Dengan bermodalkan ke sok tau an gue, akhirnya gue menemukan rumah kak Radith.Meskipun gue harus memanfaatkan Ardi, orang yang udah lama suka sama gue, untuk jadi pengganti ojol gue. Maaf Ardi, tapi ini semua demi masa depan gue yang shinning shimmering splendid.
Setelah melepas helm milik Ardi, gue berterima kasih kepadanya, dia sih gatau kalo gue mau ketemu sama gebetan gue jadi dia senyum-senyum aja bahkan dia menawarkan diri untuk menjemput gue lagi. Gue meringis, mengingat ini adalah perbuatan kejam dalam sejarah perbudakan cinta.
Kemudian dia pergi setelah gue melambaikan tangan dan gue menolak dengan halus tawarannya untuk menjemput gue.
Gue melangkah dengan mantap ke pelaminan, alias ke rumah calon suami. Gue menatap gerbang kayu ber cat hitam, dan gue menemukan sebuah bel di sana, tanpa berpikir panjang gue memencet bel tersebut.
Beberapa menit kemudian seseorang membuka gerbang nya. Senyum di bibir gue mengembang.
"Hai kak!" sapa gue dengan mata berbinar dan cengiran yang selalu otomatis tercetak ketika bertemu kak Radith.Kak Radith melongo, saat dia hendak menutup gerbangnya lagi gue segera melompat mendekati nya, melewati garis perbatasan.
"Lo?!"
"Iya?"
Tak mau menanggapi kak Radith yang masih terbengong bego, gue mendorongnya dan menerobos masuk ke dalam rumah, namun segera ditarik oleh kak Radith.
"Heh! Lo ngapain kesini?!"
"Mmm, silaturahmi kelamin?"
Kak Radith melotot, lalu menjitak kepala gue. Hal selanjutnya adalah bagian dari favorite gue, kak Radith ngakak.
"Naek apa lo kesini?"
"Naek gajah terbang."
Lagi, kak Radith terlihat sedang menahan senyum geli nya.
"Mama ada?" Tanya gue.
"Lagi ikut arisan keluarga. Lo tunggu sana aja, lantai masih basah, gue mau lanjut ngepel dulu." Ucapnya, menunjuk sebuah gazebo di ujung kiri rumahnya.
"Uwaw! kak Radith ngepel rumah? Bener-bener ya! Ckckck." Gue menggeleng-gelengkan kepala. Bener-bener idaman banget, batin gue.
"Bener-bener apa?"
"Bener-bener cocok jadi budak." Ledek gue, membuat kak Radith kembali tergelak.
"Haha anjing, lu cepet kesana atau muka lu yang gua pel."
"Iyaa iya." Lalu gue berjalan menuju gazebo rumah kak Radith.
Gue melihat-lihat sekitar, sepi. Tapi lebih sepi lagi hati ini. Gue menarik napas panjang, melihat kak Radith yang sedang mengepel lantai dengan cara yang seksi dari kejauhan.
Hingga seseorang yang lain membuka gerbang, gadis cantik berperawakan lebih berisi dari gue yang kerempeng, berambut ikal panjang sepunggung, dengan hot pants dan sweater trendy. Bingzuuiy. Siapa cewek cantik sialan itu?!
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMENIN GUE MAKAN MALEM YOK!
TeenfikceKisah kegabutan gadis remaja yang minta di temenin makan malem