[INDONESIA FAN FICTION]
"I can protect myself." -kimberly
"I'm not protecting you because you're a girl, but i'm protecting you because you were mine, my responsibility." -minho
#1 dystopian [31/5/24]
#2 thomas [31/5/24]
#1 thomas [4/6/24]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kimberly berjalan lebih dulu, memimpin teman-temannya untuk berani mengikuti gadis tak dikenal yang baru saja mereka temui beberapa menit yang lalu. Mereka dalam keadaan lelah dan kelaparan tanpa tahu kapan perjalanan akan berakhir. Di tengah keputusasaan, tempat ini terlihat, menjadi harapan mereka setelah berhari-hari berkeliaran di jalan tanpa perbekalan cukup.
Helaan nafas terdengar dari Kimberly. Kepalanya mendongak menatap bangunan tempat mereka bernaung dari sambaran petir sekarang. Tempat ini seperti kebalikan dari Scorch yang bersih dan terawat. Aroma besi berkarat menusuk indra penciuman. Para penghuni bangunan ini menempati tempat di segala sudut bangunan. Mulai dari kalangan anak kecil, remaja, dewasa dan lanjut usia.
"Jalan terus, ada seseorang yang ingin menemui kalian." Ujar gadis itu.
"Siapa orang itu?" Thomas bertanya.
"Nanti kalian lihat sendiri. Sudah lama tak ada yang selamat melarikan diri dari Scorch. Kalian membuat dia penasaran— dan aku juga."
Mereka terus berjalan mengikuti gadis itu. Merasa was-was ketika banyak dari penghuni sini yang mulai mengikuti di belakang. Newt dan Frypan berjalan di paling belakang, menoleh dengan raut berkerut di wajah mereka.
"Ada yang mulai merasa punya firasat buruk tentang tempat ini?"
"Kita pelari yang handal." Ujar Kimberly menyahut ucapan Newt. "—setidaknya tempat ini lebih terbuka dari Scorch untuk melarikan diri."
"Kita dengarkan saja. Kita dengarkan dia mau bilang apa." Ujar Thomas menenangkan teman-temannya agar tidak perlu merasa cemas.
Mereka menaiki tangga terakhir sebelum masuk ke dalam ruangan yang memperlihatkan seorang pria sedang mengutak-atik radio.
"Jorge, mereka disini."
"Diam." Ujar pria itu, masih sibuk dengan radio dihadapannya. "Sial." Gumamnya sebelum mematikan benda tersebut karena sambungan yang terus menerus gagal. Dia menghela nafas lalu berbalik dengan posisi berkacak pinggang, "Kau pernah merasa seluruh dunia menentangmu?"
"....."
"Tiga pertanyaan. Dari mana asal kalian? Mau kemana? Apa keuntunganku? jangan jawab sekaligus."
"Kami menuju pegunungan, mencari Right Arm."
Setelah Thomas mengatakan itu, suara gelak tawa terdengar dari belakang.
"Maksudmu, kau mencari hantu." Jorge meneguk minuman ditangannya, lalu melangkah mendekati para pendatang baru. "Pertanyaan nomor dua. Dari mana asal kalian?"
"Itu urusan kami." Ucap Newt.
Dan sepertinya Jorge tidak menyukai jawaban itu. Dia memerintah anak buahnya menyendera mereka. Kimberly memperhatikan gadis itu mengarahkan cahaya laser kemerahan ke belakang leher Thomas untuk mendapatkan informasi dengan cara itu. Kepalanya terangkat menatap Jorge, "Kau benar."
