Fragmen 7. Petualangan Telanjang

10.3K 276 25
                                    

Jangan masukkan cerita ini ke daftar bacaan 18+ ente!

Jangan malu vote dan komen (nulisnya lama ini cuk)

Jangan lupa follow akun ini, dan akun serep JayaSuporno

_____________________________________________

Kinan terenggah-enggah sesaat, mengatur kembali detak jantungnya yang mėmbüru. Konsentrasi adrenalin yang kembali menormal membuat Kinan merasakan sakit di seluruh tübühnya yang lecet-lecet. Sandal gunungnya putus dan sebelahnya sudah hilang entah kemana. Kinan mencoba menopang badan dengan siku dan mendapati wajah sekujur tübüh bügïlnya kini dipenuhi lumpur. Railing besi di depan mata, dan tumbuhan genjer di kanan-kirinya. Kinan segera sadar dirinya telah terjerembab pada parit berair di tepi jalan raya.

Hu-uh. Sial banget, sih! gerutu Kinan menahan tangis. Baju dan motornya dicuri orang. Dirinya dikejar-kejar orang gila. Jatuh ke dȧlȧm got pula! Kinan mengembungkan pipinya kesal. Tapi ngomong-ngomong soal orang gila, bukan tidak mungkin kakek-kakek gila tadi mengejarnya sampai di sini! batin Kinan panik. Benaran saja, belum lama Kinan membatin begitu, tahu-tahu saja terdengar suara terkekeh-kekeh dari dȧlȧm hutan di belakangnya! Kinan langsung terkesiap waspada. Itu artinya tak ada jalan lain selain bergerak maju!

Di depannya adalah jalan raya Singapadu-Penelokan dan dilalui oleh truk pengangkut sayur dan pasir bahkan di malam hari, tapi itu masih lebih baik daripada berhadapan dengan kakek-kakek gila di dȧlȧm hutan. Lagipula jalan aspal itu tampak lenggang dan tak ada tanda-tanda kendaraan bermotor akan melintas, −setidaknya selama beberapa detik ke depan.

Kinan menarik nafas panjang, mengumpulkan segenap keberaniannya sebelum melompat melewati pembatas jalan.

Tübüh tėlàṅjàṅg Kinan segera disambut udara malam dan lampu jalan. Kinan segera menyadari betapa tereksposnya dirinya kini; di pinggir jalan raya dȧlȧm kondisi tėlàṅjàṅg bulat tanpa alas kaki hanya dengan lapisan-lapisan lumpur yang melumuri tübüh mȯntȯknya. Refleks Kinan menyilangkan tangan di depan dȧdȧ dan sebelah telapaknya di pȧngkȧl pȧhȧ. Sia-sia saja sebenarnya, karena pinggul dan pȧntȧt sïntȧlnya bakal menjadi tontonan gratis bagi seantero pengguna jalan....

Terpincang-pincang, Kinan melangkah menjauhi lokasi si kakek gila. Nafas Kinan mulai terdengar mėmbüru, entah karena kemungkinan kehadiran kembali si kakek, ataukah karena Kinan menyadari bahwa dirinya sedang berjalan di jalan protokol tanpa mengenakan sėhėlȧï bėnȧngpun. Kinan bisa merasakan udara malam yang membelai tübüh dan rambut-rambut pübïsnya yang tak terlindungi. Juga bongkahan kėnyȧlnya yang berguncang mengikuti langkah kakinya yang terpincang.

Menyadari bahwa dirinya bisa saja terpergok sewaktu-waktu oleh pengguna jalan dȧlȧm keadaan paling memalukan membuat jantung Kinan berdetak semakin kencang

Semuanya terasa seperti deja vu.

Badai adrenalin itu..... Perasaan tėgȧng takut ketahuan itu.... Sensasi ėrȯtïs itu....

Seribu satu perasaan yang membawa pikiran Kinan mengembara pada lorong-lorong masa lalu.....

Derum suara truk pengangkut pasir yang datang dari arah utara menyentak Kinan dari lamunannya yang mengawang ke masa lalu. Benar saja, sesaat kemudian sorot lampu depan sudah terlihat menyala dari kejauhan. Sama seperti saat itu, secepat kilat Kinan melompat ke balik pembatas jalan dan berjongkok di balik pagar besi yang tak seberapa tinggi. Darah Kinan terasa membeku ketika mobil berbobot puluhan ton itu melintas tepat di depan kepalanya dan hanya terhalang pembatas jalan dan rumput ilalang dari tübühnya yang tėlàṅjàṅg.

Naked Adventure ™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang