3. The Zicron of Sorrow: Past

235 24 5
                                    

The Zircon of Sorrow
Past
|Masa Lalu|


Yeoboseyo? Oppa? Kau sudah menemukannya?"

[Ajik~ jiyeon-ah~ kau pulanglah, biar kami yang mencarinya]" myungsoo kembali membujuk, jiyeon sejak tadi terus memaksa untuk mencari jihoon. Ia merasa sangat takut saat ini, seakan sesuatu yang buruk akan terjadi

Shiro~! Adikku menghilang, aku tidak mau pulang sebelum menemukannya!" Ungkap jiyeon frustasi

[Jiyeon-ah~ oppa mohon~]" jiyeon tetap bersikukuh

[Kau dimana sekarang sayang? Oppa akan menemanimu mencarinya]" suara myungsoo terdengar lelah. Lelaki itu sejak tadi terus mencari jihoon juga jiyeonnya yang entah kemana.

Myungsoo panik. Jiyeon baru saja keluar dari rumah sakit. Dia tidak ingin gadisnya terluka lagi.

Anhiya~ kita harus berpencar, aku harus menemukan adikku secepatnya. Hiks oppa~ aku takut terjadi sesuatu pada jihoonie" jiyeon menangis, ia terus berkeliling mencari jihoon

[Sayang tenanglah, kita akan menemukannya dan ia akan baik-baik saja. percayalah pada oppa hm~]"

Jiyeon mengangguk berusaha memberi sugesti agar dirinya tenang, kemudian mengusap air matanya "ne~ oppa~"

-PIP-

Namun tak bisa ditahan lagi, Jiyeon kembali menangis, mencari sang adik dengan penuh kecemasan. Berharap ia akan segera menemukan sang adik dan memastikan ia baik-baik saja

Hiks jihoon-ah~ eodiseo?" jiyeon meremat jemarinya, berkeliling panik mencari sang adik

Noona~" suara yang sangat jiyeon kenal menyapa indra pendengarnya. Suara yang terdengar lemah itu membuat jiyeon refleks menoleh, dan seketika tangisnya pecah saat menemukan jihoon berdiri di belakangnya

Jihoon-ah~!" jiyeon berlari memeluk sang adik yang hanya diam

Kau kemana saja hm? Noona sangat khawatir" jiyeon menangkup wajah pucat sang adik, jiyeon semakin khawatir karenanya

Kajja~ kita harus pulang, kau kedinginan" jiyeon menarik lengan kiri jihoon, namun sang adik hanya diam

Noona~" panggilnya pelan

Ne? kau membutuhkan sesuatu?" jiyeon kembali memandang cemas sang adik. Wajah pucat jihoon dan sorot matanya yang terlihat pedih membuat jiyeon cemas, ia takut dan sangat khawatir

Dan begitu menyadari ekspresi jihoon yang semakin depresi, jiyeon mengerti "jihoon-ah~ ini bukan salahmu~ kumohon lupakan masalah itu hm? Noona tidak marah~ noona mohon" Jiyeon terus membujuk

Jiyeon-ah"

-DEG-

Jiyeon terkejut, kini jihoon memandang lekat dirinya dengan senyum yang cukup mengerikan

J-jihoon?"

Aku bukan jihoon! Aku appamu jiyeon!"

-DEG-

A-anhi!" jiyeon menggeleng saat kini jihoon mengangkat tangan kanannya, sebuah pisau ada digenggamannya dan siap untuk melukai jiyeon

Anhiya~! Kau bukan appa~ kau jihoonie~ jihoon-ah~ apa yang terjadi padamu hiks jihoon-ah~?" jiyeon menangis, ia melangkah mundur saat jihoon kini mendekatikan dengan senyum penuh kebencian

Aku membenci jihoon, aku memukulinya dan aku menyiksanya saat ia berkunjung ke rumah ketika kau dan chanyeol tak ada, aku membuatnya takut padaku. Dan itu mengapa ia membunuhku. Park jihoon, dia membunuhku dengan sengaja!" teriak jihoon penuh amarah

The Secret Of Happiness [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang