Sesulit apapun kehidupan kita pasti pada akhirnya akan berlalu, dan kebahagiaan akan datang. Jadi percayalah dan anggap semua kesulitan sebagai mimpi buruk sementara
-Chela POV-
Tidak terasa hari ini aku pulang kembali ke rumah ku setelah sekian lama menghirup aroma rumah sakit yang membuatku bosan. Begitu tiba dirumah aku segera memasuki kamar ku untuk membaringkan diri ku. Ya, aku ada di rumah cowok asing itu. dan orang tua ku juga sudah kembali meninggalkan Indonesia.
Hari ini ntah kenapa rasanya aku sangat bosan dan ingin berjalan-jalan keluar. Aku keluar dari kamar ku dan turun kembali ke lantai 1. Di ruang tamu aku melihat cowok itu sedang duduk sambil mengerjakan beberapa lembar dokumen pekerjaan nya.
Aku ingin memanggilnya namun tidak ada suara yang bisa keluar dari mulutku. Dia kemudian menyadari kehadiran ku dan menolehkan kepala nya ke arah ku.
"Ada apa ?" tanya nya
"Itu.. hmm.. bisa nggak lo ajak gue keluar ? gue lagi pengen jalan-jalan nih," ujar ku
Ku lihat ia tersenyum tipis dan merapihkan kertas-kertas di depannya dan berdiri kemudian menggandeng tangan ku.
"Ayo, kita pergi," ujar nya
Kami kemudian berjalan menuju mobil nya dan segera meninggalkan pekarangan rumah. Di perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti kami. Aku sebenarnya penasaran kemana dia kan membawa ku. tapi aku kembali tidak bisa berbicara. ada yang aneh dengan debaran jantung ku. Ini tidak normal.
Ku lirik cowok disebelah ku yang sedang sibuk menyetir. jujur saja ia terlalu tampan dan semakin dilihat semakin membuat ku penasaran. apakah cowok ini benar-benar punya hubungan dengan ku ?
perjalanan kami ditempuh selama 2 jam dengan keheningan, dan begitu tersadar kami telah sampai di sebuah pantai. dengan pemandangan sunset yang begitu indah membuat mata ku menatap takjub ciptaan Tuhan ini. Aku turun dari mobil dan berjalan diatas pasir untuk semakin menikmati pemandangan ini.
"Gimana? indah ?Kamu suka?" tanya cowok itu
"Ya, sangat indah." jawab ku.
-Dilson POV-
Melihat wajahnya yang bahagia membuat ku tersenyum sambil terus melihat nya.
"Ya, cantik sekali," ujar ku tanpa sadar sambil teur menatap nya. ia menolehkan wajahnya ke arah ku danmembuat ku segera membuang muka. sial pasti wajah ku sudah merah sekarang ini.
"Darimana kamu tau ada tempat seperti ini ?" tanya nya.
"Mungkin kamu tidak tahu, tapi dulu ketika aku kecil aku bersama seorang perempuan bermain bersama disini, ini adalah tempat favorit kami berdua," ujar ku sambil tersenyum kecil begitu mengingat moment kebersamaan kami dulu ketika kami masih kecil.
Aku bisa lihat wajah Chela yang berubah menjadi kecewa. Apa ada yang salah ? apa aku melakukan kesalahan ?
"Apakah dia perempuan yang special bagi mu ?" tanya nya pelan namun tidak sambil menatap ku, matanya malah menatap pasir dibawahnya.
" Ya, tentu saja ia sangat special dan sangat berarti bagi ku. Aku juga sangat mencintai dia sampai sekarang," ucap ku tanpa keraguan sedikit pun.
Mendengar ucapan ku membuat wajah Chela menjadi murung dan ia tidak membalas apa-apa.
"Ada apa ? " tanya ku padanya.
"Kalau kamu memang mencintai perempuan itu, kenapa tidak dia saja yang kamu ajak kesini? kenapa kamu malah mengajak aku ? aku benci kamu!" ujar nya di sertai wajahnya yang berkaca- kaca.
Aku bingung sendiri dengan kondisi yang tiba-tiba seperti ini. Tunggu, apa ini berarti Chela mengira perempuan yang aku maksudkan adalah orang lain.
"Tunggu! apa kamu tidak tahu siapa perempuan itu ?" tanya ku sambil memeggangi bahu nya.
"Aku tidak tahu dan tidak peduli dengan dia!" ujarnya sambil berteriak kesal ke arah ku.
Aku berusaha menahan tawa ku melihat ekspresi marah dan cemburu nya ini,a pakah ia sedang cemburu dengan dirinya sendiri ?
"Kenapa kamu malah ketawa ? apakah ini waktu yang tepat untuk kamu malah menertawai aku? dasar kamu cowok jahat dan gak punya hati aku benci! " ujar nya semakin emosi begitu melihat aku tertawa.
Sepertinya kesalahpahaman ini harus segera ku akhiri dari pada membuat masalah yang lebih panjang lagi.
"Perempuan itu kamu.." ujar ku.
Dia terdiam dan berhenti menangis begitu mendengar jawabanku.
"Kamu mungkin gak ingat, tapi dulu kan waktu kita kecil, kita sering menghabiskan waktu bersama untuk bermain disini," tambah ku lagi
Bisa kau lihat pipi nya memerah seperti orang malu dan itu membuat aku tertawa lepas karena sikap nya.
"A.. Aku mana inget! lagian kamu yang buat aku salah paham! " ujarnya dengan nada lucu.
aku benar-benar tertawa melihat wajah cemberut nya itu. seandainya saja kita bisa seperti ini terus selamanya. Andai waktu ku di dunia ini bisa lebih lama. pasti aku kan menjadi orang paling bahagia di dunia ini karena memiliki kamu.
-Chela POV-
Sial. aku mana ingat kalau waktu kecil pernah kesini dan dia juga gak jelasin dengan benar sih jadi bikin aku slah paham, aku tadi pakai nangis segala lahi kan malu banget. haduhh. tapi syukurlah ternyata perempuan itu bukan orang lain. Padahal tadi begitu aku mendengarnya hati ku sakit sekali. Tapi begitu mengetahu bahwa perempuan yang dimaksud itu adlah diri ku, membuat hati ku langsung lega.
Mungkinkah aku telah jatuh hati kepada nya ? tapi mana mungkin ?padahal aku tidak bisa mengingat nya tapi kenapa aku bisa jatuh cinta kepada nya semudah ini .
"Ya, udah kita cari makan dulu yuk sebelum pulang. Hari ini udah mulai gelap," ajak nya sambil menggandeng tangan ku.
Aku membalas nya dengan sebuah anggukan dan kemudian kita kembali menaiki mobil dan menuju salah satu restoran yang tak jauh dari pantai tadi.
"Kamu mau makan apa ?" tanya nya pada ku.
"Aku spaggeti aja sama orange juice," ujar ku.
Dilson pun memesan makanan kami dan sambil menunggu aku menikmati pemandangan didepan kami. walau ditutupi dengan kaca tapi tidak menghilangkan keindahan pantai di depan ku.
"Kamu suka banget ya sama pantai ?" tanya Dilson membuat ku menolehkan kepala ku dan membalas dengan sebuah anggukan singkat.
"Kalau gitu nanti kita nikah nya di pantai aja, gimana? " ujarnya dengan santai.
Mendengar ucapan nya membuat pipi ku langsung bersemu merah. bagaimana bisa cowok didepan ku ini dengan santai nya mengucapkan kata nikah padahal aku sendiri aja baru menjadi mahasiswa semester 3, gimana bisa aku nikah di usia semuda ini.
"Aku gak mau nikah muda," ujar ku .
Aku melihatnya hanya tersenyum pahit dan menganggukan kepalanya. Ada apa sih sebenarnya? aku tidak mengerti kenapa ia suka bersikap aneh seperti tu tiba-tiba.
Makanan kami pun sampai dan kami memakan dalam keheningan. Begitu selesai makan aku memutuskan untuk pergi ke toilet sebentar. begitu aku hendak kembali ke meja makan kami langkah ku terhenti saat melihat Dilson dengan wajah pucat nya buru-buru meminum obat di tangannya. melihat nya seperti itu membuat langkah ku terhenti.
apakah ia sakit? jujur saja aku menjadi sangat cemas dan langsung menghampiri nya.
Wajahnya terlihat kaget saat aku menghampiri nya.
"Apa kamu sakit ?" tanya ku khawatir.
"aku sebenarnya...."
HOLLA.. MAAF UDAH LAMA GAK DILANJUTIN AKU AKAN USAHAIN UNTUK MENAMATKAN CERITA INI, JADI TETEP TUNGGUIN YA DAN MAAF KALAU BANYAK TYPO, JANGAN LUPA DI KASIH LOVE NYA YA.... SEE YOU NEXT PART! :D
-Chela & Dilson-
KAMU SEDANG MEMBACA
Chela & Dilson (Hiatus)
RomanceSequel dari My possesive boyfriend --------------- "Ingat, sekali milik ku selama nya kamu tidak akan bisa lepas dari ku,"ujar nya begitu melepas ciuman nya. Aku pun hanya mengangguk dan kemudian dari sini aku bisa melihat mommy dan daddy yang meman...