Yujin memarkirkan sepedanya di halaman rumah Yuri, meraih barang-barang miliknya dan siap untuk masuk ke dalam. Begitu pintu dibuka, hal mengejutkan menimpa dirinya; sebuah baskom jatuh mengenai kepalanya. Yujin diam beberapa detik sampai dirinya mulai oleng dan hampir jatuh kalau saja ia tidak cepat-cepat bersandar pada dinding di sana. Sambil perlahan-lahan mendudukkan diri, ia memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.
"Kau baik-baik saja?!" Seru seorang pria yang sedang berdiri dengan tangga sebagai penyangga. Buru-buru pria itu turun dan menghampiri Yujin.
"A-aku baik-baik saja" Yujin berusaha memfokuskan pengelihatannya yang sempat memudar. Ia hanya bisa melihat punggung seorang pria yang mulai menjauh.
Tak lama pria itu kembali dan menyodorkan segelas air putih pada Yujin "Aku minta maaf dengan kejadian tadi"
"Tidak apa-apa. Terima kasih" Yujin meneguk minuman itu sampai habis, karena jujur saja ia sangat terkejut dengan hal yang menimpanya barusan.
"Kau yang mau belajar gitar itu ya? Namaku Kang Hyewon" Ucap pria itu sambil membantu Yujin berdiri.
"Iya. Namaku Ahn Yujin" ujarnya sambil masih memegangi kepala.
"Apa sesakit itu? Aku antar ke klinik ya"
Yujin menggeleng cepat " Tidak perlu aku sungguh baik-baik saja"
Sebenarnya yang dilakukan Hyewon tadi adalah sedang membersihkan ventilasi udara, ia lupa memindahkan barangnya dari balik pintu. Alhasil begitu dibuka, barang di sana tersenggol pintu dan jatuh. Untungnya yang jatuh hanya baskom kosong.
Hyewon hanya bisa pasrah mendapat penolakan meski ia sungguh ingin menebus rasa bersalahnya.
"Apa aku bisa mulai kelasku sekarang?"
"Soal itu..." Hyewon menjelaskan kalau sebelumnya Yuri sedang pergi berbelanja untuk makan malam, tapi sudah lewat dua jam gadis itu tak kunjung pulang. Saat Hyewon menghubungi Yuri untuk menitip sesuatu, rupanya ponselnya ditinggal.
Yujin yang mendengar itu hanya bisa berekspresi lelah. Ia tak percaya kalau gurunya sendiri yang akan melanggar peraturan. Padahal ini baru hari pertama.
Melihat sudah pukul lima lewat, Hyewon berniat ingin menggantikan Yuri sesaat untuk mengajari Yujin, tapi rasanya agak tak sopan mengambil alih begitu saja tanpa persetujuan dari adik sepupunya itu. Lebih lagi, ia takut kalau Yuri marah. Adiknya itu kan sangat sensitif.
"Ke-kenapa kau tertawa?" Yujin merinding saat melihat pria di depannya itu tertawa kecil.
"Ah maaf, aku hanya teringat seseorang. Ngomong-ngomong, kau mau menunggu? Barangkali dia sedang di perjalanan" tawar Hyewon ramah.
"Tidak usah" tolak Yujin lagi, membuat Hyewon agak kecewa. "Dimana tempat dia biasa berbelanja, aku akan menjemputnya"
Hyewon terkejut mendengar penuturan Yujin. "Kau mau menjemput Yuri?"
Yujin mengangguk "Aku titip gitarku di sini ya"
Melihat kepolosan dan ketulusan Yujin, Hyewon tak segan memberi tahu, lagi pula adik kesayangannya akan lebih aman kalau ada yang menemani. Entah kenapa ia bisa mempercayai pria polos ini.
Hyewon pun menjelaskan detail tempatnya, tanpa pikir panjang Yujin langsung meluncur ke tempat tujuan dengan sepedanya.
"Benar-benar pria aneh..." Hyewon berdecak heran melihat tingkah Yujin. Sebenarnya yang membuat ia lebih heran adalah alasan kenapa Yujin mau repot-repot melakukan itu, padahal kenal saja terbilang sangat baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me!
RomanceKetika manusia takut untuk mengungkapkan rasa, maka segala sesuatu mendadak rumit... "Terima kasih atas ilmunya, Nona..." Ahn Yujin tersenyum bangga saat menatap sang guru yang sudah beberapa bulan ini membantunya belajar alat musik. "Sekarang gilir...