2

17 2 0
                                    

"Kenapa semua orang yang Jesslyn sayang ninggalin Jesslyn? Jesslyn cuma mau ngabisin waktu Jesslyn buat bahagia sama orang yang Jesslyn sayang," ucap Jesslyn.

"Berhenti menangisi orang yang membuat lo nangis," ucap Angga.

"Angga, kenapa seakan-akan gue yang jadi pengganggu dihidup Aksa? Gue punya alasan untuk pergi dan kembali, gue kembali karena Aksa," ucap Jesslyn.

"Mungkin Aksa perlu waktu untuk maafin lo, lo harus percaya kalau Aksa masih cinta sama lo. Nggak mungkin Aksa bisa move on dari cinta pertamanya," ucap Angga.

"Makasih, lo udah nenangin gue," ucap Jesslyn.

"Sama-sama, Jeje," ucap Angga.

"Jeca bukan Jeje, Jesslyn cantik bukan Jesslyn jelek," ucap Jesslyn.

"Jesslyn yang waktu SMP cupu dan selalu dibully Aksa? Terus diselamatin sama teman Aksa yang baik hati dan tidak sombong itu?" Ucap Angga.

"Masih ingat aja lo, emang baek dah temen gue ini. Waktu gue dibully Aksa cuma lo yang nyelamatin gue," ucap Jesslyn.

"Kok malah flashback ya, harusnya kita itu party buat ngerayain kedatangan lo," ucap Ali. Ali dan Revan menghampiri mereka.

"Betul juga, gimana kalau kita pulang sekolah ke mall?" Usul Revan.

"Bukannya pulang sekolah Aksa nyuruh kumpul di markas Adipora?" Tanya Ali.

"Adipora? Aksa masih ikut gangster itu lagi?" Tanya Jesslyn.

"Iya, Jes. Bahkan sekarang ketuanya itu Aksa," ucap Revan.

"Bukannya gue udah ngelarang kalian buat ikut gangster itu lagi, tapi kenapa kalian masuk lagi? Itu bahaya buat kalian, kalau terjadi apa-apa gimana?" Revan, Ali dan Angga hanya tersenyum mendengarkan omelan Jesslyn. Mereka sangat merindukan momen ini, dulu Jesslyn selalu mengomeli mereka jika mereka bertindak ceroboh.

"Kalian kenapa malah senyum-senyum? Gue lagi serius," ucap Jesslyn.

"I miss you, Jeca," ucap Angga, Revan dan Ali bersamaan.

"Walaupun lo bukan pacar dari sahabat kami lagi, lo tetep jadi sahabat kita," ucap Revan.

"Lo tau Jes, waktu lo pergi nggak ada yang ngomelin kita lagi, nggak ada yang marahin kita kalau bolos," ucap Ali.

"Iya, Jes. Yang paling penting, nggak ada yang neraktir kita lagi," ucap Revan. Dan dihadiahi tatapan tajam dari kedua temannya.

"Traktiran mulu yang dipikirin," ucap Ali menoyor kepala Revan.

"Nanti istirahat gue traktir, gue mau masuk kelas dulu," ucap Jesslyn.

"Yoi, see you,"

*****

Jesslyn sedang berjalan dikoridor sekolah menuju kantin, tapi ada yang aneh dengan tatapan para siswa. Jika tadi pagi dengan tatapan kagum akan kecantikkan Jesslyn namun sekarang dengan tatapan benci dan jijik.

"Mereka kenapa natap aku kayak gitu ya? Perasaan pagi tadi baik-baik aja," batin Jesslyn.

"Kalau gue sih jadi dia mendingan gue nggak balik aja sekalian," ucap seorang siswi.

"Oh jadi ini yang hampir buat hubungan Kak Cilla sama Kak Aksa rusak,"

"Cantik sih tapi sayang PHO,"

"Dasar jalang,"

"Nempel sana sini mulu,"

"Nyari bule ganteng kali dia,"

"Anjir jijik gue sama jalang,"

Jesslyn mempercepat jalannya, ia sudah muak mendengar semua kata-kata pedas yang dilontarkan oleh siswa-siswi disini. Memang dulunya Jesslyn juga sering dibully oleh Aksa tapi setelah Aksa jatuh cinta dan berhenti membully Jesslyn, tidak ada yang berani membully Jesslyn lagi karena Aksa selalu menjaganya.

Jesslyn mengunci dirinya ditoilet, ia menumpahkan air matanya. Jesslyn menelpon Angga.

"Kenapa, Je?"

"Tolongin gue, Ngga," ucap Jesslyn.

"Jes, lo sekarang dimana?"

"Gue ditoilet, please suruh mereka berhenti ngatain gue jalang,"

"Gue kesana sekarang,"

Lalu Angga mematikan telponnya sepihak. Tak lama kemudian Angga dan Ali ke toilet.

"Jes, ini gue sama Ali," ucap Angga. Jesslyn membuka pintu toilet.

"Lo diapain sama mereka, Jes?" Tanya Angga.

"Mereka ngatain gue perusak hubungan Cilla sama Aksa. Gue takut gue bakalan dibully lagi," ucap Jesslyn.

"Lo tenang aja, Je. Gue sama yang lain akan jagain lo, nggak akan ada yang boleh ngebully lo lagi," ucap Ali.

"Gue harap semua kayak dulu lagi," ucap Jesslyn.

KEMBALI UNTUK BERTAHAN #NNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang