prolog

26.2K 2.9K 1.7K
                                    

"Kita ngapain ke sini sih, Gyu"

Yeonjun berjalan mengikuti adiknya, Beomgyu, dengan langkah malas menuju tempat penampungan hewan. Sementara yang dipanggil malah tetap berjalan lurus, seakan akan apa yang diucapkan sang kakak itu hanya angin lalu semata.

Ini semua karena adiknya itu bersikekeh ingin membelikan Yeonjun hewan peliharaan untuk menemaninya di rumah.

Kasihan katanya, Yeonjun terlihat miris karena selalu sendirian, bahkan dirumahnya sendiri.

Yeonjun itu anak rantau, dan sekarang Beomgyu sedang berkunjung. Beomgyu sudah menyuruhnya untuk tinggal dengan Yang Jeongin, sepupunya dan kedua orangtuanya yang juga merupakan paman dan bibi Yeonjun.

Tapi Yeonjun menolak keras. Tujuannya merantau kesini selain untuk mencari ilmu juga supaya dia bisa menjadi mandiri.

Akhirnya Yeonjun memilih untuk membeli rumah sendiri. Beruntung bahwa dia berasal dari keluarga yang berada. Tapi tetap, Yeonjun diberi jatah uang perbulan dan harus bisa mengaturnya jika tidak ingin kelaparan.

"Gyu gak usah, serius. Gue gapapa" ujar Yeonjun saat Beomgyu sedang mengurusi data data yang harus dimasukan ke pihak penampungan hewan.

Beomgyu berdecak malas dan melirik ke arah Yeonjun sinis. "Udah ikutin aja. Bawel banget sih lo"

Dan Yeonjun hanya menghela nafasnya. Beomgyu itu anarkis kalau sedang marah. Dan Yeonjun tidak berniat untuk membuat marah adik ter(bangsat)cintanya itu.

"Ayo bang, dipilih dipilih mau yang mana" ujarnya sambil menuntun Yeonjun melewati kandang kandang yang berjejer rapi didepannya.

Ya sudah karena sudah begini, Yeonjun pasrah saja.

Dia menyusuri setiap kandang dan melihat lihat. Banyak hewan hewan yang lucu seperti kucing dan kelinci. Tapi ada juga yang seram seperti anjing bulldog yang menggonggong galak padanya saat lewat seakan mengajak baku hantam.

Yeonjun menyipitkan matanya yang hanya segaris itu saat melihat, seekor kelinci bulat berwarna putih dan bercorak coklat menggosokkan badannya pada besi jeruji, seperti berusaha keluar. Padahal sudah jelas dengan badan bulatnya itu, dia tidak akan bisa keluar.

Yeonjun tersenyum tipis. 'Lucu juga'

Dia mendekati kandang itu dan membungkuk. "Hai. Lagi ngapain?"

Kelinci itu berbalik. Dia menatap Yeonjun polos dan memiringkan kepalanya, dengan telinga yang bergerak gerak lucu.

Yeonjun senyum. Gemas. Dia mengulurkan tangannya, kalau kelinci itu membalas, Yeonjun anggap itu sebuah persetujuan untuk bisa Yeonjun bawa pulang.

Kelinci itu menatap uluran tangan Yeonjun. Tapi setelahnya dia berlari menjauh dan berdiam dipojok kandang.

"Eh kok lari sih? Sini dong, aku baik kok. Ker ker ker" ujarnya sembari menjentik jentikan jari tangannya.

Beomgyu yang dibelakangnya menatap Yeonjun aneh. "Waras lo bang? Manggil kelinci kok kayak manggil ayam"

Tapi anehnya, kelinci itu malah berbalik, dan menghampiri Yeonjun, lagi.

Beomgyu menunjuk kelinci itu tidak percaya. "Parah anjir. Kelincinya sama gak warasnya kayak lo, Bang"

"Ya karena itu jadi kita ditakdirin bersama. Iya kan?" tanya Yeonjun pada kelinci itu.

Kelinci itu malah menepuk nepukan kaki kecilnya pada telapak tangan Yeonjun. Kemudian menaruh kaki nya yang sebelah lagi dan lanjut menepuk nepukan kedua kaki kecilnya itu ke telapak tangan calon tuannya ribut, seakan meng-iyakan.

Hello, ddubin! - yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang