19

528 80 4
                                    

Vote⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote⭐


♪♫•*¨*•.¸¸It's The Q¸¸.•*¨*•♫♪




“bagaimana keadaannya?”


“dia hampir melempar kursi kearahku. Kondisinya benar-benar tidak baik. Aku tidak bisa membiarkan dia melukai diri sendiri.”

Hyunsuk hanya bisa menghela nafas panjang ketika mendengar keadaan Haruto yang bahkan tak lebih baik dari sebelumnya. Laki-laki itu gila, dalam artian yang sebenarnya. Mentalnya hancur, melebur rata dengan tanah. Tak henti dia menangis dan berteriak memanggil nama Yoshinori.


Sejujurnya, hyunsuk tak pernah tega melihat Haruto dalam keadaan seperti ini, tapi menurutnya ini adalah jalan yang terbaik.


Hyunsuk tidak pernah berniat untuk berperilaku jahat pada Haruto sebelumnya. Lelaki mantan polisi itu jelas pernah menjadi sahabatnya, pernah berbuat banyak hal baik padanya.


Memandang Jihoon yang sekarang terlihat begitu kelimpungan memikirkan Haruto membuat Hyunsuk semakin berasa bersalah. Dia sadar telah banyak merepotkan banyak orang untuk ini.


“Hyunsuk…aku akan mengurus surat rujukan agar Haruto bisa dibawa ke—“

“Rumah sakit jiwa?”

Jihoon mengangguk pelan sembari menghela nafas. Tak ada yang bisa dia lakukan, tak ada solusi lain.

“lakukan apapun yang terbaik. Demi menyelamatkan Haruto, kita harus melakukan ini.”
Lagi-lagi Jihoon mengangguk, melakukan apapun yang dia bisa untuk menyelamatkan Haruto dari hukuman mati yang menyedihkan. Setidaknya, jika Haruto gila, hukuman itu tidak bisa diberlakukan.
Hyunsuk kembali merapikan pakaiannya, memasukannya secara asal dan cepat kedalam tas ranselnya. Terlihat buru-buru, karena memang sudah waktunya untuk pergi.

“kau akan pergi sekarang?”

“ya.”Hyunsuk meraih pipi Jihoon, mengusapnya pelan-pelan.”secepatnya aku akan kembali.”


Tidak lagi ada kata yang keluar dari bibir Jihoon setelahnya. Sepasang matanya tak lepas dari sosok Hyunsuk yang sedang memakaikan sepatu pada seseorang. Lelaki yang masih berkelakuaan seperti anak-anak diusianya yang menapaki dua puluh tahunan.

“ayo, Yoshi, berpamit pada Jihoon.”


“bye-bye, kak Jihoon!”.



Jika memang ini adalah jalan terbaik.


Maka biarkan kami melaluinya
Karena jika tuhan berkehendak, mereka akan kembali dipersatukan.


Dalam sebuah cinta yang lebih baik lagi bentuknya.



♪♫•*¨*•.¸¸It's The Q¸¸.•*¨*•♫♪



Cerita asli @chrnoir

It's The Q • Haruto X Yoshinori {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang