七 | Perasaan yang Tidak Dapat Dimunafikkan

3.9K 790 234
                                    

Ini beneran gak ada yang suka sama Querencia?

Ini beneran gak ada yang suka sama Querencia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuk!"

Felix berseru dari tempatnya duduk begitu seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya. Pintu bercat coklat itupun terbuka setelahnya, menampilkan Yiren dengan dress biru muda yang dibalut snelli. Gadis cantik itu membawa tas jinjing bergambar kucing. Usai menutup pintunya, ia berjalan mendekati Felix.

"Gak bilang kalau mau ke sini," ujar Felix sembari menurunkan kacamatanya. Ia merasa heran karena tiba-tiba mendapati Yiren hadir tanpa mengabarinya lebih dulu.

Yiren menyengir, kemudian mendudukkan diri di depan Felix. "Oh, lupa. Tadi aku terburu, soalnya aku telat makan siang bareng. Ada pasien baru di ruang NICU."

Felix mengangguk paham. Lelaki itu menaruh map berisi rekap medis milik pasiennya tadi pagi, di laci meja. Yiren sendiri mulai menata kotak bekal berisi makan siang di atas mejanya. Seperti biasa, Yiren membawa bekal untuk mereka makan bersama. Gadis itu yang selalu memasak untuk makan siang mereka. Felix tidak bisa menolak sampai sekarang. Alasannya karena pamali menolak rezeki, dan Aiko belum resmi jadi istrinya.

Ia tidak mau terlalu memaksa Aiko untuk mengikuti takdirnya. Cukup dengan gadis itu menerima perjodohannya, ia sudah senang. Ia memang berubah dari apa yang ada pada visinya. Tujuannya agar Aiko mau mempercayainya dan berpegang teguh padanya. Ia ingin Aiko bergantung padanya.

"Aku bawa kornet telur sama tumis kangkung pedas. Aku juga bawa yang gak pedas buat kamu. Aku tadi pagi bangun kesiangan, duh, sampai gak bisa masak banyak," keluh Yiren sembari menukar kotak bekal berisi tumis kangkung tidak pedas untuk pacarnya, Felix.

"Gak apa. Yang penting cukup untuk dimakan," jawab Felix sekenanya.

Mereka berdua pun makan dengan tenang tanpa ada pembicaraan apapun. Felix sengaja fokus makan, sedangkan Yiren tidak ingin mengganggu Felix. Gadis itu tahu kalau Felix tidak suka ada pembicaraan ketika sedang makan. Padahal ia ingin berbicara mengenai suatu hal, tetapi ia urungkan saja.

Beberapa menit berlalu, Felix dan Yiren akhirnya selesai makan siang. Yiren membereskan kotak bekalnya kemudian membawanya ke wastafel di ruangan Felix. Ia mencucinya di sana biar sampai di rumah nanti tinggal dimasukkan ke rak piring. Sementara Yiren mencuci peralatan makan, Felix memainkan ponselnya sembari minum air botolan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2/2] Querencia ✖ Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang