benar niat buktinya sekarang Airell terpaksa menggunakan piama berwarna warni berbentuk unicorn, seumur umur ia baru memakai pakaian semacam ini.

Kamar bercat abu putih itu sudah tak berbentuk, guling dan bantal entah kemana perginya, kamar yang tadinya sangat rapi sekarang sudah seperti kapal pecah, Airell memijat kepalanya yang pening melihat kelakuan kedua temannya ini. Ia merebahkan tubuhnya di bawah lantai sedangkan Ressy diatas kasur dan Karin berbaring disebelahnya.

ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang