Datanglah ke gedung daerah Samseong-dong jika adikmu Harin ingin selamat. Datanglah seorang diri atau pun dengan peliharaanmu, jika tidak nyawa adikmu tidak akan pernah selamat.
Chaerin meremas surat kaleng yang diterimanya pagi tadi, meski pun wajahnya tanpa ekspresi tapi saat ini Chaerin tengah marah karena saat ini keberadaan Harin sangat penting untuknya."Apa yang akan anda lakukan nona muda?" Jiyong terlihat sangat tenang saat ini, wajahnya terlihat sangat santai.
"Seperti rencana awal, habisi mereka semua tanpa tersisa seorang pun." Ucap Chaerin datar.
"Dan anda pasti tahu konsekuensi jika saya melakukan rencana anda ini nona muda," Jiyong tersenyum miring menanggapi perkataan atau lebih tepat jawaban Chaerin atas pertanyaannya barusan.
"Bukankah sejak awal aku sudah tahu konsekuensi atas apa yang aku minta padamu kan Kwon Jiyong? Dan juga kau sendiri yang menawarkan kesepakatan ini dua tahun yang lalu. Aku hanya meminta apa yang telah kau janjikan padaku dulu." Chaerin membalik badannya menatap Jiyong. Jiyong tersenyum miring melihat wajah Chaerin yang terlihat biasa saja saat ini. Apalagi saat melihat kedua mata kucing Chaerin berubah menjadi merah, artinya Chaerin akan melakukan apa yang sudah direncanakan Chaerin sejak dua tahun yang lalu.
"Baiklah kalau begitu, dan apakah anda sudah siap untuk menemui adik anda?" "Sebelum ke sana aku ingin menemui seseorang terlebih dahulu. Dan mungkin ini pertemuan pertama dan terakhirku dengan orang itu." Jiyong mengangguk mengerti, dalam sekejap mata kucing Chaerin sudah kembali berwarna hitam. Sepertinya Chaerin sudah bisa mengontrol emosinya karena penculikan Harin.
"Baik nona muda," Jiyong mengangguk mengerti lalu mengikuti Chaerin yang keluar dari kamarnya. Penampilannya saat terlihat sangat gelap, meski pun sudah sejak dua tahun yang lalu selalu mengenakan pakaian berwarna hitam. Namun kali ini terlihat sekali jika aura gelap tengah menyelimuti Chaerin. Samar-samar terlihat sepasang sayap hitam muncul di punggung Chaerin yang terlihat berjalan pelan menuruni tangga rumahnya. Jiyong menarik kedua sudut bibirnya ke atas, sepertinya ini akan menjadi permainan yang sangat menarik dan menyenangkan untuk mereka
***
Mr. Shin terlihat duduk dengan angkuhnya di kursi kebesarannya, memperhatikan seseorang yang
tengah tak sadarkan diri di sudut ruangannya dengan kondisi kedua tangan dan kaki terikat. "Kali ini kita tidak akan bisa mundur lagi Min Seok, kita akan menghabisi keturunan dari Ki Jin dan istrinya yang sombong itu." Ucap Mr. Shin."Kau tenang saja, setelah ini kita akan menguasai kekayaan keluarga menjijikkan itu." Sinis Mr. Han yang menatap Harin yang tak sadarkan diri dengan pandangan jijik dan meremehkan. Baginya hubungan keluarga Chaerin adalah penghalang bagi kelangsungan bisnisnya.
"Aku masih tidak mengerti darimana mereka bisa mendapatkan uang untuk membangun kerajaan bisnis mereka selama ini. Bukankah ayahmu mengusir Ki jin tanpa memberikan apa-apa padanya."
"Ki Jin memiliki banyak koneksi di penjuru dunia, dan juga Ki Jin dan istrinya memiliki hubungan dengan orang-orang di pasar gelap. Jadi sangat mudah bagi mereka untuk bisa membuat kerjaan bisnis mereka maju sampai sekarang. Bahkan di tangan anak sulungnya bisnis itu semakin menguasai pasar Korea dan luar negeri. Jadi sebisa mungkin kita hancurkan mereka sampai ke akar-akarnya, karena aku tidak suka bisnis mereka suskes seperti sekarang ini." Mr. Han menghampiri Harin dan mengangkat dagunya, memperhatikan wajah tidur Harin.
"Cih, bahkan anak-anak mereka memiliki wajah yang menawan." Decih Mr. Han lalu menghempaskan wajah Harin.
"Mungkin gen ibu mereka lebih dominan sehingga mereka terlihat sangat cantik." Mr. Shin menghampiri Mr. Han.