Yang aku tau adalah, malam ini aku akan berdua saja dengan Reyhan. Tanpa ada pengganggu. Setelah bersiap, aku langsung pergi menuju Cafe. Cafe itu sangat dekat dengan rumahku, jadi aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Mungkin hanya lima ratus meter saja. Aku melewati depan rumah Karina untuk menuju ke Cafe itu, namun aku melihat Reyhan disana. Aku menghentikan langkahku, dan melihat mereka sedang berpelukan. Sungguh itu sangat menyedihkan bagiku. Sejenak aku memalingkan wajahku dari adegan pelukan itu, dan meneteskan air mata. Tapi setelah itu aku melihatnya kembali. Pelukan itu sangat lama. Dan sepertinya bukan hanya aku yang melihat mereka berpelukan. Ada Farhan di seberang sana. Ada boneka dan bunga dikedua tangannya yang langsung jatuh begitu saja. Aku menatap Farhan sedih, aku tau apa yang dia rasakan. Karena aku juga sedang merasakannya. Tapi sepertinya, Karina menyadari keberadaaan kami dan langsung melepas pelukan dari Reyhan. “Reyhan, ada Meira dan Farhan disana. Mereka pasti salah paham” ucap Karina Resah. Reyhan dan Karina melihat aku dan Farhan. Aku tak habis pikir Reyhan akan bertingkah seperti. Lalu apa maksudnya untuk menyuruhku berdandan cantik. Apakah untuk melihat hal ini? Aku masih tidak mengerti, inikah yang dia sebut sebuah kejutan.
Saat itu aku melihat Reyhan ingin pergi ke arahku namun Karina melarangnya. Dan justru Karina yang menghampiriku sedangkan Reyhan pergi menuju Farhan. Tapi aku segera berlari, aku sudah muak. Aku tidak menyangka Karina akan melakukan hal ini padaku. Aku menangis sambil berlari, tapi Karina tetap mengejarku. Mungkin itu cukup jauh. Hingga aku tak sadar bahwa ada batu didepanku, dan aku terjatuh.
Disisi lain, Reyhan yang sedang berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Farhan malah terkena pukulan dari Farhan. “Gue gak nyangka lo munafik Rey” ucap Farhan yang sedang tersulut emosi dan memukul Reyhan lagi. Reyhan bisa saja melawan, namun dia memilih diam. Dia tidak ingin terpancing emosi dan membuat hal yang tidak-tidak.