"Dimana ayah?!" Tanya gadis dengan nafas sesaknya. Rambut yang terkuncir berantakan itu tidak ia hiraukan sama sekali.
"Ada apa? Kenapa buru-buru?" Tanya wanita paruh baya berusaha menenangkan wanita muda di depannya.
"Aku tidak tau ada apa, yang jelas mereka semua telah menipu ayah!!" Tegas dia yang berusaha mengerti semuanya.
"Menipu? Apa maksudnya?" Tanya wanita paruh baya yang tidak mengerti sama sekali dengan kegelisahan yang ada.
"Aku juga tidak mengerti. Sekarang katakan saja dimana ayah, ibu!" Dia kembali tegaskan pertanyaan kepada seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunya.
"Ayahmu masih di pabrik." Jawab sang ibu.
Langkah wanita muda itu terhenti karena tangannya yang terkunci oleh tangan sang ibu. " Ada apa, Bu?" Pertanyaan itu melayang pada sang ibu.
"Apa yang mereka inginkan dari ayahmu?" Pertanyaan wanita itu dibalas pertanyaan lagi dari sang ibu.
" Aku tidak tau, Bu." Jawab wanita muda itu dengan isak tangisnya.
"Sekarang aku boleh pergi?" Tanyanya.
Ia kembali pergi meninggalkan sebuah pandangan yang memandang kabur dirinya. Dengan menaiki taksi yang mengantarnya pulang tadi ia pergi ke sebuah pabrik besar yang sudah ia hafal tempatnya.
Sesampainya di pabrik, ia jelajahi segala tempat di pabrik tersebut mencari orang tersayang dalam hidupnya. Langkahnya terhenti mendengar suara berat yang bercakap dengan orang lain.
Ia sembunyikan tubuhnya di balik lemari kayu tinggi dan berusaha mendengarkan segala percakapan yang ada.
Pelatuk tepat di hadapan lelaki paruh baya itu terus di todongkan oleh seorang laki-laki muda yang tidak begitu jelas wajahnya karena gelapnya ruangan. Di sisi lain wanita dengan rok panjang merah terus mendesak. "Kesempatan terakhir! Katakan dimana semuanya?" Tanya wanita itu.
"Sampai aku mati, aku tidak akan mengatakan dimana semuanya berada!" Tegas lelaki itu dengan suara seraknya.
"Kalau begitu akan aku buat kau mati sekarang!" Laki-laki pemegang pelatuk itu mulai geram hingga hampir menarik pelatuknya.
Ingin rasanya hati wanita dibalik lemari kayu besar itu menghampiri dan menghentikan ancaman yang datang bertubi-tubi pada ayahnya. Namun, kakinya begitu kaku untuk melangkah walaupun hanya satu langkah.
"Tidak secepat itu, nak." Cegah wanita disampingnya itu.
"Ayolah. Kita kerjasama dengan mudah. Katakan dimana kau menyimpan semuanya? Agar kita sama-sama untung." Wanita itu kembali memberi tawaran pada lelaki dengan tubuh tidak begitu gemuk.
"Aku tetap tidak akan mengatakan satu katapun tentang itu!!" Tegasnya.
"Hey!!" Lelaki pemegang pelatuk itu semakin geram.
"Ssshhh.." lagi dan lagi wanita itu mencetak tindakan lelaki yang tidak lain anaknya.
"Kesempatan terakhir. Katakan semuanya dan aku akan membuat anakmu sukses! Tapi katakan dulu dimana anakmu berada?"
"Aku tidak akan mengambil kesempatan itu!!" Bentaknya.
"Baiklah," wanita itu berbalik. "Lakukan apa yang kau mau, nak!" Perintahnya.
Pelatuk mulai ditarik. Peluru meluncur tepat di dada lelaki yang berdiri kokoh sebelum akhirnya terjatuh. Suara memantul ke segala arah. Wanita yang bersembunyi di balik lemari kayu besar itu harus menangis tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Die In Love
Mystery / ThrillerKeindahan... Kebahagiaan... Kehidupan yang sempurna... Berubah drastis saat sang ayah tiada di depan indranya. Yang mengharuskan dirinya untuk membangun keluarga kecilnya sendiri. Semuanya kembali berubah saat sang penguat datang ke dalam kehidupann...