Part 2 : A Warm Man

994 135 20
                                    

CHOCOLATE IN LOVE
.
.
.
Happy Reading ❤

Menjadi seorang anak konglomerat bukanlah sesuatu yang menyenangkan baginya. Jika saja ia dapat memilih terlahir di keluarga manakah dia, mungkin ia lebih memilih terlahir di keluarga biasa saja asalkan memiliki keluarga harmonis yang memanja dirinya.

Bukan berarti ia tidak dimanjakan oleh kedua orang tuanya, ia bahkan sangat dimanja dengan harta benda yang dimilikinya, dapat membeli apa saja yang ia inginkan, namun bukan itu yang ia inginkan. Yang ia inginkan adalah perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Bae Irene, Irene dikatakan seseorang yang sangat beruntung memiliki kehidupan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bae Irene, Irene dikatakan seseorang yang sangat beruntung memiliki kehidupan seperti itu. Teman-temannya bahkan merasa iri dengannya. Apa yang mereka irikan? Irene memang memiliki sesuatu yang menjadi impian semua orang, namun tidakkah mereka paham bahwa ia tidak membutuhkan semua itu, ia hanya menginginkan kasih sayang yang orang-orang dapatkan layaknya seorang anak.

Seperti sekarang ini, lagi-lagi tidak ada yang bisa ia lakukan. Berdiam diri di rumah besar miliknya tanpa melakukan apa-apa itu sangat membosankan, terlebih lagi hanya ada dirinya dan pelayan-pelayan lainnya. Oleh karena itu, ia memilih untuk keluar sekedar berjalan-jalan.

Jika kalian bertanya, dimanakah kedua orang tuanya? Maka jawabannya hanyalah 'Sibuk'. Selalu melakukan perjalanan bisnis keluar negeri tanpa menyadari ada seorang gadis yang sudah beranjak dewasa itu menunggu untuk diperhatikan walau hanya sedikit.

Irene berjalan di trotoar jalan yang didereti dengan berbagai toko. Ia melangkahkan kakinya tanpa tau tujuan kemana dia akan pergi. Ia menghentikan langkahnya tatkala ia melihat sebuah keluarga kecil, dimana orang tuanya tersenyum bahagia melihat putri kecil yang ada di gendongan sang ayah. Ia memasang raut sedih di wajahnya, ia menginginkan hal itu terjadi walau untuk sekali saja.

Memang, sejak kecil ia sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya untuk melakukan perkerjaan bisnis di luar negeri. Ia dirawat dan dibesarkan oleh Kim ahjumma yang merupakan seorang ketua pelayan di rumahnya.

Tidak ingin perasaan sedih itu membuncah di hatinya, ia segera mengalihkan pandangannya dan menghela napasnya seakan-akan berusaha mengendalikan linangan air mata yang ada di pelupuk matanya itu agar tidak merembes. Baru saja ia kembali ingin melangkahkan kakinya, ia terkejut kala selebaran yang terbang mengikuti arah angin hinggap di wajah cantiknya.

Ia memegang selebaran itu dan sedetik kemudian memasang wajah yang berbinar. Itu adalah selebaran lamaran untuk les membuat cokelat. Cokelat, ia sangat menyukainya. Dan dengan antusiasnya, ia sekarang melangkahkan kakinya dengan percaya diri sebab ia sudah menemukan tempat yang akan ia tuju.

Irene membuka pintu masuk 'Coffee&Chocolate Cafe' dengan antusias. Baru saja ia ingin menghampiri seorang pria yang sepertinya tampak sibuk mengemas sesuatu, ia sudah di interupsi.

CHOCOLATE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang