Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote ⭐
♪♫•*¨*•.¸¸It's The Q¸¸.•*¨*•♫♪
“Apa ini?”
“surat izin penangkapan”
Mataku mendelik nyalang. Tubuhku manegang hingga tak sadar meremat ujung kertas yang hyunsuk jatuhkan kasar diatas mejaku. Siapa yang dengan lancing mencantumkan namamu di atas kertas pucat, Yoshi? Mengapa mereka seberani ini untuk melakukannya
“ jangan pernah berharap kau bisa, hyunsuk”, desisku
Kertas itu kulemparkan kedadanya kuat-kuat kutarik tas kerja dan jaket kulit yang tersampir dikursi pergi bersamaku. Otakku sudah memerintahkan pada telingan untuk tidak mempedulikan panggilan dari Hyunsuk, sebagai teman ataupun atasanku.
Kakiku melangkah, berlari membelah angin untuk kembali pada rumahku satu-satunya. Membawa harap agar perasaan di hatiku membaik setelah melihatmu sedang melompat-lompat di sofa usang sambil memainkan remote televisi,atau tawa manismu yang mengembang kala menghiasi dinding apartemen murahku dengan arang
Yoshinoriku,rumahku. Kuharap kau bisa menenangkanku.
Namun yang kudapat bukanlah manisnya senyummu.
Melainkan isak tangis dirimu yang tengah berusaha menelan puluhan butir obat penenang yang kutinggakkan.
