13: What We Looking For

323 72 0
                                    

Malam mencekam yang dipenuhi teror dan serangan berakhir menyesakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam mencekam yang dipenuhi teror dan serangan berakhir menyesakkan. Tekad kuat untuk balas dendam terpaksa harus tertahan demi mendapat strategi rencana lebih matang. Mereka tidaklah amatir, dan diam bukan lagi cara mereka.

Setelah markas persembunyin Right Arm terbongkar malam itu, keesokan paginya mereka bergegas memindahkan markas ke lokasi persembunyian baru yang terletak di pesisir pantai agar Wicked tak menemukan keberadaan Right Arm untuk sementara waktu.

Tiga bulan sudah berlalu semenjak Right Arm memindahkan markas. Segalanya tak berjalan begitu mudah, keberadaan Wicked yang tidak diketahui membuat kelompok tersebut sulit dilacak. Selama tiga bulan itulah mereka habiskan untuk membuat strategi penyelamatan munies yang di culik.

Tentunya misi penyelamatan itu butuh
persiapan matang. Kimberly tidak menghabiskan waktu selama tiga bulan berdiam diri merenungkan nasib Minho. Sebaliknya, ia memanfaatkan emosi yang ada di dalam dirinya untuk membuat tekad balas dendam semakin mengebu-ngebu.

Kimberly giat berolahraga yang berguna memperkuat fisiknya, serta mempelajari banyak gerakan baru bela diri melebihi dari yang sudah pernah ia pelajari selama tinggal di Labirin. Selain itu, belakangan ini Kimberly lebih sering menghabiskan waktunya berlatih menggunakan senjata api dengan bantuan Harriet.

Matahari perlahan tenggelam di sebelah barat, menciptakan langit berwarna jingga yang memantul indah di air laut bergelombang. Malam hampir larut saat Kimberly menyelesaikan sesi latihannya. Ia berpisah jalan dengan Harriet karena tinggal di bangunan yang berbeda.

Beberapa bangunan terbengkalai dijadikan sebagai tempat peristirahatan selama masa persembunyian. Kimberly melepaskan jaket yang sudah terpasang ditubuhnya selama hampir seharian, menyisakan baju kaos tanpa lengan yang membalut tubuhnya. Sesi latihan hari ini sedikit lebih keras dari biasanya. Kimberly memijat pelan lengannya untuk meredakan nyeri akibat dari Vince yang memelintir lengannya ketika beradu fisik tadi sore.

Meskipun berlatih adu fisik hampir selalu meninggalkan nyeri di beberapa bagian tubuh yang kemudian membuatnya mengalami susah tidur malam harinya, Kimberly tidak jera. Rasa nyeri tersebut bahkan tidak separah tiga bulan lalu.

"Butuh bantuan?" Kimberly menengok kebelakang, melihat Thomas berjalan melalui pintu kearahnya. "Pelatihan hari ini lebih brutal dari biasanya."

"Tidak bisa menyalahkan Vince untuk itu. Kita membutuhkannya— kita harus kuat untuk bisa mengalahkan Wicked." Meskipun tak melihatnya, Kimberly dapat merasakan pergerakan Thomas mengisi tempat kosong dibelakangnya.

Hening melanda kakak beradik itu, hanya suara deburan ombak mengisi suasana. Kimberly menikmati Thomas mengusap lengannya dengan handuk hangat, membantu melancarkan sirkulasi darah yang dapat meredakan nyeri.

Selama tiga bulan yang sudah berlalu, Kimberly dan Thomas semakin mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka. Menebus waktu selama bertahun-tahun yang telah memisahkan satu sama lain.

"Bukankah menurutmu tiga bulan sudah terlalu lama membiarkan Wicked menyandera Minho dan yang lainnya?" tanya Thomas memecah keheningan.

"Memang sudah terlalu lama, aku akui itu Thomas." Kimberly membalikkan tubuhnya menghadap Thomas yang menampilkan rasa bersalah di wajahnya. "Tetapi itu bukan salahmu, bukan juga salah siapapun. Mari kita biarkan Wicked menganggap mereka menang." Pandangan Thomas terangkat menatap wajah Kimberly.

Kimberly meraih tangan Thomas, dibawa ke dalam genggamannya. "Mereka menang pada malam itu, Thomas. Tapi setelahnya, tidak lagi. Kita pasti menang– kita akan membawa Minho pulang."

* * *

Hari demi hari terus berjalan semestinya. Orang-orang saling menjalankan rutinitas untuk mengisi waktu. Kimberly berlalu meninggalkan tempat latihan menembak mengambil waktu istirahat, sekaligus memberikan jatah kepada yang lain juga untuk berlatih.

"Menyebalkan sekali bukan saat strategi sudah tersusun rapi, tapi kita tidak bisa melancarkan aksi karena tak tahu keberadaan mereka."

"Wicked jauh lebih berhati-hati sekarang dengan mengganti saluran, pasti karena gadis itu mengadukan informasi."

Kimberly terus melangkahkan kakinya ke ruangan radio di dalam kapal berukuran besar. Telinganya menangkap percakapan yang Kimberly yakini berasal dari Vince dan Jorge dari dalam ruangan. Dan benar saja, ketika ia memasuki ruangan, sudah ada kedua pria itu berdiri di depan perlengkapan radio.

Kehadiran Kimberly tak di sadari oleh kedua pria itu, melainkan hanya Brenda yang terlihat sedang bersantai di sofa menyadari kedatangannya. "Belum ada kemajuan?" tanya Kimberly sambil mengisi tempat kosong di sebelah gadis itu.

Brenda menggeleng pelan, "Tak ada satu pun. Sepertinya lama kelamaan mereka bisa mati frustasi karena sudah terlalu lama tak mendapatkan informasi tentang Wicked."

"Bukan hanya mereka." Sahut Kimberly bergumam pelan, "Belakangan ini Thomas juga semakin gelisah. Beberapa kali aku mendapati dia terlihat murung." Kimberly sepenuhnya mengerti mengapa Thomas selalu terlihat tak tenang dari luar karena jauh di dalam lubuk hati saudaranya itu menyimpan banyak kegelisahan dan rasa bersalah. Dia hanya bisa tenang jika sudah menyelamatkan semua orang.

"Bagaimana denganmu? Kau sangat ingin menyelamatkan Minho?"

Maksud dari pertanyaan itu, Kimberly sangat tahu Brenda sedang mencoba menggodanya. Setelah sepeninggalan Minho, Kimberly mencoba mengalihkan pikirannya agar tak terlalu cemas. Hingga beberapa bulan lalu, saat mereka sedang menikmati malam api unggun, dalam keadaan mabuk Kimberly membagikan pengalaman ciuman pertamanya bersama Minho.

Sejak itu semua orang beranggapan Minho dan Kimberly memiliki hubungan khusus. Padahal yang terjadi adalah Kimberly tidak tahu menyebut hubungan di antara mereka berdua seperti apa.

"Minho terlalu sering menyelamatkanku." Kejadian saat Minho menyelamatkannya dari Wicked terakhir kali terputar jelas di kepala Kimberly. Malam yang selalu ingin ia putar kembali untuk mengubah keadaan karena segalanya tak baik-baik saja sampai dia kembali.

Keheningan di antara mereka mendadak buyar karena Jorge bersorak kesenangan, sementara Vince memberinya kode untuk diam. Kimberly dan Brenda beranjak mendekati kedua pria itu saat mendengar suara dari radio. Mereka berempat serentak diam, mendengarkan percakapan yang terjadi.

"Dokter Paige ingin semua subjek segera di kirimkan secepatnya."

"Kami sudah menentukan jadwal untuk memulai keberangkatan ke tempat kalian."

"Kapan tepatnya?"

"Badai membatasi pergerakan kami, tapi aku dapat pastikan dalam dua hari kami akan mulai mengirim ternak subjek."

"Baiklah, lakukan yang terbaik."

Kemudian tak terdengar percakapan lagi di saluran radio, menandakan sambungan telah diputuskan. Setelah hampir enam bulan mencoba menemukan keberadaan Wicked yang selalu berujung kegagalan, hari ini akhirnya mereka menemukan secercah harapan.

"Dua hari, huh?"

"Ayo, kita harus beritahu yang lainnya."








Bersambung

TRAGIC PEACE ━━ the maze runnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang