Vores Verden 3

915 81 19
                                    

Terinspirasi dari penampilan Hyoyeon SNSD di acara Hit the stage : Devil theme

Sekaligus terinspirasi kisahnya Merilyn Monroe. Versi aku sendiri.

Happy Reading !

_________________-»»

Lekuk tubuhnya menari begitu gemulai dibalut gaun merah profokatif yang begitu ringan hingga melayang saat si rambut pirang itu berputar, semua orang dalam club malam itu hampir menahan nafas, tercekat akan begitu besarnya gairah yang dibawa si rambut pirang diatas tumit heels hitam menawannya.

Rambutnya tertata sangat sederhana, begitu simple hingga anakan rambutnya membingkai wajah mungil begitu seksi, si pirang adalah primadona malam, si pirang adalah wanita tercantik dengan tubuh panas gairah seperti sebuah mawar yang ditaburi oleh coklat panas yang meleleh.


Setiap lekuknya adalah racun, berbahaya untuk saraf mata yang akan menghipnotismu hingga rela menunggu si pirang untuk sekedar berlalu pergi bersama parasnya yang menawan.

Gerakannya yang begitu lincah dan ekspresinya yang begitu mengundang membuat semua mata begitu memujanya.

Seharusnya seluruh wanita club harus bertabah diri, merasa terkucilkan saat si pirang telah menampakkan kaki. Dan menyita seluruh atensi.


Gemulai tubuhnya bergerak lincah, tumit heelsnya yang tinggi mengetuk lantai dengan gerakan beriramanya. Berputar, menunduk, meraih, dengan irama yang cepat, hingga melambat.

Sorot matanya menajam namun bergairah. Bibir rubinanya terbuka disetiap hentakkannya, lekuk tubuhnya meliuk dengan indah dibalik gaun merah transparannya.

Semuanya berjalan nyaris sempurna, bersamaan dengan akhir penampilannya yang begitu mengagumkan.
Seluruh pengunjung club malam yang menanti penampilannya begitu puas, tegukan liur serta paniknya mereka mencari minuman disekitar mereka hanya untuk meredakan tenggorokan yang kering menandakan begitu berbahayanya si pirang yang cantik mempesona.


Ialah Luhan

Si Marilyn Monroe Korea Selatan, parasnya mengedar seperti serbuk sari bunga beracun yang begitu memabukkan.

Melangkah menuju ruang pribadinya dengan langkah ringan dan sensual. Senyumnya tertarik saat mendapati satu buket besar mawar merah yang tergeletak seksi se seksi ungkapan dalam kalimat di kartu yang terselip di dalamnya.

‘’penampilanmu panas, sepanas kau yang bergerak di atasku. Seperti coklat panas yang meleleh. Membuat candu’’

Kekehan kecil menyelinap di paras orientalnya yang menarik, dengan pelan ia menyelipkan anakan rambutnya kebelakang, senyumnya mengembang seperti roti panas yang menggiurkan.

‘’suka…?’’

Tangan besar itu merengkuhnya dari belakang, mengantarkan aroma musk yang begitu jantan, keliman jarinya berkait dan menarik si pirang mendekat, menempel pada tubuhnya yang panas.

Atensi Luhan terarah kepada keliman jari di atas perut ratanya, urat tangan yang menonjol dibalik lengan kemeja yang tertekuk sampai se siku membuatnya mendesah ringan.

Oh Seberapa kekarnya ia sehingga dengan pelan tangan lentiknya terulur mengusap dengan ringan.

Ia berbalik, mendapat kecupan kupu-kupu di hidung bangirnya serta satu sentakan tubuh yang saling menempel diantaranya. Kekehan kecil si pirang kembali terdengar.

‘’hai kuda hitamku…’’ jangan tanyakan dari mana asalnya julukan kuda hitam yang diberikan Luhan untuk pria di hadapannya.

Tubuhnya yang atletis, tingginya yang menjulang, dan paras rupawannya sepanas kuda hitam saat ia pandang dibawah lampu keremangan, diatas peluh keringat tubuh.

Vores VerdenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang