Jam dinding sudah menunjukkan pukul 4 sore, entah kenapa hari ini terasa begitu cepat bagi Sooya. Gadis itu sekarang sedang tanding ps dengan Haechan dan mereka taruhan, yang kalah harus membeli 4 loyang pizza ukuran large untuk dimakan bersama dengan kakak lainnya.
Jika kalian mengira Sooya akan kalah dalam pertandingan ini, bisa jadi kalian salah. Karna sering memperhatikan saat kakak-kakaknya bermain Sooya jadi sangat ahli dalam bermain game, ya... walaupun ia masih terlihat kaku memegang stick ps.
"KAK, LO GABOLEH CURANG, HEH!!" protes Sooya yang masih fokus dengan layar.
"Siapa yang curang sih? HAHAHA EMPAT LOYANG PIZZA COME TO ME"
Haechan dengan segala triknya terus mencoba menjatuhkan Sooya.
"NO NO NO, GABIS--" ocehan Sooya terpotong karena kakak tertuanya– Renjun, tiba-tiba muncul.
"brisik tau gak?!" protesnya.
"eh, kakak baru pul--"
"YESSS GUE MENANG!!" seru Haechan langsung disambut oleh stik ps milik Sooya, yang tepat mendarat mengenai kepalanya.
"LO CURANG!!" Sooya tidak terima dengan kekalahannya.
Perang bantal pun terjadi, mereka berdua sama-sama tidak sadar jika Renjun masih setia berada di posisinya sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan dua adiknya ini.
Tanpa sadar Renjun tersenyum, seandainya saja ia bisa bermain, bercanda, menghabiskan waktu dengan saudara-saudaranya, tapi sayang itu terlalu sulit untuk dilakukan. Renjun terlalu kaku dan canggungan untuk bersenang-senang dengan adiknya. Ia sangat introvert, tidak seperti adiknya yang lain,
Renjun mengabaikan keluhannya kali ini, tanpa mengganggu Haechan dan Sooya lagi, ia langsung naik ke lantai atas, menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, Renjun meletakkan tasnya di kasur lalu duduk di tepi kasur. Ia menatap tasnya ragu, sampai beberapa detik kemudian ia mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya, memandang kotak itu baik-baik.
Apa harus ia memberikan ini pada Sooya?
Sedangkan tadi– di ruang tamu, jelas-jelas Renjun melihat sudah ada kalung yang melingkar di leher Sooya, dan pasti kalung itu dari Chenle, pikirnya.
Dengan segala keraguannya, Renjun memasukkan kembali kotak berisi kalung tersebut ke dalam tasnya, entah pada akhirnya ia akan memberikannya pada Sooya atau tidak, ia masih belum tahu.
Tanpa diduga-duga, gadis yang baru saja ia pikirkan masuk ke kamarnya. Renjun yang terkejut, langsung melontarkan tatapan dinginnya ke Sooya.
"ada apa tuh di tas kakak? Pasti hadiah buat gue, iyakan?!" ucap Sooya yang sekarang sudah duduk di samping Renjun, berusaha menggapai tas kakaknya, namun dihalangi oleh Renjun.
"bukan. gausah gr deh" elaknya.
Renjun memeluk tasnya erat agar Sooya tidak bisa mengambilnya. Matanya terus menyusuri segala arah guna menghindari kontak mata dengan Sooya.
"ih kak, kenapa ga dikasihin ke gue aja si? Gue pasti suka kok, ayolah.." bujuk Sooya sambil menggoyangkan lengan kakaknya.
"gak. lagian lo udah punya" jawabnya.
"Oh, jadi bener buat gue?"
"bukan."
"Kak Renjun, walaupun misalnya gue udah punya 'something' yang sama kaya apa yang lo kasih, tapi buat gue pemberian dari setiap orang itu berbeda-beda feelnya"
"terus?"
"terus– yaa biarin gue terima pemberian lo dulu, itu buat gue kan? lo udah beli tapi gak dikasihin ke gue gimana sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX PERFECT BROTHER [NC18+]
Hayran Kurgubagaimana rasanya tinggal satu rumah dengan enam kakak laki-laki yang mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda mengisi hari-harimu dengan kelakuan random mereka menjadi satu-satunya adik perempuan yang paling disayang, dicintai, dilindungi nam...