19

13 6 0
                                    

Bentuk tubuh pria itu seperi tiga dimensi. Dahinya terlihat lebar dan licin. Ke bawah sedikit, dia bisa melihat tulang hidung yang tampak menonjol, yang disamping kiri dan kanannya terdapat mata yang terlihat dalam dan gelap serta alis yang tertata rapi. Bentuk bibirnya menarik. Kalau diperhatikan satu per satu, pria ini memang tampan, tapi, ketika seluruh bagian wajahnya digabungkan dia terlihat lebih tampan lagi. Terlihat tidak nyata. Tubuh pria itu pun.... luar biasa. Tinggi badan Jungkook bisa-bisa mencapai 190 cm. Tidak bisa dikategorikan biasa karena sekarang ini kebanyakan pria, tinggi badannya hanya mencapai 180 cm. Hara tidak tahu apa yang selama ini Jungkook makan hingga dia bisa setinggi itu. Tidak ada lemak yang menempel di pinggangnya dan, kalau melihat kebawah lagi, pantatnya terlihat kencang.

"Apakah kau keberatan untuk tidak berdiri dan duduk? Leherku agak pegal."

Sambil meminta maaf Jungkook langsung duduk di kursi, yang ada di depan Hara. Karena mereka sekarang berada di tinggi yang sama, Hara bisa lebih muda menatap Jungkook. 'Ya, Tuhan.' Dia pun bisa dengan mudah memperhatikan tubuh Jungkook. Hara bertanya-tanya, makhluk seperti Jungkook jatuh dari bintang apa.

"Kau orang Korea 'kan?"

Untuk ukuran orang asing, bahasa koreanya fasih sekali. Tapi ukuran Korea, penampilannya luar biasa berbeda.

"Aku tinggal di Amerika, tapi aku orang Korea."

"Mm.... ibumu bukan berasal dari Korea?"

"Nenekku yang berasal dari Amerika."

"Ooooo...."

Hara mengangguk tanda mengerti dan kembali menatap Jungkook. Semakin diperhatikan, Hara semakin tidak percaya kalau ada manusia setampan pria yang duduk di depannya itu.

"Jadi, kau ingin pernikahan kita diadakan di mana?"

Hara kaget menerima pertanyaan itu dan kembali menatap Jungkook, "Maksudmu?"

"Pernikahan."

"Pernikahan?"

"Tadi kau sendiri yang mengatakan kalau aku adalah pria yang akan kau nikahi. Dan, kau mengatakannya sebanyak dua kali."

"Aku tadi hanya ingin membuat Taehyung marah, jadi aku hanya biacara sembarangan saja."

"Aku kira kau serius," kata Jungkook dengan raut kecewa.

"Ternyata kau bisa melucu juga. Ah.... panas."

Badan Hara tiba-tiba terasa panas, benar-benar panas, membuat Hara sadar kalau dia harus keluar dari kamar itu sekarang juga.

"Terima kasih banyak untuk bantuanmu tadi. Sebaiknya aku pergi sekarang...."

Hara mengambil satu cokelat lagi dan memasukkannya ke dalam mulut sebelum bangkit dari duduknya.

"Apakah aku membuatmu tidak nyaman?"

"Bukan begitu. Bagaimanapun juga ini bukan kamarku, jadi sebaiknya aku pergi. Apa lagi sudah tengah malam begini."

'Karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ketika pria dan wanita berada di dalam ruangan yang sama, tengah malam begini.' Sambil mengunyah cokelat, Hara berjalan meuju pintu. Jungkook melangkah ringan dan langsung menarik tangan Hara.

"Kenapa?"

"Kau akan pergi begitu saja?"

Dari tatapannya sudah tersirat bagaimana mungkin Hara pergi begitu saja. Hara menatap Jungkook, "Maksudmu.... kau ingin imbalan?"

"Tentu saja."

'Dia bukan akan meminta uang, 'kan?'

"Bagaimana aku bisa membayarmu? Aku punya mesin pemasak nasi. Masih baru. Mau?"

"Kisseu."

Jungkook mengatakan 'kisseu' dalan bahasa korea. Sebenarnya cara mengucapkan kata itu di Amerika dan Korea, tidak ada perbedaan yang berarti. Tapi mengandung racun manis. Tanpa disadari, Hara menatap bibir Jungkook. Jungkook mendekati Hara.

"Ciuman saja cukup." Jungkook meletakkan tangannya di bahu Hara.

Hara menatap Jungkook dengan mata bulatnya. Pria ini.... tinggi sekali.

"Cukup satu kali saja...." Jungkook berbisik kemudian menunduk sedikit untuk mendekati bibir Hara.

Hara bisa merasakan kakinya bergetar dan denyut nadinya menjadi lebih cepat.

"Maaf.... tapi aku bukan wanita yang bisa kau cium sembarangan...."

"Aku tahu."

"Aku juga masih mengunyah cokelat...."

Hara tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Jungkook kembali menempelkan bibirnya. Kali ini terasa lebih dalam.

Berciuman dengan Jungkook membuat dirinya menjadi tahu kapan dan bagaimana lutut bisa terasa lemas dan kehilangan energi. Seperti yang dialaminya saat ini. Hara merasa kalau lututnya tidak akan mampu menopang berat tubuhnya sendiri. Kakinya bergetar, tubuhnya lemas.

Tanpa sadar Hara menjatuhkan tasnya. Menyadari Hara kehilangan energinya, Jungkook melingkarkan kedua tangannya di pinggang wanita itu. Hara yang berada dalam pelukan Jungkook langsung membalas ciuman Jungkook tanpa henti.

'O.... jadi begini rasanya berciuman.'

****

The Last 2%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang