Vores Verden 4

722 80 8
                                    


‘’sayang…. !!!’’

‘’tunggu sebentar Lu….’’

Dengarkan itu ? suamiku yang begitu tampan harus memiliki kebiasaan yang begitu menyebalkan.

Demi tuhan ! dandannya bahkan lebih lama dari pada aku, yah… meskipun karena aku sedang malas berdandan saja karena hormon kehamilanku, aku menjadi wanita pemalas akhir akhir ini.

Tapi bukan berarti ketertarikan berdandan sekarang beralih kepadanya juga !, lihatlah kulitnya yang sudah putih semakin putih. Seperti tepung !, aku memandang kulitku sendiri, dan aku menyesalinya. Dan caranya tersenyum diatas kulit berkilaunya.

Oh… kenapa aku harus menyentuk kedua pipiku jika aku mendapati kulitku yang sedikit kusam dan berminyak.
Moodku menurun.

‘’sudah siap ?’’

Ya tuhan.. aku terlalu malas meladeninya, dan memilih pergi meninggalkannya yang terkekeh di belakangku.












Hari ini adalah hari pemeriksaan kehamilanku yang ke tujuh bulan.
Anak pertama ! kami berdua begitu antusias.

Apalagi saat kudapati senyum mengembang darinya, Oh mood burukku, kemana hilangnya tadi ?

Pria itu bahkan selalu bersemangat mengantarku cek up setiap kalinya. Mengalihkan kesibukannya dari perusahaan dan selalu sabar menemaniku untuk memeriksa baby pertama kita.

Namun, setelah kulangkahkan kaki ku menuju rumah sakit, bahuku yang semula tegak langsung merosot.

Yatuhan !
Kenapa banyak sekali ibu hamil kali ini ?



Aku menghela nafas pelan, dan Oh Sehun menuntunku untuk duduk disebelahnya.

‘’kenapa banyak sekali sih yang mengantri ?’’ keluhku.

Oh Sehun hanya mengedarkan pandangannya memandang lamat-lamat sekitarnya.

‘’entahlah lu… aku juga tidak menyangka akan sebanyak ini calon teman baby kita’’

Aku hanya mendengus sebelum mengusap pelan perut besarku.

‘’sabar ya sayang… banyak temanmu yang juga ingin diperiksa..’’ bisikku pelan mengundang kekehan kecil dari suamiku. Dengan pelan ia juga mengelus perut besarku penuh kasih sayang.

‘’jagoan appa harus sabar hmm… ?’’


Aku tersenyum dan OH ! BAYINYA MENENDANG !

‘’s-sehunah…’’ kami terkekeh. Bahagia saat sang baby begitu aktif di dalam sana.


Kegembiraan itu begitu berlangsung lama hingga sebuah suara feminim mengganggu kami.

‘’maaf… apa benar ini adalah ruang klinik Dokter Kang ?"

Kedua mataku terangkat dan memandang suami istri yang berdiri di depanku, ibu hamil juga. Karena perutnya yang terlihat membuncit di antara dress bermotifnya. Senyumku mengembang,

‘’iya benar…’’

Namun, aku harus dibuat melongo sesaat kemudian. Kenapa wajah wanita itu datar sekali ? dan kenapa pandangannya begitu tajam memandang Oh Sehun ?. aku memandang mereka seperti seorang idiot sebelum sebuah suara mengejutkanku.

‘’Sayang… ! aku tak mau cek up hari ini ! kita pulang saja !’’


Loh loh… kenapa dengannya ? apa aku salah bicara ?
Mereka pergi dengan gerutuan dari sang perempuan dan beberapa pertanyaan bingung dari sang lelaki.

Vores VerdenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang