Fragmen 9. Fragmentasi Mental

10.4K 235 29
                                    

Jangan masukkan cerita ini ke daftar bacaan 18+ ente!

Jangan malu vote dan komen (nulisnya lama ini cuk)

Jangan lupa follow akun ini dan akun JayaSuporno

_____________________________________________

Matahari yang menyusup dari tembok batu bata yang sudah dobol membentuk garis-garis cahaya yang jatuh di atas tübüh tėlàṅjàṅg Kinan. Tanpa terasa, rotasi bumi pada porosnya telah mengembalikan hari kembali paginya yang sediakala.

Kinan menggėlïat malas. Tübühnya masih pegal-pegal karena dipaksa melayani nȧfsü bejat Badeng semalaman dan tidur beralaskan tanah. Tangan Kinan menggaruk-garuk kulitnya bentol-bentol setelah dijadikan hidangan prasmanan bagi bangsa kepinding dan nyamuk. Sėrȧngga-sėrȧngga penghisap darah itu tentu tidak akan melewatkan tübüh mȯntȯk yang tidur tėlàṅjàṅg bulat di tempat terbuka.

Onggokan arang kayu yang masih membara menggündük di sebelah kiri Kinan. Sisa-sisa unggunan api itu masih menebarkan kehȧngȧtan dan bergemereletak sesėkȧli. Hehehe, baik juga Badeng menyalakan api agar Kinan tidak kedinginan! Anak itu menggerakkan kaki dan merasakan ubang ȧnüs dan kėwȧnïtȧȧnnya perih dan terasa melar karena dipėrkȯsӓ nyaris sepanjang malam. Dipėrkȯsӓ, yah? Kinan membatin gėlï, karena jika persetübühan terjadi atas dasar konsensus suka sama suka, masihkah itu disebut sebagai 'pėrkȯsӓan'?

Tangan Kinan mengusap rambut pübïs dan sėlȧngkȧngȧnnya yang dipenuhi lengketan mȧnï yang sudah mengering. Hu-uh, semalem kayanya dimüncrȧtin di dȧlȧm yah, untung ini bukan masa subur Kinan! batin si mȯntȯk kesal, meski diam-diam dia mengenang keperkasaan sang pejantan yang membuatnya ȯrgȧsme berkali-kali. Tapi ngomong-ngomong soal Badeng, ke mana tuh orang? Yang bener aja, masa Kinan habis dipake ditinggalin begitu aja? dibayar dulu, kek! Hehehe, batin Kinan sambil mencari-cari keberadaan pemuda berengsek bertato serigala itu.

Suara percik geretan Zippo yang dipantik membuat Kinan menoleh ke arah halaman. Aroma tembakau bercampur cengkeh segera meruap di antara bau tanah dan embun pagi mengikuti langkah kaki yang terdengar mendekat. Sosok hitam kekar itu muncul dari balik ambang yang tak berpintu. Badeng melenggang santai hanya dengan berbalut sėhėlȧï kain jarik yang membebat tübüh bagian bawahnya. Sebȧtȧng rokok terselip di bibirnya yang dirimbuni brewok tebal. Dua büȧh tas kresek ditenteng di tangan dan segera dilempar kasar ke depan Kinan.

Kinan segera beringsut ke sudut, menyilangkan dua tangannya di depan dȧdȧ dan meringkuk untuk menutupi bagian-bagian tübüh yang disukai lelaki. Badeng tersenyum gėlï melihat Kinan yang semalam mengeluarkan kata-kata jorok kembali menjadi gadis mȧnïs yang malu-malu kucing.

"Sudah bangun?" Badeng bertanya basa basi, menghempaskan pȧntȧtnya di atas tumpukan balok kayu. Tangannya mengulurkan sebüȧh tas kresek berisi dua bungkusan daun pisang dan dua botol air mineral, satu untuk Kinan dan satu untuk dirinya yang segera dilalap Badeng di tempat itu juga tanpa mencuci tangan.

"Makan dulu," kata Badeng sok dingin, seperti tak ingin tampak terlalu perhatian pada anak itu.

Kinan tak langsung menjawab meski perutnya yang keroncongan setelah pertempuran semalam sudah mengancam bakal melakukan insurgensi jika tidak segera diisi. Karena gengsi barangkali, masa dirinya habis diėntȯt cuma dibayar pakai nasi bungkus? Tambahin gocap, kek! Kinan menggembungkan pipinya yang lucu. Tapi melihat Badeng yang makan dengan lahap nasi putih hȧngȧt yang masih mengepulkan uap, dengan lauk sate lilit, suwiran betutu, ayam sisit, serundeng kelapa, ditambah sambal matah membuat air liur Kinan menetes tanpa sadar. Dan tak perlu diminta untuk kedua kali Kinan langsung melahap nasi bungkus itu seperti orang yang baru saja puasa mutih 30 hari 30 malam.

Naked Adventure ™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang