Rumit

278 46 8
                                    

"Nona! Aku mohon tunggu sebentar!"

Yujin menghentikan sepedanya setelah kelelahan mengejar Yuri yang ternyata larinya lumayan cepat, kemudian ia kembali mengayuh sepedanya sambil terus menyerukan nama Yuri, tapi diteriaki berulang kali pun tetap tak menoleh, justru gadis itu semakin mempercepat larinya.

Brak!

Sampai Yuri mendengar suara jatuh dan rintihan seseorang, barulah ia menghentikan larinya dan menoleh ke belakang.

"Tu-Tuan?" Terkejut ia mendapati Yujin terduduk memegang lutut dengan keadaan sepedanya yang terbalik dan rantainya lepas. Yuri langsung berlari mendekati Yujin untuk memastikan keadaan muridnya itu. "Kau baik-baik saja?" Tanyanya kemudian usai berlutut mensejajarkan pandang dengan Yujin.

Yujin tertawa singkat di tengah nafasnya yang tersengal-sengal.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Yuri sedikit kesal.

"Apa aku harus menjawab pertanyaanmu? Dengan kau lihat celanaku sobek dan lututku berdarah, apa itu disebut baik-baik saja?" Yujin masih tertawa meski sesekali ia meringis kesakitan.

"Tch! Ya sudah aku pulang saja ya! Sepertinya kau tidak butuh bantuan"

Yuri langsung berdiri karena kesal dengan ucapan Yujin. Ia tahu bahwa benar yang dikatakan muridnya tersebut bahwa tentu saja Yujin tidak baik-baik saja dengan keadaan seperti itu. Tapi itu kan pertanyaan umum dan spontan yang akan ditanyakan saat seseorang terluka. Yuri kan semakin kesal.

"Eh! Jangan pergi lagi. Aku mohon" Yujin langsung menahan pergelangan Yuri agar tidak berlalu lagi dari hadapannya. "Aku membutuhkanmu, Nona"

"H-hah?"

"Aku butuh kau untuk membantuku pulang. Jujur saja aku sudah kesulitan berdiri, apalagi untuk jalan sendiri"

Yuri tidak ada pilihan lain selain membantu Yujin pulang dengan memboncengnya ke rumah. Beruntung sepeda Yujin tidak rusak parah, hanya rantainya saja yang lepas dan masih bisa dipasang kembali.

Yujin cukup berat untuk dibonceng oleh Yuri, tapi kembali lagi ia tak ada pilihan lain. Mau berjalan kaki pun agak sukar dilakukan oleh Yujin, mengingat bahwa kakinya terluka.

"Nona, boleh kutanya sesuatu?" Ucap Yujin di tengah perjalanan mereka bersepeda.

"...." tak ada jawaban dari Yuri.

"Kemana saja kau seminggu ini? Kenapa tidak bisa dihubungi dan setiap aku ke rumahmu, kau selalu tidak ada. Apa kau baik-baik saja?"

"...." Yuri masih diam dan fokus pada jalan raya yang makin sepi dan hanya nampak beberapa kendaraan serta pejalan kaki yang lalu lalang.

"Kau tahu, Nona? Berkatmu aku selangkah lebih dekat dengan Minjoo-- Ah iya, dunia memang sempit ya? Ternyata kau satu kelompok dengannya" Yujin terus bercerita sendiri.

"...." Yuri masih setia mendengarkan meski tak memberi respon.

"Kau pernah tanya kenapa aku belajar gitar kan? Itu semua karena Minjoo. Dialah orang yang aku suka dan dialah alasan aku melakukan semua ini"

"...."

"Aku benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan orang sehebat dirimu, Nona. Terima kasih sudah menjadi inspirasi untukku. Aku ingin belajar banyak lagi darimu"

"...."

"Mungkin ini bukan duet, karena tidak hanya aku dan Minjoo yang menyanyikan lagu tadi. Tapi bisa satu stage dengannya di Pensi nanti aku sudah senang dan mimpiku sebentar lagi akan jadi kenyataan. Itu semua berkat dirimu, Nona"

Teach Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang