Mata kuliah terakhir baru saja usai. Dosen wanita pengajar mata kuliah ekonomi kesehatan telah keluar kelas sejak lima menit yang lalu. Teman-teman yang lain sudah keluar kelas juga, tetapi ada juga yang belum keluar. Entah memanfaatkan wifi ruangan atau masih menyalin catatan.
Kalau gue pribadi, gue tetap di kelas untuk memanfaatkan wifi. Gue berselancar di internet untuk mencari kos murah di dekat kafe tempat gue bekerja. Gue berencana keluar dari panti asuhan. Yah, semacam hidup mandiri. Sekaligus mencoba menghindari visi yang gue dapat saat gue tenggelam dulu. Walau sebenarnya gue masih mengikuti visi itu, terkadang.
Omong-omong gue masih teringat akan visi itu sampai sekarang. Gue menganggapnya sebagai mimpi buruk yang harus gue hindari sejauh mungkin. Gue bahkan rela banting setir dari jurusan yang sejalur dengan jurusan gue sewaktu SMA, gara-gara visi itu. Gue rela gap year hanya untuk mengambil jurusan kesehatan masyarakat di universitas negri, yang notabenenya melenceng dari jurusan gue. Susah di awal karena gue bukan anak IPA. Tapi gue mewanti-wanti diri untuk selalu bertahan. Terbukti, gue bisa bertahan sampai di tahun ketiga gue berkuliah.
Gue bersyukur, setidaknya gue memilih jalan yang benar. Gue tidak mau visi gue menjadi nyata. Gue tidak mau harus terbunuh secara tragis.
Sesaat sedang mencari kos, ada notifikasi muncul. Gama mengirim pesan ke gue. Gue pun membuka pesan miliknya lebih dulu dan menunda pencarian gue sejenak.
Gamaliel❣️
|Udah pulang belum?
|Aku jemput?Gue langsung membalasnya agar pacar gue tidak menunggu lama. Oh ya, gue juga pacaran dengan Gama. Mungkin akan berencana menikah dengannya setelah gue wisuda. Tidak apa dengan Gama, meski sama-sama miskin. Asal bahagia.
Aiko
|Sudah
|kamu?Gamaliel❣️
|Di depan fakultasmu
|Hari ini mau nyari kos kan?Aiko
|YupsGamaliel❣️
|Ayo, kuantarTanpa ada niat membalas, gue membereskan barang-barang gue kemudian keluar kelas. Gue sedikit mempercepat langkah keluar gedung jurusan agar lekas menemui Gama. Lelaki itu biasanya tiba sepuluh menit sebelum memberitahu gue lewat chat. Gue tidak mau membiarkan lelaki gue menunggu lama.
"Gama!" gue memanggil ia yang berada di depan gue dengan setelan putih, dan sedang merengut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Querencia ✖ Lee Felix
Fanfiction[sequel of Nebula] Aiko dan Felix bertemu lagi sepuluh tahun kemudian setelah pertemuan terakhir mereka di kolam. Takdir mempertemukan mereka kembali dan berusaha mengikat keduanya. Aiko berusaha lari, sedangkan Felix mencoba menarik tangan Aiko. Ke...