Sakura tak henti menunjukkan ekspresi kesal setelah mendapati apa yang diperbuat oleh salah satu pegawai di toko tempat mereka berbelanja saat ini. Meski pegawai itu berulang kali memohon maaf hingga membungkukkan badan, tetap gadis berwajah tegas itu tak memberi tolerir. Walau rekannya pun sudah membujuk.
"Saku-chan..." Hitomi, gadis lemah lembut itu langsung menahan tangan Sakura agar kawannya tak berbuat lebih jauh.
Sakura berpaling dan menatap Hitomi yang sedang duduk sambil memijit kaki. Dahinya mengernyit sebagai tanda ketidaksetujuan atas sikap sahabatnya yang terlalu baik itu. Sedetik kemudian si gadis pipi chubby menggeleng pelan.
"Tapi, Hiichan--"
"Sudah, Saku-chan. Maafkan saja. Dia tidak sengaja"
Pegawai toko itu tidak sengaja menabrak Hitomi saat sedang membawa beberapa tumpukan kardus. Hitomi terjatuh dengan kaki kanan menghantam ujung kursi. Utungnya tidak cidera parah, hanya sedikit memar. Tapi menjadi masalah saat Sakura yang turun tangan.
Sakura sangat marah saat mengetahui bahwa teman kesayangannya itu terluka dan ia menuntut pertanggung jawaban. Padahal Hitomi sendiri tidak masalah, lagipula pegawai itu sudah minta maaf berulangkali.
"Akan kulaporkan pada bosmu!" Sakura menatap tajam pegawai lelaki itu sebelum mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.
"Tolong jangan--" si pegawai panik.
Hitomi dengan sigap berdiri dan menarik paksa ponsel dari tangan Sakura "Saku-chan! Sudah! Jangan mempersulit dirinya. Aku sudah tidak apa-apa" kini tatapannya tegas.
Setelah beberapa detik mendapat tatapan tajam dari Hitomi, akhirnya Sakura mengalah "Baiklah, jika kau yang meminta" Sakura berpaling menatap si pegawai yang kini sudah tertunduk sedih "Aku maafkan. Tapi awas saja kalau kau ulangi lagi!"
Si pegawai langsung mengangkat pandang "Te-terima kasih! Sekali lagi maafkan saya!" Pegawai itu membungkuk sesaat, setelah itu berlalu dari sana.
"Hiichan, kau baik-baik saja?" Sakura berjongkok, mensejajarkan padang dengan Hitomi. Bertanya dengan bahasa Jepang seraya memandang kaki dan wajah sahabatnya secara bergantian.
Hitomi tersenyum "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir"
Dua warga negara Jepang itu sedang ada di toko alat musik, dan semula niatnya mau membeli beberapa peralatan untuk memperlengkapi alat musik mereka. Tapi melihat kondisi Hitomi yang akan sukar berjalan, sepertinya akan diurungkan.
Sakura membujuk Hitomi untuk pulang saja dan melakukan pencarian di lain hari saat kondisinya sudah memungkinkan. Tapi Hitomi kekeuh ingin tetap membeli alat musik yang sudah dititip oleh temannya.
"Kakimu sedang sakit, Hiichan. Kau tidak akan mampu berjalan sambil membawa Cajon" begitulah Sakura memprotes saat Hitomi keras kepala.
"Tapi aku sudah berjanji pada Nako-chan untuk membawakannya Cajon hari ini" dan akhirnya Hitomi merajuk.
Sakura mendengus lelah. Ia akan mudah kerepotan kalau sahabatnya itu sudah merajuk. Bisa-bisa dirinya tidak akan ditegur berhari-hari. Itulah Hitomi; mudah merajuk kalau di depan Sakura. Ia sendiri pun bingung, kenapa hanya dengannya Hitomi jadi begini. Padahal kalau dengan yang lain, gadis kulit putih susu itu akan sangat baik. Seperti sekarang; tidak bisa menolak dan menunda kalau ada yang minta tolong.
"Hiichan, pahamilah keadaanmu sekarang"
"Tidak mau"
"Hiichan--"
"Sakura? Hitomi? Sedang cari apa? Mencariku atau mencari barang?"
Minjoo tiba-tiba hadir dengan ekspresi heran melihat dua rekannya yang sedang bercakap. Ia tak paham jelas, tapi melihat mimik yang ditunjukkan Hitomi, sepertinya habis ada perdebatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me!
RomanceKetika manusia takut untuk mengungkapkan rasa, maka segala sesuatu mendadak rumit... "Terima kasih atas ilmunya, Nona..." Ahn Yujin tersenyum bangga saat menatap sang guru yang sudah beberapa bulan ini membantunya belajar alat musik. "Sekarang gilir...