👣OCEAN 11👣

42 7 1
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi Milly berjalan menuju gerbang dan tak sengaja dirinya bertemu dengan Julian yang sedang membaca buku sambil berjalan, Milly berjalan  menghampiri Julian. 

"Apa ga ada tempat sampai baca buku aja di jalanan kaya gini, kalau ketabrak gimana, hah?" Ucap Milly  membuyarkan Julian yang sedang berkonsentrasi membaca buku.

"mau pulang?" Tanya Julian menghiraukan ucapan Milly barusan, Milly hanya mengangguk,

"kamu mau ikut Abang ke rumah Mamah, apa pulang?"  Tanya Julian sembari memasukkan buku nya ke dalam tas.

"Umm, kayanya lain kali deh Bang"  lanjut Milly. Julian mengangguk paham, karena Milly sekarang sudah menikah dengan Sean. Tak lama kemudian Sean pun datang menggunakkan motor nya dan berhenti di depan Milly dan Julian.

"Eh Jul" Sean menepuk bahu Julian. Milly membuang muka ke arah jalanan untuk menghindari tatapan Sean karena ia masih kesal Sean tak mendengar nya tadi. Julian menatap Sean dan Milly secara bergantian,
ia tahu bahwa pasti ada masalah diantara mereka berdua.

"Yaudah gue balik ya, jagain ade gue, Mill Abang pulang" ucap Julian sambil berjalan menuju mobil nya.

"Tiati Bang" ucap Milly, saat ia hendak pergi, tangan Sean keburu mencekal tangan Milly membuat Milly terkejut dan langsung melepaskan tangan Sean.

"Mau kemana lo?" Tanya Sean

"Bukan urusan lo" ucap Milly lalu pergi meninggalkan Sean, tak diam, Sean langsung mengikuti Milly dengan menjalan kan pelan motor di samping gadis itu.

"Kayanya bentar lagi hujan turun" ucap Sean sambil menatap awan yang sudah menghitam dan suara petir yang terdengar, tak mendengar ucapan Sean Milly masih fokus berjalan dengan menutup kedua kuping nya.

"Gue emang batu kalau di bilangin, tapi gue ngelakuin kaya gitu cuman ke orang yang gue sayang" mendengar ucapan itu Milly langsung memberhentikan langkah nya, ia menatap Sean perlahan lalu menyipitkan matanya.

"Orang yang lo sayang juga ga bakal mau sama lo, apalagi kalau lo bertindak seolah kepala nya keras kaya batu, ga bisa dengerin apa kata orang" ucap nya sambil menyilangkan tangan di dadanya. "Ngerti kan maksud gue?" Lanjut nya. Sean menuruni motor tersebut lalu mensejajarkan tubuh nya dengan Milly.

"Lo berharap kalau orang yang gue sayang itu lo?" Tanya Sean menggoda Milly, Milly membulatkan matanya terkejut, pipi nya kini merah. "Pipi nya merah amat neng" goda Sean.

"Emang gini ya kalau ngomong sama fakboy, suka halu, heh denger ya, gue tuh ga minta di sayang sama lo, ohhh gue ngerti, lo ngomong kaya gini karena emang lo suka sama gue kann, ngaku loo!!??" Ucap Milly dengan nada menantang, memajukan wajah nya mendekati Sean.

Cupp.

Sean mencium kening Milly perlahan lalu memeluk nya erat, tak lama kemudian hujan pun turun, kini baju mereka basah kuyup, namun mereka tak mementingkan itu. Milly kini berada dalam dekapan Sean, ia sedang menahan nafasnya dalam-dalam.

-Milly-

Cupp.

Gue langsung terdiam dan ga bisa berkata apa-apa, raga gue bilang untuk pergi tapi hati gue bilang untuk tetap dalam pelukan Sean, nyaman, aman. Itu yang gue rasain pas berada di pelukkan Sean, ditambah hujan yang turun membuat suasana menjadi hening. Tidak ada orang di sekitar, hanya terdengar rintik hujan.

"Gue sayang sama lo" ucap Sean masih di dalam pelukan, namun Milly hanya terdiam karena tubuh nya yang masih syok karena ucapan Sean barusan. "Gue juga sayang sama lo" ucap gue spontan tanpa sadar.

Brukk
.
.
.

"Milly bangun woy tidur mulu lo, untung guru nya kaga liat lo" ucap Keyra membuat kepala gue makin pusing, gue ngeliat seisi ruangan ini, ga ada Sean, apa tadi itu cuman mimpi, ah masa ia gue mimpiin orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang