Prolog + Main Cast

3.4K 257 10
                                    

"Tinkerbell has always been there for Peter. And Peter? He chose Wendy."

"But wait... How about Terence?"

***

"Mimpi lo tuh aneh tau nggak El?"

Elea Aruna Wijaya yang akrab di sapa El ini langsung memutar bola matanya malas. Bukan apa-apa, hanya saja Elea sudah bosan dengan kata-kata Kaesar—sahabat satu-satunya itu. Memangnya apa salahnya menjadi pustakawan?

"Punya mimpi itu yang tinggian dikit coba El," Protes laki-laki yang berdiri di depan Elea itu. "Pantes aja ya badan lo nggak tinggi-tinggi."

Oke cukup.

Elea sudah muak dengan percakapan mereka. Elea yang dari tadi bisa mengacuhkan semua kata-kata menyebalkan Kaesar kini sudah tidak bisa mengacuhkan lagi.

"Kalau gitu coba lo sebutin contoh mimpi yang tinggi itu apa?" tantang Elea.

Cuma Elea satu-satunya orang yang bisa membuat Kaesar Aldevaro itu berpikir keras. Biasanya perempuan-perempuan lain yang dibuat berpikir dengan sikap Kaesar yang terkadang absurd itu. Tapi selalu Elea dan Elea. Setidaknya itu yang Elea tau dari Kaesar. Lagipula Kaesar tidak mungkin berbohong padanya kan? Karena sejak mereka berumur lima tahun mereka memang selalu bercerita tentang hampir semua hal.

Hampir? Ya hampir. Karena ada satu rahasia yang Elea tutup rapat-rapat dari Kaesar.

Rahasia apa itu?

Sahabat Kaesar itu punya perasaan lebih dari sahabat untuknya.

Elea mencintai Kaesar dari sejak mereka berumur lima tahun. Dan sejak lima tahun itulah Elea menyembunyikan semuanya sampai mereka kini baru masuk tahun pertama SMA mereka.

Tapi bukankah itu cukup lama? Lebih dari sepuluh tahun dan Elea benar-benar sanggup menahannya. Elea tidak ingin merusak persahabatan mereka terlebih Kaesar tidak pernah meliriknya sebagai seorang perempuan yang ingin dijadikan kekasih.

"Jadi apa? Nggak bisa jawab kan lo ya?" cibir Elea sambil membetulkan letak posisi kacamatanya karena merasa ia akan memenangkan perdebatan bodoh ini.

"Ada."

"Apa?"

"Jadi istri gue," sahut Kaesar yang berhasil membuat Elea terdiam mematung. Kaesar tertawa sementara Elea berusaha susah payah untuk tidak salah tingkah karena ucapan Kaesar yang tiba-tiba itu. "Tinggi banget kan?"

Elea tersenyum menyeringai. "Iya... tinggi banget. Sampai karena terlalu tinggi gue sama sekali nggak bisa gapai," gumam Elea dengan suara sekecil mungkin.

"El... El..."

"Apa lagi?"

"Gue kayaknya jatuh cinta."

Elea langsung menepuk jidatnya lalu geleng-geleng kepala. "Astaga Kaesar... Baru juga seminggu lo putus dari Maura lo udah naksir cewek lagi?"

Kaesar mengangguk.

"Kaesar Aldevaro."

"Ya?"

"Get out!" kata Elea yang langsung mendorong tubuh jangkung Kaesar itu keluar dari Perpustakaan Sekolah mereka.

"Tapi El-"

"Nggak ada tapi-tapian," kata El yang langsung menutup pintu Perpustakaan.

"El nanti gue tunggu di Parkiran ya?"

Elea masa bodoh dengan kata-kata Kaesar. "Apa lo? Mau ngeledekin gue hah?" kata Elea pada tempat pensil bergambar Tinkerbell miliknya itu. Elea benar-benar menyukai tinkerbell karena menurut Elea kisahnya itu mirip seperti Tinkerbell yang diam-diam mencintai Peter tapi Peter justru mencintai Wendy bukan Tinkerbell.

"Nggak kok."

Elea terkejut begitu melihat laki-laki memakai dobok—seragam taekwondo muncul di hadapannya kini. Bukan hanya terkejut tapi Elea malu juga karena tadi Elea marah-marah sendiri pada tempat pensilnya.

"Lo... ngapain disini?"

Laki-laki yang menurut Elea lebih aneh dari Kaesar karena memakai seragam taekwondo di Perpustakaan itu menunjukkan buku yang di pegangnya. "Mau pinjem buku," Sahutnya santai lalu memberikan bukunya pada Elea yang memang saat ini tengah bertugas menjaga Perpustakaan itu.

Elea malu karena sudah bertanya hal aneh padanya dan langsung segera mencatat bukunya dalam catatan peminjaman lalu memberikannya pada laki-laki itu.

"Thanks ya," Kata laki-laki itu yang kemudian tersenyum pada Elea. "Tinkerbell."

***

CAST :

CAST :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hei TinkerbellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang