14

3.6K 387 52
                                    

Irene Pov'

"Justin stop!" Bentak gue

Gue narik kasar badan justin agar menjauh dari seulgi, dan setelah itu menghampiri seulgi yang terjatuh.

"Gi, kamu gapapa?" Tanya gue khawatir

"Gapapa kak" Jawabnya

Setelah dia jawab gitu, tiba tiba justin narik kasar gue.

"Sayang, kamu kenapa nolongin dia. Pacar aku tuh kamu bukan si bangsat ini" Ucapya

"Sekarang pulang" Lanjutnya sambil narik tangan gue kasar.

Baru satu langkah, tiba tiba tangan seulgi nahan tangan gue buat ga pergi.

Karena merasa ada yang menahan tangan gue, Justin ngebalikin badannya dan menatap tajam ke arah Seulgi.

"Lepasin gak" Ucapnya dengan nada ditekan

"Lo yang lepasin" Jawab seulgi

Terus Seulgi narik gue buat berdiri di belakangnya.

"Apa mau lo bangsat" Ucap Justin emosi

"Lo yang bangsat. Kalo lo laki laki, lo gabakalan ngelakuin perempuan seperti itu" Ucap Seulgi tegas

Saat Justin mau mukul Seulgi, seulgi udah lebih dulu nahan tangannya.

"Jauhkan tangan kotor anda ini dari muka berharga saya"

"Setelah itu silahkan anda pergi dari sini, karena saya muak dengan muka murahan seperti anda" Ucap Seulgi tegas

"Gue lebih muak dengan muka lo, nyadar dong dia itu pacar gue. Dimanapun kalo pacar kita pelukan sama orang lain, kita bakalan marah. Ngertiin gue, gue sayang sama dia" Jawab Justin, mata nya berkaca kaca. Cowok kok lemah, jyjyque.

Seulgi terdiam, lalu melepaskan tangan justin. Setelah itu dia mundur selangkah, dan ngadep gue.

Lalu dia melangkah menjauh dari kita. Gue niatnya mau ngejar Seulgi, tapi tangan Justin lebih cepet buat nahan gue.

Dia natap ke gue seakan akan dia berbicara dari mata minta gue jangan pergi.

Setelah itu dia megang tangan gue,

"Rene, maaf" Ucapnya

"Maaf?" Tanya gue bingung

"Maaf, karena aku ngecewain kamu terus" Jawab nya

"Iya gapapa" Jawab gue dengan senyuman bohong

"Makasih" Ucapnya terus nyium kening gue.

Jujur boleh ga sih? Gue tuh sebenernya risih kalo Justin nyium gue. Walaupun cuma di kening, geli aja bawaannya anjing.

Setelah dia nyium kening gue, dia ngajak gue balik. Di perjalanan dia cerita tentang perusahaannya, dan dia kalo cerita mesti dan kudu banget ya bahas tentang masalah kita? Jujur, gue gak seneng. Di sisi lain gue seneng, karena ayah gue dan keluarga gue udah gak kejerat hutang. Tapi  disisi lain, dia bahas masalah itu. Dan jujur, kuping gue itu sebenernya panas banget pengen nampol itu mulut.

OSIS || SEULRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang