👣OCEAN 6👣

61 46 14
                                    

Sean memasuki Supermarket itu lalu berjalan menuju tempat dimana pembalut itu berada, ia sedikit melihat depan belakang memastikan kalau tidak ada orang melihat nya untung nya saat itu keadaan nya sedang sepi.

Sean melihat banyak sekali jenis-jenis nya membuat nya pusing mengambil yang mana. Sean membuka handphone nya untuk memberikan pesan kepada Milly

                           MILLY EARTH

Lo mau yang mana, banyak banget ini pusing gue.

                              Yang 42 cm cari aja
 
                              Sean sama kiranti ya okee

Y

Read.

Tanpa membalas pesan dari Milly ia langsung mencari ukuran 42 cm, tanpa memperdulikan merek, ia langsung berjalan ke kasir untuk membayar nya.

"Romantis banget si mas, sampai beliin ini buat pacarnya, beruntung banget ya bisa jadi pacar nya mas"

Ucap kasir perempuan itu, Sean hanya tersenyum terpaksa, dan langsung mengambil plastik itu lalu berjalan menuju motor nya.
   
Setelah sampai di rumah Sean langsung melempar kantong plastik itu kepada Milly.

"Thankyouuuu"
Milly beranjak ke kamar mandi untuk menggunakan pembalut nya, setelah itu ia langsung kembali ke sebelah Sean yang sedang bermain handphone.

"Sean"

"Apa lagi Milly?"
Ucap Sean mengerutkan dahi nya.

"Tadi ada yang nelfon lo"

"Siapa?" Jawab nya dingin

"Lauren"

Sean langsung menatap Milly dengan tajam, membuat Milly menjadi ketakutan.

"Lo angkat ga?"
Ucap Sean dengan dingin. Milly hanya menggeleng polos. "Mau apa Lauren nelfon gue lagi?" -batin Sean.

Milly berjalan menuju kamar nya lalu duduk di kasur putih itu, ia menatap seisi ruangan sambil melamun, bagi nya ini hari libur yang membosankan, ia tak diizinkan untuk keluar oleh Sean.

Padahal biasanya ia berkumpul bersama teman-teman nya. Bukan nya Sean posesif atau apa, tapi ini adalah perintah dari Risa mamah Milly sekaligus mertuanya untuk selalu menjaga dan memastikan bahwa Milly baik-baik saja.

Milly berjalan menuju jendela bernuansa putih itu  dan menatap jalanan yang kosong dan sepi, tidak ada kehidupan.  Tiba-tiba Sean memasuki kamar tersebut dan mengambil jaket hitam  yang tergantung di balik pintu.

"Mau kemana?"
Tanya Milly penasaran.

"Ke gudang, ada urusan bentar, lo di rumah, jangan berani-berani untuk kabur!"
Ucap Sean dengan dingin.

"Tapi Yan, gue gabut di rumah terus ish, no life banget, gue pengen main elah"
Jawab Milly memutar kedua matanya malas.

"Gue bentar doang, nanti balik lagi"

"Ya sama aja, bosen"

Sean menghela nafasnya, mana mungkin ia membiarkan Milly seperti ini kasian juga, ini kan masa remaja dia. Sudah selayaknya seperti remaja-remaja pada umumnya untuk menikmati masa remaja nya.

OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang