20

12 5 0
                                    

Sampai saat ini, Hara selalu bertanya-tanya apakah dia memerlukan kemampuan khusus untuk berciuman dengan seseorang. Bukannya ingin kembali memikirkannya, tapi ciuman pertama bersama Taehyung, lalu ciuman kedua dan beberapa ciuman sesudahnya, tidak ada sensasi yang berbeda. Rasanya begitu-begitu saja, sekarang Hara tahu, kalau berciuman ternyata memang memerlukan kemampuan khusus.

"Hmm...."

Jungkook mendesah seperti sedang kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Suara desahan pria. Menggelitik telinga.

Hara bisa merasakan kehangatan menjalar di seluruh tubuhnya. Hara lalu melingkarkan tangannya ke leher Jungkook. Tubuh mereka menempel.... ciuman yang awalnya terasa lembut menjadi semakin memburu. Kedua lengan Jungkook menopang tubuh Hara yang tiba-tiba kehilangan energi.

"Ehmm...."

Jungkook kembali mengeluarkan desahannya dan menggigit lidah Hara, membuat wanita itu langsung meringis kesakitan. Saat itu Hara sadar kalau dia harus menghentikan ini semua. Jika tidak, entah apa lagi yang akan terjadi. Ia meletakkan tangannya di dada Jungkook, dengan maksud menjauhkan Jungkook dari dirinya, tapi ketika jemarinya menyentuh dada bidang Jungkook.... dia tak kuasa. Hara tidak sanggup berkata apa-apa lagi dan malah berhasrat untuk merobek pakaian Jungkook.

"Hara...."

Jungkook membisikkan nama Hara lalu kembali mengecupnya, Hara kembali lemas seperti kekurangan tenaga. Agar Hara tidak semakin 'jatuh', mau tak mau Jungkook melepaskan bibirnya dari bibir Hara.

"Aah.... uh.... hmm...."

Seketika Hara pun mulai terengah-engah seperti seseorang yang sudah menahan napas selama satu jam. Jungkook menatap Hara tanpa melepaskan pelukannya. Tak lama kemudian Jungkook melanjutkan mencium tengkuk Hara. Saat itu, setelah melayang beberapa saat, kesadaran Hara pun pulih. Wanita ini pelan-pelan menapakkan kakinya ke tanah.

Hara tidak tahu apa yang ada dipikiran Jungkook, tapi yang pasti dia tahu akan ada sesuatu yang terjadi kalau dia terus ada dalam pelukan pria itu, walaupun hanya satu menit lagi saja. Hara berusaha mengembalikan akal sehatnya.

Sudah empat belas tahun berlalu sejak dia mengalami datang bulan  untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, entah sudah berapa kali dia ingin merasakan tidur bersama dengan seorang pria. Aah! Tentu saja dia pernah berpikir tentang hal itu. Dan, sayangnya, pria yang ingin dijadikan rekan bercintanya adalah Taehyung. Tapi untung saja kesalahan itu tidak pernah terjadi. Semuanya hanya pernah terjadi di kepalanya. Seandainya Hara benar-benar pergi dan bermalam di hotel ini bersama Taehyung, pasti dia akan membiarkan Taehyung bercinta dengannya. Rencana itu sejujurnya memang ada. Tapi, karena kesalahannya sendiri, Taehyung dengan bodohnya melewatkan kesempatan emas itu.

Hara pernah membayangkannya dan, karena rasa samar, beberapa kali dia sempat memikirkan cara untuk benar-benar bisa merasakannya. Sekarang, untuk pertama kalinya, hal ini terasa nyata. 'Ya ampun!' Hara ingin tidur bersama pria yang baru ditemuinya hari ini. Apalagi dia sudah mencapai usia di mana dia sudah sanggup bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Dan, bukannya Hara tidak bisa melakukan hal itu, tapi dia selalu teringat suara kedua orang tuanya, bahkan suara Jimin yang berkata, 'kau bisa menahan hasratmu'. Kata-kata itu bergema di dalam kepalanya dan Hara pun berusaha menahan hasratnya. "Aku harus pergi."

Hara berusaha mendorong tubuh Jungkook menjauh, tapi Jungkook tidak bergerak.

"I won't quit in this way."

Jungkook kembali mencium tengkuk Hara sambil berbicara dalam bahasa inggris

"Of course not."

Jungkook kembali berbicara dalam bahasa inggris dan kata-katanya tidak Hara pahami.

"Aku harus pergi."
Kali ini Hara mendorong Jungkook lebih keras.

"Tunggu...." Jungkook menarik lengan Hara.

"Tolong lepaskan aku. Aku tidak ingin sesuatu terjadi." Hara berkata sambil menggertakkan giginya sebagai tanda menahan diri.

"Aku pergi."
Tanpa menengok ke belakang, Hara buru-buru melarikan diri dari kamar Jungkook.

Jungkook berdiri di depan pintu kamarnya yang tertutup dan kembali merasakan peperangan batin. Di satu sisi, dia ingin mengejar Hara. Di sisi lain, dia ingin menahan diri. Tentu saja pilihan yang paling tepat adalah menahan diri, tapi kalau mengikuti kata hati, dia sangat ingin mengejar Hara.

Jungkook memutar badannya dan mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, hingga yang tersisa hanya celana dalamnya. Dia masih ingin mengejar Hara. Jungkook tahu bahwa dia harus meredakan hasratnya itu, salah satunya dengan melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan langsung membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.

"Kim Hara...." dia terus menerus menyebut nama Hara.

"Kau tidak akan bisa menemukan wanita seperti Seyoung"

Hal itu dikatakan oleh Jin yang membuat kesimpulannya sendiri.

"Aku menemukannya, Hyung! Wanita yang lebih menarik dari Hyongsunim."

Jungkook tersenyum membayangkan Hara.
.
.
.
.
Setelah satu jam mandi air dingin, Jungkook keluar dari kamar mandi dan mendengar suara ponsel berdering. Jungkook menoleh ke arah kamarnya. Dering itu datang dari dalam tas Hara yang terjatuh. Setelah merogoh-rogoh, Jungkook menemukan ponsel wanita itu.

"Jennie?" Jungkook membaca nama yang tertulis di layarnya.

Jungkook membiarkan ponsel itu terus berdering sampai akhirnya mati sendiri. Dia sempat berpikir untuk langsung mengembalikan tas itu pada Hara, tapi kemudian mengurungkan naitnya. Sebenarnya dia bisa menjadikan hal itu sebagai alasan untuk bertemu Hara lagi, tapi dia tidak yakin apakah akan mampu mengendalikan dirinya. Seperti yang Hara katakan, sebaiknya sampai di sini saja daripada terjadi sesuatu.

Jungkook meletakkan tas itu di atas meja ketika tiba-tiba sebuah ide bagus melintas di kepalanya. Dia membuka ponsel Hara lalu menghubungi nomornya sendiri. Ponselnya berbunyi. Setelah meletakkan kembali ponsel miliknya dan menyimpan nomor Hara

Tadi, waktu mengembalikan ponsel Hara ke dalam tas, Jungkook tersenyum melihat berbagai macam makanan dan minuman yang ada di dalamnya.

Walau tahu bahwa dirinya tidak akam bisa tidur nyenyak malam ini, Jungkook berbaring dan berusaha menenggelamkan diri di antara bantal dan selimut di atas tempat tidurnya. Dia sudah berapa kali membolak-balikkan badanya sendiri sambil terus berharap Hara berada di tempat tidur yang sama dengannya.

'Sudah pasti malam ini aku tidak akan bisa tidur.'

****

The Last 2%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang