WUSHH
"Kamu gapapa? Mana yang sakit, hm? Bilang sama Yeonjun biar Yeonjun obatin"
Sesaat setelah Ddubin, kelinci buntal itu membuka matanya setelah pingsan selama beberapa jam, Yeonjun dengan segera mengubah bentuknya demi mengecek keadaannya.
Si rambut pirang berujar khawatir dengan tangan mengelus pipi buntalannya yang sekarang sudah berubah bentuk. Bersyukur karena saat dilihat lihat, wajah Soobin masih mulus tanpa ada lebam sedikit pun.
"Yeonjun! Soobin-akh!"
Yeonjun buru buru mengecek tangan Soobin karena manusia jadi jadian itu meringis tiba tiba saat lengannya bergerak terlalu cepat.
Dan Yeonjun melihat ada lebam yang cukup besar di lengan bagian atas tangan kanan Soobin. Ia meringis. Ternyata kelinci manusianya ini tidak baik baik saja.
"Mana lagi yang sakit hm? Bilang sama Yeonjun" Yeonjun berujar khawatir sembari menangkup pipi Soobin yang kini malah menatapnya dengan pandangan berbinar.
"Yeonjun!"
"Iya? Mana lagi yang sakit?"
Dan jawaban Soobin malah membuat Yeonjun serasa ingin membuatnya menjadi kelinci panggang saja. "Yeonjun! Tadi Soobin, pyuuuuuu terbang! Soobin, tadi, terbang! Soobin, terbang, lagi! Yeonjun lagi! Soobin terbang!"
Disaat Yeonjun yang sudah mengkhawatirkannya setengah mati, yang dikhawatirkan malah mengoceh tidak jelas dengan bibir mengerucut dan lengannya juga sibuk memeragakan apa yang ia ceritakan.
Dan yang paling membuat Yeonjun sebal adalah, Soobin malah menganggap dirinya yang ditendang itu sebagai sebuah kegiatan yang bernama terbang.
Yeonjun terbangkan ke Pluto mau, Soobin?
"Itu bukan terbang, Soobin"
Soobin malah menggeleng ribut. "Soobin terbang, Yeonjun! Soobin lagi! Terbang, lagi!"
Mengabaikan Soobin yang terus terusan mengoceh ingin terbang, Yeonjun mengecek bagian tubuh lain manusia jadi jadian itu. Takut masih ada bagian yang luka.
Tapi, kelinci itu memang tidak berniat membantunya. Ia terus terusan bergerak random walaupun beberapa kali meringis sakit.
"Soobin, diem"
"Yeonjun-"
"Soobin"
Mendengar Yeonjun yang berkata seperti itu membuat Soobin cemberut. Telinga kelincinya yang ternyata sudah kembali ikut menurun kebawah beriringan dengan Soobin yang memalingkan wajahnya. Hum!
Yeonjun menghela nafasnya. Kelincinya pundung. Tapi tak apa, ini demi kebaikannya.
Yeonjun mendudukan Soobin diatas sofa. Ia pun mendudukan dirinya disebelah kanan si bongsor dan menyingkap kaos bagian pinggang yang sedang dipakai Soobin.
Yeonjun hanya mengecek, tidak ada niat lebih kok. Iya, Yeonjun hanya mengecek, kalau kalau ada lebam lain yang menghinggapi bagian kanan tubuhnya itu.
Iya, Yeonjun hanya mengecek.
Percaya tidak?
:)
"Aww! Shh"
"Sakit?"
Yeonjun meringis saat mengusap pinggang Soobin dan si empu yang mendesis karena usapannya. Sesakit itu?
"Yeonjun obatin ya?" Soobin masih keukeuh tidak mau melihat ke arah Yeonjun. Walaupun sekarang ia mulai merasa sakit di beberapa bagian tubuhnya.
"Hei. Jangan marah dong. Hm?" Yeonjun mengusap pucuk kepala Soobin yang kini, telinga kelincinya itu turun bukan karena ia yang masih marah, tetapi karena luka lebam yang mulai terasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, ddubin! - yeonbin
FanfictionYeonjun tidak pernah tahu, kalau kelinci yang dia bawa dari tempat penampungan hewan itu bukan kelinci 'yang sebenarnya' *** "Hai, Ddubin. Semoga kita bisa jadi temen baik ya" Kelinci putih dengan sedikit corak coklat itu memiringkan kepalanya lucu...