Sean membanting sendok yang ada di depannya lalu berdiri dan menarik Milly untuk pergi dari tempat itu. Entah perasaan apa yang tengah Sean alami, tapi ia merasakan muak dengan semua ucapan gadis sialan itu, apalagi melihat wajah nya, itu adalah sesuatu hal yang Sean tidak inginkan selama hidup nya.
"Kita pergi"
Ucap Sean dengan dingin sambil memegang tangan Milly, Milly yang tertarik langsung berdiri mensejajarkan tubuh nya dengan Sean."Sean dengerin aku dulu, aku mau bicara, Mill please tolongin gue"
"Bacot lu"
Ucap Sean, sedangkan Milly hanya pasrah dan menuruti apa kata Sean. Setelah sampai di parkiran Milly langsung melepaskan tangan Sean."Kenapa sih? Kasian Yan dia, gue cewek loh, pasti tau apa yang dia rasain"
Ucap Milly sedikit membentak"Ko lo jadi belain dia sih, udah tau dia udah nyakitin gue masih ada di belain"
Milly menghela nafasnya pelan.
"Bukan nya gue ngebelain lo atau Lauren, tapi kasian, kali aja dia mau minta maaf dan menyesal atas kelakuan nya, jangan egois lah Yan, kasih dia kesempatan untuk minta maaf"
Sedangkan Sean hanya pasrah dan langsung memasuki rumah makan itu kembali, terlihat Lauren yang sedang duduk sambil menunduk."Cepet gue sibuk" ucap Sean, sedangkan Milly menatap Sean sambil melotot membuat Sean menghela nafasnya kasar.
"Makasih ya sebelum nya, gini, gue kesini cuman mau minta maaf sama lo Yan, dulu gue udah sia-siain lo, padahal lo baik, lo perhatian, tapi itu semua gue sia-siain gitu aja, lo beruntung Mill dapetin Sean, jaga dia Sean ya"
"Semua orang pasti pernah salah, dan jadiin semua nya sebagai pelajaran ya Ren"
Ucap Milly sambil tersenyum."Iya pasti, Sean lo maafin gue kan?"
Ucap Lauren sambil memohon, Sean menatap Milly sebentar lalu mengangguk."Iya" ucap nya singkat.
"Gue duluan"
Ucap Sean pergi meninggalkan Milly dan Lauren. Lauren menundukkan kepalanya memasang wajah menyesalnya, Milly mengusap bahu Lauren dan mencoba menenangkan nya."Yang terpenting sekarang Sean udah maafin lo, gue duluan Ren"
Milly tersenyum ramah lalu pergi meninggalkan Lauren"Makasih Mill"
Milly tersenyum dan langsung mengejar Sean tepatnya ke parkiran. Terlihat Sean yang sedang menyandar di motor nya sambil mengusap seputung rokok di depannya."Asik, mau dong"
Ucap Milly lalu mengambil bungkus rokok yang ada di tangan Sean, spontan Sean langsung mengambil bungkus itu dan memasukan kembali ke dalam saku celananya."Beli sendiri" ucap Sean datar.
"Elah pelit banget lo" jawab Milly sambil memukul bahu Sean pelan.
"Ngapain sih lo rokok-rokok, lo perempuan ga baik buat lo, awas ya kalau gue liat lo ngerokok" ucap Sean menunjuk wajah Milly, Milly langsung menepis tangan Sean dan memutar bola matanya malas
"Heh, yang namanya bahaya itu biasa ke siapa aja, gak cuman perempuan, lo fikir laki-laki ga bakal sakit? Sama aja bray, udah ah balik ngantuk gue, dan inget traktiran belum berjalan!" Ucap Milly lalu memakai helm yang berada di spion motor Sean.
Sean menggelengkan kepalanya heran, masih ada perempuan seperti ini, biasa nya perempuan itu lembut, tapi ini boro-boro. Yang ada dirinya malah tersiksa.
-Milly-
Lupa hari ini gue harus sekolah, untung nya jam masih nunjukkin jarum nya ke angka 6 lewat 10, masih cukup buat mandi, gue ngeliat ke seliling Sean udah ga ada, ah udah biasa, paling cek gudang lagi, gue mandi selesai itu sarapan cuman makan roti itu pun sambil jalan dan makan di mobil karena gue tipe orang yang gasuka sarapan pagi hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEAN
Teen FictionOcean Smith lelaki tampan, dingin, pandai mekukul, perhatian, ketua geng motor, cerdas walaupun nakal, tapi sayangnya dia punya banyak rahasia yang tidak orang tahu, tak banyak orang di sekitar nya tahu tentang Sean dikarenakan sikap nya yang dingin...