[08] Bagaimana Awalnya

908 196 12
                                    

Joy sedang asyik maskeran sambil mengerjakan tugas ketika ponsel yang sedang ia charge dan letakkan di atas nakas di sebelah tempat tidur berdenting, menandakan ada pesan yang masuk.

Gadis itu menegakkan posisinya sebelum meraih ponselnya, mengernyit ketika menemukan sebaris nomor tak di kenal muncul di layar ponselnya.

Joy?

Lah, seram juga.

Joy yang lagi sendirian di rumah jadi merinding. Ini nggak mungkin, kan, ada pembunuh yang diam-diam menerobos masuk ke dalam rumahnya?

Soalnya menurut cerita seram yang biasa Joy baca, sih, kalau Joy membalas pesan ini, nanti dia akan dikirimkan sebuah foto dirinya yang diambil di waktu sekarang, menunjukkan kalau pembunuh itu sedang berada satu ruangan dengan Joy.

Joy: ini siapa ya?

Nomor tak dikenal itu membalas dengan cepat.

Saka.

"YEU, SI BAHLUL!" Joy jadi sebal sendiri. Tapi sedetik kemudian gadis itu jadi panik sendiri saat satu pesan baru masuk ke dalam ponselnya, masih dari nomor yang sama.

Please unblock kontak gue.

Kalau sudah kayak gini, Joy sudah tidak lagi bisa berkelit. Waktu di supermarket, masih ada mulut sampahnya Jagad yang bisa menjadi penyelamat dan membantunya untuk lolos dari Saka. Tapi kalau sudah begini, Joy jadi nggak punya pilihan lain. Kasihan juga kalau Joy hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya.

Maka yang Joy lakukan setelahnya adalah membuka blokir kontak Saka di ponselnya, yang lalu di susul oleh pesan dari cowok itu sesaat kemudian.

Saka: thanks ya

Joy: sip

Joy: sorry waktu itu gue reflek ngeblock

Joy: hehe

Alasan yang super ngaco.

MANA ADA ORANG REFLEK NGEBLOCK???

Saka: santai

Saka: lagi ngapain, joy?

Hadeh. Joy langsung memutar bola matanya jengah, sudah kelewat muak sama modus-modus buaya darat yang kayak begini. Baru saja dibuka blokirnya, sudah berulah lagi.

Tapi Joy harus menjaga image sebagai wanita high-class nan classy.

Nggak boleh langsung bar-bar.

Joy: lagi nugas, nih

Setelah membalas begitu, Joy berharap Saka peka kalau cowok itu sudah menganggunya.

NAMUN TERNYATA ENGGAK.

Saka: cowok di supermarket tadi beneran cowok lo?

Joy: iyalah wkwk

"Ya kali bapak gue." Joy jadi menggerutu sendiri, tapi setelah itu dia jadi meringis sendiri melihat apa yang baru saja ia ketik di ponselnya. "Idih, amit-amit banget gue jadian sama predator kelas kakap kayak Jagad."

Saka: ooh

Saka: langgeng ya sama cowok lo

Saka: dia kelihatan banget sayang sama lo

Joy langsung tersedak membaca balasan Saka. "WAH, SAKIT NIH COWOK."

Dari segi mana Saka menilai kalau Jagad sayang banget sama Joy?

Tapi akting fakboi nasional macam Jagad seharusnya tidak perlu diragukan lagi sih, ya. Cowok itu pasti sudah sering terjebak di dalam situasi-situasi seperti itu.

01 - Out Of Control [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang