Part 4 : First Day

896 108 14
                                    

CHOCOLATE IN LOVE
.
.
.
Happy Reading

Irene mengerjapkan kedua netranya dengan cepat. Ia menggigit jari-jarinya dengan gemas. Saat ia terbangun dari tidurnya, ia melihat ke arah sekeliling ruangan dan menyadari bahwa itu bukanlah ruangannya.

Ia segera terduduk dari baringnya dan menepuk-nepuk kedua pipinya sedikit keras. Hanya untuk memastikan, dan ternyata ia menyadari bahwa semua kejadian kemarin bukanlah mimpinya begitu ia meringis kesakitan di area pipinya.

Irene memekik malu sembari menenggelamkan wajahnya di balik selimut abu-abu. Kemudian mengeluarkan kedua tangannya dan memperhatikan jari manisnya yang terlingkar sebuah cincin pernikahannya. Ia mengelus permukaan cincin itu sembari tersenyum malu.

Ia kembali terduduk begitu teringat sesuatu. "Kemana pria itu? Apakah ia tidak tidur semalaman?" Astaga apa yang ia pikirkan? Apakah ia sangat terlihat jika ia menginginkan tidur bersebelahan dengan pria itu?? Irene menggelengkan kepalanya cepat seolah-olah berusaha menghilangkan rona merah muda di wajahnya.

Ia akhirnya melangkahkan kakinya turun dari tangga untuk mencari keberadaan pria itu.

Irene celingak-celinguk kesana-kemari tapi tidak menemukan sosok Sehun. Hingga akhirnya ia menemukan seonggok tubuh yang sedang tertidur pulas di sebuah sofa panjang dengan menjadikan bantal sofa sebagai gulingnya.

Irene berjongkok untuk melihat wajah Sehun yang ada didepannya itu. Pria itu tampan, bahkan sangat tidak manusiawi. Tapi, pria itu selalu bersikap menyebalkan namun ada kalanya ia menemukan sosok hangat dari sisi pria itu. Terlihat dari kejadian kemarin, saat mereka mengunjungi panti asuhan.

Tanpa ia sadari, kini tangannya menyentuh anak rambut Sehun yang berusaha menutupi dahi bening milik pria itu dan menyingkirkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa ia sadari, kini tangannya menyentuh anak rambut Sehun yang berusaha menutupi dahi bening milik pria itu dan menyingkirkannya. Ia sedikit mengernyitkan dahinya kala ia merasa suatu benjolan kecil di kepala pria itu. Sedetik kemudian ia terkekeh karena mengingat kejadian dimana kepala Sehun terpentok atas pintu mobil.

Irene berdiri dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia membuka lemari dapur satu per satu untuk menemukan dimana letak kotak P3K dan baskom.

Setelah ia menemukan baskom, ia membuka lemari pendingin dan mencoba untuk mengeluarkan es batu dari pencetaknya.

"Astaga, kenapa ini sangat keras?" Irene mencoba untuk memutar gagang pencetak agar bongkahan es batu itu keluar. Sampai akhirnya ia mengeluarkan seluruh tenaganya dan berakhir es batu itu terjatuh dan berceceran dimana-mana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHOCOLATE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang