Kedua netra indah itu menyipit menajam diantara lebat dan rimbunnya semak belukar yang menyembunyikan tubuh kecil dan mungil tersebut.
Surainya ia ikat tinggi-tinggi dan tersimpul tali temali tumbuhan rambat yang kontras menyatu dengan rambut cokelatnya.
Wajahnya Nampak serius meskipun sesekali mendesis kecil. Ia tarik kuat-kuat temali dari busur panahnya dan memejamkan sebelah mata. Berfokus pada buruan yang jauh dari jangkauannya.
‘’bidik !’’ suara rendah dari samping tersebut membuatnya melepas anak panah. Meluncur dan
Zrakkk… !!!
Babi hutan yang lumayan besar tersebut langsung kesakitan karena panah beracun yang menembus bagian perutnya.
‘’bidik.. !!’’ teriakan menggema membuat anak itu melepaskan kembali anak panahnya.
Zrakkk.. !
panah tersebut menancap dalam ke telinga babi hutan tersebut. Menembus kerangka otak sehingga babi tersebut berbunyi nyaring disela-sela kematiannya.
Seorang wanita dan anak perempuan tersebut langsung beranjak dari persembunyiannya.
Berlari dengan mengeluarkan sebuah parang panjang mendekati babi yang masih berusaha menggeliat. Wanita dewasa tersebut berhenti dengan nafas terengah.
'‘tebas lehernya…’’
anak perempuan yang juga membawa pedang tersebut memandang kearah sang ibu yang balik memandangnya heran, namun seketika berubah menjadi serius.
‘‘tebas lehernya Luhan !’’
Anak perempuan yang bernama Luhan tersebut menelan ludah gugup. Ia mengambil nafas sebelum mengangkat tinggi-tinggi parang yang ia pegang.
Zrakkk !!!
Kepala babi tersebut seketika menggelinding lepas dari tubuhnya. Anak perempuan tersebut terengah sebelum membuka mata perlahan, tangan gemetarnya coba ia hiraukan.
Persepsi ibunya lebih penting dari apapun sehingga dengan takut ia kembali memandang sang ibu. Ketakutannya berubah menjadi kelegaan luar biasa saat mendapati senyum kecil tersampir diwajah ibunya.
Tangan kasar sang ibu mengusak surainya pelan.
‘’kerja bagus’’Sebelum tubuh sang ibu merendah untuk menghadap kearah sang putri.
‘’lain kali.. jangan takut dan jangan merasa kasihan.. hilangkan rasa itu dari dirimu, mengerti ?’’
Ucapan sang ibu membuat anak perempuan itu mengangguk mantap. Kepuasan ibunya membuatnya bertekad untuk belajar lebih baik lagi dilain waktu.
Sang ibu tersenyum.
‘’anak pintar.. bawa kepala babi ini, dan bilang kepada nenek BoA jika kau berhasil membunuh babi hari ini..’’
Senyum lebar terbentuk di wajah anak perempuan tersebut
‘’ya ibu.. !!’’ ucapnya bersemangat sebelum tangan kecilnya mengembalikan parang kebanggaannya ketempat semula, menyampirkan busur panahnya kepundak dan beranjak untuk mengambil kepala babi yang berukuran besar tersebut.
Lantas anak itu pergi, melewati semak belukar dengan kedua kaki kecilnya yang tak beralaskan apapun.
Pergerakannya yang gesit dan lincah membuatnya menghilang diantara rimbunnya pohon pohon di dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vores Verden
Teen Fiction»»kumpulan Oneshoot«« dalam dunia kita, kau dan aku. dalam garis tangan sang penulis. warna hidup kita berdua. hanya kau dan aku. Entah bagaimanapun akhirnya percayalah. aku tak pernah menyesal mengenalmu ⛔⛔🔞 Akan di tamatkan setelah 35 Chapter.