Eerste

1.7K 214 19
                                    

"Aren't faeries supposed to be, like, really tiny? With wings and a wand and faerie dust?"

"I'm not Tinkerbell!"

- Rachel Morgan

***

"Jadi siapa nama ceweknya?"

Elea sebenarnya malas untuk bertanya hal yang akan membuatnya sakit itu. Tapi seorang Elea mana bisa mengacuhkan Kaesar.

Kaesar memberi isyarat pada sahabatnya yang bertanya itu untuk mendekat agar bisa berbisik.

Elea mendesahkan napasnya pasrah lalu mendekatkan telinganya pada Kaesar. Kaesar lalu menyebutkan satu nama dan berhasil membuat Elea terkejut.

"SERIUSAN LO NAKSIR ABEL?"

Kaesar langsung berdesut agar Elea mengecilkan suaranya sebelum orang-orang di Perpustakaan itu mendengarnya.

"Seriusan lo naksir Abel?" tanya Elea lagi dengan suara yang dipelankan.

Kaesar mengangguk sementara Elea geleng-geleng kepala.

"Lo gila Sar."

"Ya gimana El. Cinta itu terkadang nggak tau diri karena dia nggak bisa milih kepada siapa kita bisa jatuh cinta." Kaesar memberi alasan yang jujur saja Elea akui kebenarannya.

Elea merasakan itu. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak jatuh cinta kepada Kaesar—sahabatnya sendiri.

"Ya tapi kan Sar..."

"Kenapa?"

Gue cinta sama lo.

Inginnya Elea langsung mengungkapkan perasaannya saat itu juga agar Kaesar berhenti mencintai perempuan-perempuan lain. Tapi tentu saja tidak mungkin. Elea lebih takut kehilangan sahabatnya itu daripada ia yang harus mengubur perasaannya dalam-dalam.

"El, kenapa El? Kenapa gue nggak boleh naksir sama Abel sih?" tanya Kaesar terlihat frustasi

Elea memutar bola matanya. "Abel dua hari yang lalu kan baru jadian sama Jeremy," jelas Elea.

"Ya terus?"

"Ya berarti mereka saling mencintai dan menyayangi lah Sar..." kata Elea gemas. "Cari yang lain lagi coba Sar jangan Abel."

"Ya gue sayangnya sama Abel," sahut Kaesar keukeuh dan menatap Elea dengan tatapan yang sangat Elea pahami artinya. Elea paham betul tatapan Kaesar itu artinya apa ya maklum itu karena mereka memang sudah lama bersahabat.

"Nggak. Gue nggak mau bantu kalau itu," jelas Elea sambil geleng-geleng kepala.

"Kenapa nggak mau El? Biasanya juga kan lo bantu gue," kata Kaesar mengingatkan Elea atas jasa-jasanya yang sudah mengkhianati hatinya sendiri.

Elea melipat tangan di depan dadanya sambil menatap Kaesar dengan tatapan tajam. "Yang dulu sama sekarang kasusnya beda ya Kaesar. Dulu lo emang naksir sama cewek jomblo jadi gue bisa bantuin lo biar bisa deketin dia kapan aja. Nah sekarang lo naksir sama cewek yang udah punya 'pawang' ya gue males lah bantunya," jelas Elea yang masih tidak habis pikir dengan sahabatnya itu.

Terkadang Elea heran sendiri kenapa ia bisa jatuh cinta pada sahabatnya yang walaupun tampan tapi terkadang bodoh juga.

"Sekali ini aja deh. Karena gue ngerasa kalau Abel itu beneran jodoh gue."

"Nggak ah Sar! Gue pokoknya nggak mau. Lagian lo dulu juga bilang hal yang sama pas lo minta gue bantu lo deketin Maura," jelas Elea menolak keras. "Gue juga nggak mau nanti kan bisa bahaya kalau gue kecipratan karmanya."

Hei TinkerbellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang