Fragmen 15. Permainan Berbahaya

10K 233 13
                                    

Jangan masukkan cerita ini ke daftar bacaan 18+ ente!

Jangan malu vote dan komen (nulisnya lama ini cuk)

Jangan lupa follow akun @Jaya_Suporno dan @JayaSuporno

_____________________________________________

Kau selalu memulainya dengan satu langkah kecil. Kaki Siska masih terasa bergetar ketika ia melepaskan penutup terakhir tübühnya, tapi setelah 10 langkah, degupan kencang di jantungnya perlahan berganti dengan sesuatu yang lebih menyenangkan!

Sesuai kesepakatan, seluruh pȧkȧïȧnnya disimpan oleh Kinan dan Badeng, ─tentu saja, yang menunggu di ujung satunya. Belajar dari pengalaman masa lalu, pilihan itu terdengar lebih bijaksana ketimbang mengalami nasib yang sama seperti Kinan tempo hari.

Dȧlȧm permainan ini, Siska tidak diperbolehkan mengenakan alas kaki. Kinan mengharuskan Siska menjalani semua hanya dengan mengenakan pȧkȧïȧn kelahiran.

Air sungai sebatas mata kaki mengalir indah di ujung-ujung jarinya yang berjingkat riang. Ȧlïrȧn jernih yang berasal dari mata air di püncȧk gunung itu bahkan menampakkan bebatuan vulkanis yang berkilau di bawahnya. Rasanya seperti berjalan di atas lapisan kristal, Siska menakjubi pemandangan indah di sekelilingnya. Tebing-tebing batu yang mengurung sungai kecil ini memberikan perlindungan sėkȧligus rasa aman. Setidaknya hingga beberapa ratus meter ke depan, tapi tetap saja berjalan dȧlȧm keadaan tėlàṅjàṅg bulat di tempat seterbuka ini menimbulkan desiran-desiran indah yang membuat sudut bibir Siska tak henti melengkung ke atas.

Senjakala menyisakan cahaya jingga yang menyusup dari celah-celah daun di atas kepala. Sementara di depannya membentang tumbuhan perdu yang ditumbuhi epifit dan semak-semak paku yang menggeseki kulitnya yang tėlàṅjàṅg. Siska tidak bisa menahan senyum yang menggantung ketika pȧntȧt dan pȧngkȧl pȧhȧnya bersentuhan dengan tȧjük-tȧjük daun yang diliputi embun.

Rasakanlah partikel-partikel udara dingin yang membelai kulit tėlàṅjàṅgmu. Aroma tanah yang tercium jelas setiap kali engkau menarik napas. Juga bentangan warna hijau jamrud dari lumut yang memenuhi dinding-dinding terjal di kiri kanannya. Mata Siska memejam menïkmȧti kebebasan yang melekat dȧlȧm setiap keindahannya. Sepasang kakinya yang tėlàṅjàṅg bergerak melangkah di atas batu licin atau serpihan kayu mati. Rasanya ia seperti Alice yang mengikuti kelinci putih memasuki terowongan yang mengarah menuju negeri fantasi. Hingga tak terasa semakin jauh pula Siska dari titik awal petualanganya.

Lalu Siska menoleh ke belakang. Ujung lorong itu terlihat semakin jauh. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat menyadari betapa rawan dan tereksposnya dirinya kini. Syaraf-syarafnya tėgȧng mengantisipasi kemungkinan bahwa ia berpapasan dengan orang lain di tempat terpencil ini, bagaimana cara menjelaskan ketėlàṅjàṅgannya? Langkah Siska terlihat semakin meragu, tapi kembali pun terdengar muskil karena tak ada siapapun yang menunggunya di sana.

Semakin ia berjalan, tebing-tebing di kiri-kanannya semakin melebar dan melebar, hingga berujung pada sebüȧh tempat terbuka persawahan terbuka. Siska bisa melihat pematang-pematang bertingkat yang mengėlïlingi. Beberapa petani terlihat berjalan di antara rumpun padi yang menguning. Sementara ibu-ibu berkemben terlihat mencuci tak jauh dari tempatnya berdiri.

Menyadari kehadiran Siska, seorang menolehkan kepala. Refleks Siska menyilangkan tangan di depan dȧdȧ dan tersenyum canggung. Mencari alibi, Siska membenamkan diri dȧlȧm ȧlïrȧn air, berjongkok dan pura-pura buang air kecil. Berharap kehadirannya tidak mengundang kecurigaan. Siska akan mati kutu jika ditanya kenapa berjalan-jalan tanpa mengenakan pȧkȧïȧn sėhėlȧïpun.

Naked Adventure ™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang