17

10 3 0
                                    

"Sayang...."

_______________________

Hara meraih tangan pria itu dengan cepat dan meletakkannya di bahunya sendiri. Hara juga tidak lupa melingkarkan tangannya di pinggang pria itu. Dengan pose ini, Hara membalik badan dan menatap Taehyung. 'Lihat ini, bajingan.'

Dengan raut wajah penuh kemarahan dan langkah tak seimbang, Taehyung terdiam melihat Hara.

"Kim Hara...."

Taehyung melangkah mundur dan terjatuh. Sambil menggertakkan giginya dia menyebut nama Hara dan bertanya kenapa Hara melakukan itu. Pria itu menggerakkan tubuhnya sedikit dan langsung menempelkan bibirnya ke bibir Hara.

"Mm...."

Hara terkejut dan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sampai tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Seperti prangko yang menempel dengan sempurna, bibir mereka berdua menempel sempurna. Pria itu menikmati bibir Hara. Hara akhirnya sadar, dan masih dalam keterkejutannya menatap pria itu dengan penuh tanda tanya. Hara menatap Jungkook sambil bertanya-tanya, apa yang baru saja Jungkook lakukan?

"Apa yang sedang terjadi?"

Pria itu bertanya dengan ramah. Menyadarkan Hara yang lupa akan keberadaan Taehyung.

Dengan susah payah, Hara mengumpulkan energi dan akal sehatnya. Ketika dia menatap Taehyung, Taehyung sudah mengepalkan kedua tangannya dan memberikan pandangan mematikan, tidak hanya pada Hara tapi juga pada Jungkook.

Ketika secara spontan mengetuk pintu kamar sebelah, pria yang keluar dari kamar itu mengeikuti permainan Hara dan ikut ber-akting. Hara berterima kasih karena pria itu bisa membaca keadaan, tapi apakah ciuman itu perlu? Taehyung memandang mereka dengan napas memburu. Sesuai yang disaksikannya tadi, pria itu merangkul dan mencium bibir Hara. Taehyung yakin kalau Hara sudah gila.

"Hara! Apa-apaan ini? Apa maksudmu?"

Suara Taehyung terdengar seperti besi beradu. Menusuk gendang telinga Hara.

'Memangnya dia siapa sampai bertanya apa yang aku lakukan.'

"Aku akan membunuh kalian berdua!"

Taehyung mendekat untuk mencoba memukuli mereka tapi pria itu menghalangi langkahnya dengan tubuhnya yang kekar. Pria itu menyembunyikan Hara di balik badanya. Teahyung yang berdiri di depan pria itu jadi terlihat tidak ada apa-apanya. Dia terlihat pendek dan kecil.

"Dengarkan baik-baik apa yang akan saya katakan. Kalau anda ingin berbicara pada kekasih saya, Hara-ku, lakukan dengan jantan."

Pria itu berkata dengan suara tegas dan tampak enggan menerima penolakan.

"Apa? Hara-ku? Asal anda tahu. Saya ini.... kekasih Hara."

Taehyung secara terang-terangan menunjukkan ketidaktenangannya. Walau dia mencoba untuk berdiri tegak, tetap saja dia tidak berani mendongakkan wajahnya.

"Akan kubunuh kalian."

"Sepertinya kau menyukai kekasihmu," kata Hara.

"Maksudmu?" Taehyung bertanya.

"Aku melihat kalian." Hara menjawab sambil tetap menyembunyikan dirinya dan bicara melalui sela lengan pria itu.

"Apa maksudmu?"

"Aku melihat perempuan yang menempel denganmu di bandara. Perempuan cabai itu."

Mendengar perkataan Hara, raut wajah Taehyung berubah total.

"Apa? Apa maksudmu? Perempuan cabai? Siapa yang kau maksud?"

Taehyung sudah jelas gagal berpura-pura.

"Waktu kau menghubungiku dari bandara. Aku ada dibelakang mu, tahu. Kau bilang pada perempuan cabai itu.... kalau aku ini adikmu, kan?"

"Apa? Siapa? Aku? Aku tidak mengerti maksudmu!"

"Kau seharusnya berterima kasih padaku karena aku masih memperlakukanmu dengan baik sekarang. Ingin rasanya menarik rambutmu waktu aku melihatmu bersama perempuan itu di bandara. Tapi aku tahan." Hara menjabarkan semuanya.

"Waktu itu.... kau pasti salah lihat. Kau juga pasti salah dengar."

"Lucu sekali! Kalau begitu.... siapa perempuan itu? Adikmu?"

"Dia teman kantorku. Aku pergi dinas bersamanya."

Hara tahu kalau pada akhirnya dia harus mendengar alasan Taehyung yang tidak masuk akal itu. Hara menatap Taehyung yang terlihat putus asa.

"Sebaiknya kau belajar bagaimana cara memberikan penjelasan yang lebih baik dari itu."

"Baiklah. Aku akan jelaskan semuanya. Tapi kau harus berdiri di hadapanku sekarang."

'Cih! Buat apa?'

"Tidak perlu. Aku sedanh sibuk. Memangnya kau tidak lihat? Satu menit yang terbuang sangatlah berharga." Hara melingkarkan tangannya di pinggang pria itu.

"Bajingan! Siapa pria ini?" Taehyung menatap Hara dan pria itu bergantian.

"Pria yang akan aku nikahi." Hara menjawab sembarangan. Jawaban yang mengejutkan. 'Pria yang akan Hara nikahi?'

"Apa? Kau akan menikah dengan pria ini?" Wajah Taehyung memerah.

"Iya. Kau tidak dengar? Dia adalah pria yang akan kunikahi."

"Perempuan jahanam!"

Seketika sebuah tinju melayang ke wajah Taehyung. Tepat mengenai ujung bibirnya.

Taehyung yang tidak menyiapkan pertahanan apa-apa, langsung jatuh terduduk. Pria itu mendekati Taehyung dan menarik rambutnya. Pria itu terlihat kuat sekali.

"Saya sudah memperingatkan anda. Kalau anda ingin bicara, lakukan dengan jantan. Sayangnya, anda mengabaikan peringatan saya. Saya akan memperingatkan anda satu kali lagi. Jangan pernah muncul di hadapan Hara. Dan, jangan pernah menghinanya. Kalau anda melakukan hal itu, saya bersumpah akan membuat anda menyesal."

Pria itu mengancam dengan suara pelan tapi penuh kemarahan.

Di saat yang bersamaan, beberapa pintu kamar lain terbuka dan tamu-tamu hotel mulai keluar dari kamar mereka untuk mencari tahu apa yang terjadi. Mereka ingin tahu apa yang menyebabkan keributan di luar kamar mereka. Pria itu melepaskan genggamannya dari kepala Taehyung. Kemudian tanpa ragu menarik tangan Hara menuju kamarnya. Hara mengikuti langkah pria itu.

****

The Last 2%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang