[01] Pahlawan Dadakan

1.6K 265 41
                                    

"Ya Tuhan, apa salah hamba?"

Bahu Joy langsung melemas ketika menemukan pangkalan ojek di depan kompleksnya kosong, padahal ia sudah berjalan jauh dari rumahnya ke sini. Ditambah lagi, jarum jam sudah mulai merambat meninggalkan angka 7.

Sebenarnya ini salah Joy juga, sih. Soalnya pagi tadi ia memang nggak sengaja bangun telat. Jadinya, kedua orang tuanya sudah berangkat ke kantor dan dia jadi nggak punya tumpangan untuk ke sekolah.

Kesialan selanjutnya? Paketannya habis, jadi Joy nggak bisa memesan ojek online.

Joy sudah mencoba menghubungi beberapa teman kelasnya, namun nggak ada yang mengangkat. Sudah Joy duga sih sebenarnya, karena jam pertama mereka adalah olahraga, dan sudah menjadi kebiasaan jika setiap olahraga, anak-anak kelas akan menyimpan ponsel mereka di loker masing-masing.

Nama Yago yang melintas selanjutnya di kepala Joy. Joy buru-buru mencari kontak Yago dan menelpon cowok itu.

"Sayang."

"Salah nomor, sorry. Jangan ganggu aku."

"Anyeng. Go, jemput gue dooong."

"Lah, lo masih di rumah?"

"Tadi gue bangun telat, bokap nyokap udah berangkat. Aku ditelantarkan. Paketan gue habis. Gue jalan kaki ke pangkalan ojek, eh nggak ada orang. Sekarang—"

"Maaf mbak, ini bukan mikrofon pelunas hutang. Saya nggak berniat untuk mendengarkan curhatan anda."

"BECANDA MULU, ANYENG!" Joy jadi berseru sebal. "Gercep elah jemput gue."

"Idih, udah minta tolong, ngegas lagi!" Yago jadi balas berseru di ujung sana. "Iya elah, bentar—Lah, anjir. Guru sosio udah masuk, Joy. Mau ulangan, nih."

Joy yang awalnya merasa sudah menemukan secercah harapan langsung mendesah kecewa. Cewek itu akhirnya pasrah, memutuskan sambungan dengan wajah menekuk.

Sebenarnya Joy bisa saja, sih, izin sehari. Tapi hari ini ada ulangan Matematika.

YA KALI JOY SUSULAN SENDIRIAN NANTI.

Berdua sama Egi saja nilainya sudah mentok, apalagi kalau sendirian. Alamat telor bebek di kertasnya.

Bentar...

Sebentar...

Joy masih punya satu harapan, kan?

Sekali lagi, Joy mencari satu dari sekian banyak kontak yang tersimpan di ponselnya.

Jagad.

Ia menekan nama itu dan segera mendekatkan ponselnya ke telinga.

Jagad mengangkat di nada sambung kedua.

"JAGAD!"

"ANJIR, KAGET GUE ANYING!" Jagad mengumpat kaget di ujung sana. "Apa sih lo?"

"Jemput gue, dooong. Udah telat banget ini."

"Diusir apa gimana, nih, lo sampai-sampai jam segini belum di sekolah?"

01 - Out Of Control [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang