“Kak Radith.”
Kali ini dia hanya menatap gue tajam.
“Aku mau ke toilet.”
“Nggghh toilet di dapur rusak, lu pake toilet yang di musholla aja.”
“Dimana?”
“Musholla depan gang sana.”
“GILA!”
“Sebenernya ada sih toilet di kamar gue.”
“Anterin”
Kak Radith pun mengantar gue sampai masuk ke dalam kamarnya. Memasuki kamar lelaki untuk yang pertama kali nya membuat pikiran gue liar, tapi gue tetep memiliki feeling yang baik terhadap kak Radith.
Sesaat sebelum gue membuka pintu kamar mandi, kak Radith yang tadinya diam, menerobos masuk ke kamar mandi dan mendorong gue keluar. “BENTAR”
Detik kemudian dia menutup pintunya dengan keras dan sekitar lima belas detik, kak Radith keluar dengan muka sok cool nya, dan dibelakangnya ada sesuatu yang ia sembunyikan entah apa itu. Kalo dipikiran gue sih kayaknya sabun batangan dengan bolongan ditengah yang biasa gue liat di meme buat cowok cowok yang suka coli.
“Apa itu?”
“Kepo, sana cepet. Jangan lama lama.”
“Mmmm” gue masih menatapnya dengan wajah nakal.
“Apaansi.”
“Sabun ya?”
“Hah?”
“Dasar cowok, hihi”
“Apasih, udah buruan.”
“Iya deh iya, ternyata kak Radith normal.” Gue langsung meninggalkan kak Radith yang mencak mencak kebingungan.
“GUE NORMAL APAAN SIH ANZEEENGG”

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMENIN GUE MAKAN MALEM YOK!
Teen FictionKisah kegabutan gadis remaja yang minta di temenin makan malem