7

698 71 19
                                    

Hari yang sangat berat untuk Sasuke, dia merutuki dirinya yang mau-maunya menerima tawaran Kakashi untuk datang ke klub malam sialan itu tempo hari. Sialan! hubungannya dengan Sakura semakin rumit dan kacau.

Mikoto menghampiri putra bungsunya itu yang tampak sangat kacau duduk sendirian di ruang tamu. Dia menyentuh bahu Sasuke dan duduk disebelahnya. "Ada apa Sasu? kau terlihat kacau setelah bertemu dengan teman-temanmu?"

Sasuke menghela napasnya berat "Tidak ada Ma, hanya masalah pekerjaan saja."

"Oiya Sasu, bukankah kamu bermain film dengan Hinata?"

Sasuke mengangguk "Iya kenapa, Ma?" dia sedikit heran melihat Mamanya yang tumben bertanya mengenai filmnya, karena biasanya Mamanya tak perduli, bahkan tak pernah menonton film-film yang dibintanginya.

"Kamu benar-benar tidak mengenalinya?"

Sasuke semakin mengheran, dengan ragu dia menggeleng pelan. 

Mikoto mendecak kesal "Kamu ingat Cherry, tetangga kita dulu sebelum pindah ke Paris. Hinata itu Cherry, Sasuke!"

"Apa, bagaimana bisa?" Sasuke sukses terkejut, dia masih ingat jelas siapa itu Cherry, si anak cengeng sebelah rumahnya yang sialnya adalah cinta pertamanya.

"Kok bagaimana bisa sih? Ya bisalah!" kesal Mikoto.

"Tidak, maksudku bagaimana bisa itu Hinata, Mama tau dari mana?"

"Kemarin Mama datang ke acara Kizashi di gedung HRN Entertaiment, dan disana dia mengenalkan putrinya yang ternyata Hinata."

"Jadi, Tuan Kizashi itu tetangga kita dulu Ma? Kok Mama tidak memberitahuku."

"Kamu tidak bertanya. Tapi Sasuke bukankah ini takdir, kalian seperti di film-film saja, bertahun-tahun tidak bertemu, eh ternyata main film bersama walau tidak saling mengenal. Mungkin benar jodoh itu tidak kemana." Mikoto tekekeh.

"Mama ngomong apa sih."

"Kenapa? bukankah dulu kamu sendiri yang bilang suka sama Cherry, bahkan nangis-nangis gak mau ke Paris karena gak mau berpisah dengannya. Lagian kamu juga kan sudah putus Sasuke, mungkin ini memang sudah rencana dari Tuhan. Kamu putus dari Sakura, eh tidak lama kemudian bertemu kembali dengan Cherry."

"Sepertinya Mama harus tidur, omongan Mama sudah melantur."

"Sasu, jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tidak menyukai Cherry lagi?"

"Ma, saat itu aku masih kecil yang bahkan tidak tau apa itu arti cinta."

"Bayangin, masih kecil aja kamu sudah bisa jatuh cinta apalagi sekarang."

"Ma.."

"Sasuke, Mama menyukai Cherry. Kamu tau sendiri bagaimana Cherry, dia manis, ramah, dan malu-malu. Cobalah mencintainya lagi, Mama yakin tidak butuh waktu lama bagimu untuk memunculkan rasa itu lagi."

Sasuke menghela napas berat "Ma, sudah waktunya kita tidur."

***

Sasuke dan Hinata sudah tiga bulan ini melakoni syuting film baru mereka. Keduanya dengan profesional mulai memperagakan adegan demi adengan sesuai arahan sutradara.

Dalam hati Sasuke memuji kemampuan akting Hinata. padahal dia baru berkecimpung dua tahun dalam dunia seni peran, namun sudah mampu mengimbangi aktingnya yang notabennya sebagai aktor senior. Pantas saja gadis itu berhasil menyabet banyak penghargaan dan sudah memiliki fandom yang besar.

"Hinata."

"Ya, Sasuke-san"

Sasuke mendengkus "Sudah kubilang panggil Sasuke saja."

Hinata tersenyum kecil "Aku merasa kurang pantas. Sasuke-san adalah senior jadi tak sopan rasanya." 

Lagi-lagi Sasuke terkagum dengan tata krama Hinata, paman Kizashi sangat baik mendidiknya. Bukan hanya padanya saja, tapi pada semua kru film yang ada. Saat datang ke lokasi syuting, Hinata akan menyapa semua orang sambil membungkukkan badan, begitu juga ketika pulang. Bahkan terkadang Hinata juga membawa makanan yang dimasaknya sendiri dan dibagikan kepada para kru.

"Bukankah kita teman, kata Mamaku kita adalah teman kecil dulu."

"Ya, Tante Mikoto mengatakan itu juga padaku. Tapi kenapa aku lupa ya?"

"Sejujurnya aku juga lupa." Sasuke terkekeh. Hinata yang baru pertama kali melihat Sasuke tertawa seketika langsung terpesona. Meskipun hanya sebuah tawa kecil.

"Hinata, apakah aku boleh mampir ke tempatmu?"

Mata Hinata membola lucu, membuat Sasuke kembali tersenyum "Tidak boleh ya?"

"Eh, tidak. Bukan begitu." Panik Hinata, "Mmm.. Sebenarnya aku sudah pindah ke apartemen agar lebih dekat dengan lokasi syuting dan aku hanya tinggal sendirian." Hinata menggigit bibirnya, tak enak menolak Sasuke. Tapi dia juga takut membiarkan Sasuke bertamu.

Sasuke tersenyum, mengerti dengan kegelisahan Hinata "Maksudku, aku ingin mampir kerumahmu, sekalian bertemu dengan paman Kizashi."

Sial. Muka Hinata langsung merah padam karena salah mengira jika Sasuke ingin ke apartemennya. Dengan canggung Hinata mengangguk pelan..

"Baiklah, nanti selesai syuting kita pulang bersama." lagi-lagi Hinata hanya mengangguk.

***

"Dokter Haruno dan Dokter Yamanka, ada kecelakaan barusan dan korban sedang diperjalanan jadi kalian siap-siap." Informasi dari Dokter Tsunade. Tak lama mobil ambulan datang dan mengeluarkan korban, dengan segera Sakura berlari menghampirinya.

Deg! Jantung Sakura berdegup kencang mengetahui si korban adalah orang yang dikenalinya. 

"Sakura!" Teriak Ino menyadarkannya. "Ayo cepat keruang operasi." Sakura mengangguk dan ikut berlari mendorong brangkar menuju ruang operasi.

Berakhir di Januari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang