"You just think lovely wonderful thoughts and they lift you up in the air."
- Peter Pan, J.M. Barrie
***
"Gue mau Tinkerbell lo."
Kaesar berpikir sejenak mendengarkan kata-kata laki-laki yang ada di hadapannya.
Tinkerbell? Oh mungkin maksud dia gantungan kunci berbentuk peri yang pernah Elea kasih padanya?
Kaesar menahan tawa melihat laki-laki yang di depannya ternyata menyukai hal-hal lucu seperti perempuan-seperti Elea.
"Lo seriusan cuma minta itu?" tanya Kaesar sambil menahan tawanya.
Dia mengangguk dan Kaesar semakin susah payah menahan tawanya lagi.
"Ini lo kaya kura-kura yang nantangin kelinci buat lomba lompat demi itu doang," ujar Kaesar.
"No problem, gue suka tantangan soalnya."
"Oh iya sebelumnya nama lo siapa?"
"Kenzo Pradipa Mahawira."
Bukan nama yang asing bagi Kaesar. "Oh lo anak yang punya Pradipa group?" tanya Kaesar menyebut salah satu nama Perusahaan besar di Insonesia itu.
Kenzo menarik sudut bibir kirinya. "Soal keluarga gue nggak ada hubungannya sama pertandingan kita ini."
Kaesar mengangguk-anggukkan kepala. Kenzo terlihat sangat angkuh pikirnya.
Kaesar menatapi Kenzo lagi. "Tapi keuntungan apa yang bisa gue dapat dari lo?" tanya Kaesar lagi yang sampai saat ini belum menemukan keuntungan yang bisa dia dapat dari taruhan kilat ini. "Jangan bilang lo bakal kasih saham Perusahaan keluarga lo ke gue?"
Kenzo menggelengkan kepalanya. "Nggak lah. Itu mah punya keluarga gue."
"Lah terus gue dapat apa?"
"Gue bisa dapetin banyak informasi yang lo butuhin soal Sekolah ini, isi serta seluk beluknya," jelas Kenzo.
Bukan tawaran yang cukup menarik sebenarnya bagi Kaesar terlebih Kaesar punya Elea-sumber informasi pribadinya.
Kaesar mendesah lalu mengulurkan tangannya. "Yaudah deh deal."
"Deal," kata Kenzo tanpa membalas uluran tangan Kaesar.
Kaesar cuma bisa geleng-geleng kepala melihat sikap angkuh Kenzo tapi tidak terlalu Kaesar pikirkan. Toh sepertinya Kenzo hanya akan bermain-main dengannya sesaat setelah mendapatkan 'Tinkerbell' yang dia mau.
Kaesar lalu mendekati salah satu temannya untuk menjadi wasit permainan mereka.
Kaesar dan Kenzo pun bersiap di tengah lapangan. Begitu wasit meniup peluit-pertandingan dimulai.
Karena memang Kaesar yang sudah memilikibanyak pengalaman tentu saja skor pertama berhasil dicetak oleh Kaesar. Three point langsung. Kaesar tersenyum sombong pada laki-laki yang matanya terlihat penuh ambisi itu.
Tapi tak butuh waktu lama untuk Kenzo menyusul skor milik Kaesar. Kaesar bahkan sudah mulai merasa staminanya menurun tapi Kenzo terlihat masih penuh semangat.
Skor mereka selalu seri atau ketika salah satu mengungguli maka yang satunya mulai mengejar dan berhasil lebih unggul.
Dan tiga puluh menit akhirnya berlalu. Peluit dibunyikan pertanda permainan mereka berakhir.
Tebak siapa yang menang.
Dan Kenzo lah pemenangnya.
Kaesar duduk di lantai lapangan sambil meluruskan kakinya. Ia masih berusaha keras bernapas sementara Kenzo terlihat tidak kelelahan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Tinkerbell
Teen FictionAll you need is faith, trust and a little bit of pixie dust, and this story too of course. _Jungri lokal version_