5

8 2 5
                                    

Markas Adipora...

"Gue minta bantuan ke kalian buat ngejagain Cilla, karena sekarang William mulai ngincar Cilla lagi," ucap Aksa.

"Nanti biar gue sama yang lain buat bagi tugas ngejagain Cilla," ucap Bagas, Anggota Adipora.

"Harus ada yang jagain Jesslyn juga," ucap Angga.

"Dia nggak ada urusannya sama Adipora," ucap Aksa datar.

"Ini bukan masalah Genk, gue cuma nggak mau sahabat gue kenapa-kenapa kalau William tau Jeca itu orang yang dulunya paling disayangi sama musuhnya," ucap Angga.

"Ini bukan masalah Jeca, kita lagi ngebahas Cilla," ucap Aksa.

"Kalau gitu biar gue, Ali sama Revan yang jagain Jeca," ucap Angga.

"Terserah, gue nggak peduli," ucap Aksa lalu pergi.

_______

Jesslyn berjalan sendirian dipinggir jalan, ia baru saja pulang dari rumah teman kelasnya untuk mengerjakan tugas kelompok. Awalnya Jesslyn ingin pulang naik taksi tapi karena sudah larut malam taksi sudah tidak ada yang lewat.

Tiba-tiba ada segerombolan genk motor menghadangnya, Jesslyn memberanikan dirinya untuk menatap ketua dari genk motor itu.

"Kalian mau apa?" Tanya Jesslyn.

"Lo anak SMA Adipati kan?" Tanya William, ketua genk motor itu.

"Iya, kenapa?" Tanya Jesslyn.

"Gue mau lo jadi mata-mata gue, lo harus kasih tau gue semua aktivitas Adipora di sekolah," ucap William.

"Nggak, gue baru pindah ke SMA Adipora jadi gue nggak tau seluk beluk Genk itu," ucap Jesslyn.

"Kalau lo nggak mau, gue pastiin hidup lo nggak bakalan tenang," ucap William mencekal dagu Jesslyn kasar.

"Lepasin gue, gue nggak mau," ucap Jesslyn. William mengeratkan cekalannya.

"Lepasin cewek itu," ucap Aksa dengan wajah sangarnya. William menatap tajam Aksa.

"Cabut," William dan genk motornya langsung pergi.

Arka menatap Jesslyn dengan wajah datarnya, ia melihat leher Jesslyn yang sedikit memerah akibat ulah William.

"Pulang," ucap Aksa singkat.

"Iya," Jesslyn berjalan mendekati Aksa perlahan lalu masuk ke mobil Aksa.

Aksa mengantarkan Jesslyn sampai ke rumah dengan selamat.

"Makasih," ucap Jesslyn setelah keluar dari mobil Aksa.

"Hm," lalu Aksa melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Jesslyn tersenyum miris menatap mobil Aksa yang semakin menjauh.

"Seseorang yang berharga dihidupku akan berubah menjadi orang asing dalam sekejap,"~Jeca~

******

"Aksa, kemaren kamu nganterin Jesslyn pulang?" Tanya Cilla.

"Iya, maaf aku nggak ngasih tau kamu," ucap Aksa.

"Aku takut kamu berpaling dari aku, Sa. Tolong kamu pilih yang lebih berharga dihidup kamu, aku nggak mau cuma jadi penghalang antara kamu sama Jesslyn," ucap Cilla.

"Maksud kamu apa sih, Cil?" Tanya Aksa.

"Aku mau kamu lupain Jesslyn dan mulai semuanya sama aku, bukannya aku maksain kamu tapi ini demi kebaikan kita, Sa. Jauhin Jesslyn demi aku," ucap Cilla menatap Aksa penuh mohon.

"Aku akan jauhin Jesslyn demi kamu, aku bakalan maafin Jesslyn dan nyelesein semua masalah," ucap Aksa.

"Makasih, Sa. Kamu udah mau ngertiin perasaan aku," ucap Cilla.

"Iya, sayang," ucap Aksa memeluk Cilla.

*****

"Jes, Aksa nungguin lo tuh diluar," ucap Feri. Jesslyn langsung keluar dan menghampiri Aksa yang sedang menunggunya.

"Kenapa, Sa?" Tanya Jesslyn dengan senyum manisnya.

"Gue maafin lo," ucap Aksa.

"Serius? Makasih, Sa. Gue seneng lo udah mau maafin gue," ucap Jesslyn.

"Tapi gue minta lo nggak masuk dalam kehidupan gue lagi, gue udah punya kehidupan yang baru tanpa adanya pengganggu kayak lo. Dan tanpa lo gue bisa hidup dengan tenang, gue mau semuanya berakhir disini JESSLYN CARASA," ucap Aksa penuh penekanan. Jesslyn tidak dapat berkata-kata lagi, lidahnya kelu untuk membalas ucapan Aksa hatinya sangat sakit sekarang. Air mata Jesslyn jatuh dari pipinya.

KEMBALI UNTUK BERTAHAN #NNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang