[02] Kesepian

1.3K 239 35
                                    

"KOK SEPI, SIH???"

"TET TET TETTTT..."

"HAH, EMANG GITU NADANYA?"

"MANA GUE TAU, GUE KAN BUKAN CAESAR!"

"LAHIRAN?"

"HAHA, LUCU, NYING."

Egi dan Jagad masih melanjutkan debat ketika mereka memasuki rumah Joy yang begitu sepi. Yago yang mengekori mereka cuma masa bodoh, sudah kelewat muak dengan kelakuan dua orang itu.

Mereka sebenarnya nggak ada rencana untuk ngumpul di rumah Joy sepulang sekolah begini. Awalnya cuma Egi yang pengen main ke rumah Joy. Tapi karena Jagad itu sudah menjadi ojek pribadi Egi, cowok itu mau nggak mau harus mengantar Egi ke rumah Joy. Yago yang nggak tahu apa-apa juga jadi kena batunya, harus nganterin Joy yang memang nggak punya jemputan.

Yago, tuh, orangnya pasrahan abis. Nggak sama Candramawa, nggak sama Meraki, kalau sudah disuruh, anaknya bakal manggut-manggut saja. Jadi, ya, Yago cuma ikut-ikut saja ketika dia yang awalnya pengen langsung pulang jadi ditarik ke rumah Joy.

Mereka berempat langsung menuju ke ruang keluarga Joy. Yago langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa, hitung-hitung untuk mengganti waktu tidurnya yang tercuri karena ia yang harus jadi ojek dadakan begini. Egi meraih toples berisi keripik kentang dari meja rendah di tengah-tengah ruangan dan mencemilinya dengan santai, sementara Jagad sudah menyalakan TV sambil menggonta-ganti channel.

Joy yang menyaksikan itu semua langsung berkacak pinggang. "BUSET?! Berasa rumah sendiri, ya, lo semua."

"Mbak, ambilin minum, ya. Seret, nih," sahut Egi sambil ikut menonton film komedi yang Jagad setel.

"AIR UJAN, NOH, DILUAR!" Joy jadi sewot sendiri. Cewek itu lalu naik ke atas untuk mengganti seragamnya dengan pakaian rumah.

Joy turun kembali beberapa menit kemudian. Semuanya masih dalam posisi yang sama. Yago tampaknya sudah tertidur pulas, Egi masih mencemili keripik kentang Joy sambil tertawa bersama Jagad karena film yang sedang mereka tonton.

"Gi, lo udah izin ke Kak Esa, kan, kita bakal pulang telat?"

Egi mengerjap. "Gue pikir lo yang izin?"

"Lah, pinter?!" Jagad langsung panik. "Cepetan izin, nyet! Lo mau kita bertiga diseret pulang sama doi?!"

Egi langsung meraih sakunya, jadi mengernyit ketika nggak menemukan ponselnya di sana. Gadis itu buru-buru mengecek tasnya, semakin panik ketika nggak menemukan ponselnya juga di sana.

"HAPE GUE MANA?!"

"HAPE LO BUKAN HAPE GUE. NAPA NANYANYA KE GUE?"

"ANYING!" Egi makin panik ketika ia sudah mengeluarkan seluruh barang-barang dari tasnya dan tak kunjung menemukan ponselnya.

"KETINGGALAN DI RUANG GANTI, KALI?" Joy jadi ikut meninggikan intonasinya.

Egi bengong sebentar, sebelum... "LAH, IYA!!!"

Gadis itu langsung heboh menggoncang-goncangkan badan Yago yang baru saja tertidur beberapa menit. "YAGOOO, BANGUUUN!!!"

Cowok jangkung itu langsung terbangun kaget dengan wajah khas orang baru bangun tidur yang belum benar-benar mengumpulkan kesadarannya. "HAH??? APANYA YANG APA???"

"ANTERIN GUE KE SEKOLAH!"

"LAH, KENAPA LO NGGAK MINTA TOLONG JAGAD AJA?" Joy jadi heran sendiri kenapa Egi lebih memilih membangunkan Yago daripada Jagad yang lagi santai sambil menonton TV.

"SOALNYA YAGO KALO BAWA MOTOR KAYAK BENCONG DIKEJAR SATPOL PP." Egi menjawab asal sambil melemparkan kunci motor Yago ke arah cowok itu dan langsung menariknya untuk segera berdiri. "AYOK!"

01 - Out Of Control [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang