Seseorang yang jauh hanya kupandang melalui jangkauan waktu. Sekilas kudapat melihat senyummu menarik keatas dengan kebahagiaan yang sedang kamu alami dengan seorang perempuan dihadapanmu sekarang. Senyum terlebar yang tak pernah kutemui semenjak kamu bersamanya.
Sedih menerima kenyataan, sudah dua tahun ini akibat dari senyum lebarmu bukanlah karenaku melainkan perempuan mungil, dengan balutan kain berwarna coklat tua di kepalanya. Kuakui perempuan yang kamu pilih memang sangat manis. Aku tidak bisa menyangkalnya. Dia sebayamu, tapi sepertinya dia dapat memenangkan beberapa egomu yang tak terkendali. Aku tahu betul egomu seperti apa, kamu memang menakutkan ketika marah dan egomu dengan leluasa menguasai seluruh tubuhmu hingga kamu bisa membuang apapun barang di sekitarmu.
Namun, yang kulihat ini darimu sangatlah langkah. Perempuanmu sepertinya tahu cara menjinakkanmu. Buktinya, hubunganmu sudah berjalan dua tahun. Mungkin menunggu beberapa bulan lagi kamu akan melaksanakan anniv-mu yang ke tiga tahun. Menakjubkan. Rasanya aku ingin bertemu dan segera berhadapan denganmu, bagaimana perasaanmu yang sudah menjalani hubungan cukup lama dengan perempuan yang kamu lindungi itu. Apakah kamu ada perubahan besar? Bagaimana dengan kebiasaanmu yang suka mengusap telinga? Seperti yang kamu lakukan padaku dulu.
Aku ingat bukan? Sure, i'm remember that thing i know, i'm a safe. Terkadang aku sangat gila merindukanmu. Bahkan ciuman pada sore hari setelah sepulang sekolah dahulu dan saat itu umurmu akan menginjak sembilan belas tahun, kamu malah melepas masa lajang pada bibirmu. Begitupun denganku yang dibawahmu setahun. Saat itu, kita seperti tersihir tidak takut akan dosa. Lucunya. Namun, kamu menyangkal. "Tidak, aku hanya melaksanakan masa mudaku sebelum tua."
Itu dia pembelaan polos dari remaja delapan belas tahun setengah. Tetapi aku dapat mengerti maksudmu. Kamu ingin membuat kenangan bukan di masa sembilan belas tahun denganku?
Tapi, entah kenapa apa aku tidak yakin apakah kamu masih mengingatnya atau tidak. Kamu seperti telah tenggelam dengan perempuan manis itu. Hidupmu seakan hidupnya. Pahit melihatnya, namun ada sedikit rasa lega melihatmu bahagia.
Bagaimana tentang lagu? Aku harap lagu pada saat kita nyanyikan bersama, jangan kamu membuat kenangan dengan perempuanmu sekarang ya? Aku mungkin akan sangat sedih. Kamu bisa berjanji padaku? Sepertinya saat ini aku tidak bisa yakin lagi pada janjimu.
Ah, pameran lukisan. Kamu mengingatnya tidak saat sepulang sekolah aku menjemputmu dikelas namun kamu melarangku untuk kembali pulang? Kamu merajuk ingin mengajakku melihat pameran lukisan yang terbuka untuk umum di pusat kota. Aku tahu itu bukan seleramu. Namun, saat kamu mengatakan 'waktu kita tak banyak lagi untuk bertemu' membuatku sadar akan satu hal. Betapa kamu sangat menghargai waktu demi diriku. Saat itu kamu menjadi murid tertua di sekolah. Kamu akan semakin dekat dengan mimpimu. Memang agak geli, tapi jujur aku bahagia. Aku ingin mengulangnya. Untuk sekarang sepertinya mustahil yakan?
Mengingat masa itu membuatku takut akan bertemu denganmu. Sepertinya kita takkan bisa bertemu dengan perasaanku saat ini. Bukankah aku suka menyukai masa lalu? Aku takut akan satu hal jika aku bertemu denganmu. Mungkin aku akan memelukmu atau tidak menggenggam tanganmu dan tidak akan kulepas lagi. Aku bisa membayangkan reaksimu. Ah, memalukan. Sepertinya memang tidak bisa bertemu.