[07] Insiden

931 207 11
                                    

double update deh hari ini.

---

Jagad dan Shasya akhirnya putus.

Nggak, ini nggak ada hubungannya sama kejadian di ulang tahun Lisa waktu itu.

Ah, atau mungkin sebenarnya ada.

Usai pertengkaran mereka waktu itu, hubungan keduanya sudah kembali seperti biasa. Namun Shasya tiba-tiba saja berubah. Gadis itu jadi lebih sering menghubungi Jagad, selalu marah setiap kali Jagad telat membalas chatnya. Gadis itu juga bisa tiba-tiba mucul di Candramawa tanpa memberitahu lebih dulu.

Untuk yang terakhir ini Jagad sebenarnya nggak masalah. Namun Jagad, kan, jadi nggak enak kalau harus menemui Shasya saat lagi ngumpul sama anak-anak Candramawa yang lain.

Esa sama Shila saja nggak segitunya, kok. Shila selalu paham kalau Esa juga punya dunianya sendiri, begitu juga dengan Esa yang mengerti kalau hidup Shila nggak melulu soal Esa saja.

Jadi akhirnya, ketika untuk kesekian kalinya Shasya muncul di Candramawa tanpa memberitahu Jagad, cowok itu memutuskan untuk mengatakan apa yang selama ini ia coba untuk simpan.

Jagad mengajak Shasya agak menjauh dari deretan kamar kost Candramawa, soalnya hari minggu ini semua anak-anak Candramawa lagi berkumpul di kamar Jagad yang terletak paling ujung.

Bisa dipastikan lima orang penggosip itu akan nguping kalau Jagad ngomongnya di dekat situ.

"Sya, kenapa nggak bilang dulu kalau mau main?"

Shasya mengernyit, merasa sedikit defensif karena Jagad mengatakannya dengan intonasi yang terdengar tidak suka. Padahal apa yang salah dari memberikan kejutan kepada pacar sendiri?

"Pacar temen-temen gue seneng kalau pacarnya dateng tiba—"

"Gue bukan pacar temen lo." Jagad menyela, mulai capek karena rasanya hampir tidak pernah Shasya tidak menyinggung teman-temannya di setiap pertemuan mereka. "Gue punya temen, Shasya. Gue nggak enak kalau harus ninggalin mereka pas lagi ngumpul begini. Gue nggak pernah ganggu lo setiap kali lo lagi nongkrong sama temen-temen lo, kan?"

"Gue nggak masalah, kok, kalau kakak ikut pas gue lagi sama temen-temen gue, kok."

Di detik itu, Jagad langsung paham, bahwa sekeras apapun ia mencoba untuk membuat Shasya mengerti, gadis itu tidak akan mengerti.

"Sya."

Shasya mengangkat wajah untuk menatap Jagad, menduga bahwa sebaris permintaan akan menjadi sesuatu yang ia dengar setelah ini.

"Gue mau putus."

Dan dugaan Shasya ternyata salah.

"...Kak?" Shasya mengerjap, terlalu terkejut untuk mampu mengatakan sesuatu. "Kakak... Lagi bercanda, kan?"

"Gue mau putus, Shasya. Gue nggak bercanda."

"Tapi kenapa? Gue salah apa?"

Jagad tahu akan sia-sia kalau ia mencoba menjelaskannya pada Shasya, karena dengan air mata yang mulai tumpah di pipinya, jelas gadis itu tidak akan bisa memahami penjelasannya.

"Ayo, gue anter pulang."

"Gue bisa balik sendiri."

Namun Jagad tetap memilih untuk kembali ke kamarnya dan mengambil kunci motor, ponsel serta jaketnya sekaligus berpamitan pada anak-anak Candramawa yang masih asyik nonton sinema pintu taubat.

Jagad jelas nggak tega membiarkan Shasya pulang sendirian dengan mata sembab seperti itu.

Ketika Jagad kembali, Shasya masih berdiri di dekat pagar Candramawa, menggigit bibir bawahnya untuk menahan isak tangis yang hampir pecah.

01 - Out Of Control [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang