[04] Ulang Tahun Lisa

954 221 12
                                    

hari ini double update, ya.

---

"Ulang tahun mulu, tahun depan nggak usah lagi, lah."

"BRENGSEK!" Lisa mengumpat begitu mendengar ucapan selamat ulang tahun Egi yang nggak ada akhlaknya sama sekali.

Egi terkekeh, bertukar obrolan singkat dengan Lisa sebentar sebelum kembali bergabung dengan Jagad dan Yago yang sudah memberikan selamat kepada Lisa terlebih dahulu.

Acara Lisa diadakan di halaman belakang rumah gadis itu yang memang terbilang luas. Dentuman musik menghentak. Tamu terus-menerus berdatangan. Di sekolah, Lisa memang tergolong dalam jajaran anak populer. Selain karena dia jadi shooting guard andalan tim basket, cewek itu juga supel abis. Apalagi ditambah dengan senyumannya yang lucu.

Satu fakta lagi; dia punya pacar yang juga jadi cowok idamannya adik kelas sampai kakak kelas sekalipun. Namanya Juan, point guard kebanggan tim basket putra Bagawanta.

"Gat, tadi gue lihat jok belakang lo kosong, udah kena talak dari Shasya?" Bagas berceletuk santai membuat Jagad langsung memakinya.

Ngomong-ngomong, ia betulan datang sendirian tadi. Dan Bagas bukan orang pertama yang bertanya mengapa ia tidak datang bersama Shasya. Tadi ia sempat berpapasan dengan beberapa teman kelasnya juga yang bilang kalau mereka melihat Shasya justru datang bersama teman-temannya. Jagad sendiri belum melihat keberadaan gadis itu.

"Joy udah dateng?" Tanya Yago, menyadari kalau gadis berambut sebahu itu belum kelihatan batang hidungnya sedari tadi.

"Katanya, sih, udah. Tapi nggak tau di mana. Lagi asik ama cowoknya kali."

"Lah, si Joy udah punya cowok?" Jiwa penggosip Bagas mulai keluar.

Egi memutar bola matanya. "Hadeeeh, dia, mah, sejenis nih sama manusia ini." Egi menunjuk Jagad menggunakan dagunya. "Semua orang dibaperin, tapi pas dimintain kejelasan, jawabannya, 'idih, gue nggak pernah, kok, ngebaperin dia. Gue kayak gitu ke semua orang, dia aja yang kebaperan.' Halah asu!"

"Jangan cemburu dong, Bun. Posesif banget. Ayah tetap milik Bunda, kok." Jagad menggoda Egi, membuat gadis itu berdecih geli.

"Mingkem, anyeng. Gue—"

"Kak Jagad."

Meskipun hanya Jagad yang dipanggil, tapi Bagas, Egi, dan Yago juga ikut menoleh, menemukan Shasya sedang menghampiri Jagad dengan ekspresi keruh.

"Hm?" Jagad menyahut santai.

"Mau ngomong sebentar."

Yang lain langsung tahu apa yang sedang terjadi.

"Ehm, putus nih," lirih Bagas sambil pura-pura melihat ke arah lain.

"Welcome to the jomblo club again, brada." Kalau yang ini Yago.

"Wah, yang ini peletnya kurang kuat kayaknya." Yang ini, ya, pastinya Egi.

Jagad mengangkat alis mendengar intonasi serius Shasya, melirik teman-temannya sebentar sebelum kemudian berjalan mengekori Shasya. Di belakang Jagad, ketiga teman sampahnya itu memberikan semangat seakan Jagad akan turun ke medan tempur dan mempertaruhkan nyawanya.

Shasya terus berjalan membelah kerumunan, sementara Jagad memutuskan untuk nggak bertanya banyak. Langkah Shasya berhenti di dekat pekarangan rumah Lisa, di pinggir parkiran motor yang agak sepi.

"Kenapa kak Jagad nggak bilang kalau mau dateng?"

Jagad mengusap tengkuknya. "Karena nggak penting-penting banget sampai harus gue bilang...?"

01 - Out Of Control [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang