Fragmen 14. Bab yang Hilang

7.2K 250 31
                                    

"Iya, jadi baju kamu disita! Terus kamu nggak boleh pakai baju sehelaipun sampai kita sampai hotel!" tantang Kinan sungguh-sungguh.

"Ih, malu ah! Kalau baju aku hilang gimana?"

"Tenang, aku dan bli Badeng ini yang akan menyimpankan. Jadi kamu nggak bakal khawatir baju kamu hilang!"

Wajah Siska agak bersemu, membayangkan dirinya berkeliaran di tempat umum tanpa mengenakan apa-apa sama sekali. Takut, tapi penasaran sekali membayangkan ia akan menjalani petualangan tėlȧnjȧng seperti Kinan itu!

"Sekarang buat pemanasan, kita cari makan dulu, tapi kamu cuma boleh pakai kain pantai ini!"

"Kinan! Tapi ini kan tipis sekali!"

"That, my darling Siska, is the point. Lagipula tidak ada yang kenal kamu di sini!"

Bibirnya yang lucu tak henti menggerundel, tapi Siska menurut saja ketika didandani Kinan dengan ser0n0k.

Selembar kain pantai tipis kini membebat tubuh Siska, tak seberapa tebal dan jelas sama sekali tak memadai sebagai penutup ȧürȧt. Bagian atas hanya sedikit menutup di atas pütïng, sementara bagian bawah menggantung tak jauh dari pangkal pȧhȧ. Sengaja Kinan menyisakan belahan yang cukup terbuka sehingga menampakkan pȧhȧ Siska setiap kali ia melangkah.

"Gila, sėksï banget kamu, Ka," puji Kinan sungguh-sungguh. "Iya nggak Badeng?"

"Sip, tapi pakai cardigans, nanti kalau sudah di dalam bisa dilepas," imbuh si cabul.

Siska mengangguk patuh. Sebuah topi Panama dan sunglasses dikenakan untuk melengkapi penyamaran.

Kedai makan itu terletak di sebuah pertigaan. Sederhana dan menjual sate ikan sebagai santapan. Aroma sedap lemak yang terbakar terhambur bersama asap dari tempat pemanggangan. Sudah ada beberapa pelanggan di tempat itu duduk menikmati hidangan di tempat makan (yang sialnya) lesehan!

Wajah Siska agak bersemu. Karena kalau dia duduk bersila, pastilah pantat dan vaginanya terungkap, dan kalau ia bersimpuh maka pȧhȧ dan pinggulnya yang akan tersingkap! Yang manapun adalah dua pilihan setan, maka Siska memilih opsi yang kedua.

Agak gemetar, Siska merendahkan tubuhnya, agar jangan sampai gerakannya menyingkap bagian-bagian yang tak perlu! Kinan dan Badeng duduk di depannya, tersenyum lucu melihat posisi duduk Siska yang serba salah. Ada sekelompok biker bertampang seram sedang makan siang di meja disebelahnya, dan sekeluarga yang terdiri dari suami-istri dan dua orang anak. Beberapa melirik sesekali ke arahnya.

Jantung Siska semakin berdebar, dan wajahnya semakin menunduk karena malu. Orang-orang itu pasti bisa melihat pütïngnya yang tercetak jelas karena mulai mengeras, lalu dalam posisinya yang bersimpuh itu, jelas sekali Siska tidak mengenakan dalaman!

Anehnya Siska justru merasa sangat sėksï, ada perasaan bangga yang saling bersenyawa dengan malu, yang justru membuatnya merasa sensual!

Sambil pura-pura membicarakan tempat wisata, Siska berusaha menikmati hidangan serileks mungkin, meski dari balik sunglasses-nya ia menyadari penuh bahwadirinya sedang menjadi pusat perhatian. Terlebih dari pemandu wisata berwajah jantan di depannya ini yang tak henti-hentinya memberi pujian gombal.

Tubuhnya terasa panas, dan Kinan benar, hanya dibutuhkan sedikit langkah kecil untuk memulai.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Mobil itu melintas di jalan tanah di antara sawah yang menguning. Badeng berencana mengambil rute raftingnya tempo hari dan keluar di dekat Singapadu, tapi belum sampai jauh tiba-tiba pemandu wisata itu menghentikan laju kendaraan, lalu turun dari mobil.

Naked Adventure ™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang