十一 | Tidak Merelakan

3.2K 686 182
                                    

Siang ini matahari begitu terik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini matahari begitu terik. Saking teriknya membuat ruang kelas yang dindingnya dari kaca, terasa amat sangat panas. Akibat dari panas tersebut, sekresi keringat oleh kelenjar sudorifera kian bertambah. Dalam sekejap kaus yang gue kenakan menjadi basah. Mungkin tidak hanya kaus, rambut gue yang baru gue cuci semalam juga ikut basah.

Omong-omong hari ini gue ada mata kuliah di siang hari. Mata kuliahnya hanya satu saja. Namun, jam berlangsungnya dari habis dhuhur sampai jam dua siang. Tempatnya pun di gedung baru Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berdinding dari kaca. Harusnya kaca dapat menahan panas matahari. Akan tetapi, kombinasi antara sinar matahari yang menembus dinding kaca (sialnya mengenai gue) ditambah AC ruangan ini mati membuat gue merasakan free trial neraka.

Lebay, tapi kenyataannya demikian.

Gara-gara panas melanda, gue sampai tidak menyimak dosen yang sedang menjelaskan materi mata kuliah hari ini. Gue sibuk mengusap peluh dengan tisu. Sekalian gue menyesali datang terlambat sehingga kedapatan bangku di paling pinggir. Yah, bagaimana tidak? Gue masih ikut Felix ke rumah sakit untuk melakukan imunisasi HPV atau Human Papilloma Virus, yaitu sejenis vaksin yang digunakan untuk wanita belum pernah melakukan hubungan intim atau belum menikah. Gue saja, sementara Felix imunisasi DPT.

Sudah panas, lengan gue berdenyut, lengkap nian penderitaan gue siang ini.

Gue akhirnya berusaha menyimak materi itu sambil mengusap peluh. Tetapi di tengah-tengah aktifitas gue, ponsel gue di bawah binder bergetar dua kali. Gue langsung mengambilnya diam-diam seraya menatap dosen gue di depan sana.

dr. Alen
|smpai rmh lngsng tdur ma

Gamaliel ❣️
|kita harus bicara.

Dari calon suami dan mantan.

Gue memilih tidak membalas punya Felix, melainkan milik Gama. Duh, gue lupa mengubah nama kontaknya. Untung saja Felix tidak tahu soal itu.

Aiko
|Maaf, aku gak bisa

Gamaliel ❣️
|Aku gak peduli
|Aku tunggu dua puluh menit lagi

Agaknya gue lupa kalau Gama tahu jadwal gue karena ia setiap hari menjemput gue dari kampus.

Gamaliel ❣️
|Kl kamu kabur, aku culik kamu!

Astaga, Gama.

Aiko
|Aku pikir kita udah slesai

Gamaliel ❣️
|kita tidak akan selesai, sayang

Pesan Gama yang baru masuk membuat gue merinding seketika. Lelaki itu benar tidak akan melepaskan gue begitu saja walau gue terang-terangan memilih Felix. Ia membuktikan jawabannya beberapa hari yang lalu pada saat ini. Gue sebelum mematikan ponsel, menyempatkan untuk mengirimi Felix pesan untuk bertemu Gama. Gue tidak mau terjadi apa-apa, baik secara fisik maupun dari segi verbal nantinya.

[2/2] Querencia ✖ Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang